•  
  •  
 

Abstract

Princess fairy tales have made the Disney Corporation so famous. At fi rst, Disney princesses were white skinned. As time goes by, Disney started fi lming animated movies with colored princesses. In 2009, Disney released a movie based on an African-American princess named Tiana in ‘The Princess and the Frog’ (2009). Ambiguities in terms of understanding black appear in the fi lm. To help analyzing this movie, Barthes’ semiotics theory will be used. By using that theory, the writer proposes that on one hand, Disney conveys that America has become “color blind,” but on the other, blacks are positioned as lower class. This movie refl ects Disney’s belief in what is true and ideal about the American society, but here we see that the notion “all men are created equal” writt en in the declaration of Independence is not fully implemented in the American society.

Bahasa Abstract

Dongeng putri yang diproduksi oleh Disney1 telah menjadi salah satu jenis cerita yang membuat perusahaan Disney sangat terkenal. Stereotip putri-putri yang diproduksi oleh Disney pada awalnya berkulit putih. Seiring waktu, Disney mulai membuat film-film animasi dengan putri yang berwarna. Pada tahun 2009 Disney membuat putri dari ras Afrika-Amerika bernama Tiana melalui film The Princess and the Frog (2009). Namun ada ambiguitas yang tercermin dalam penggambaran karakter blacks dalam film ini. Untuk membantu menganalisa film ini, penulis menggunakan teori semiotika Barthes. Dengan teori tersebut penulis menunjukkan bahwa di satu sisi Disney menampilkan Amerika yang sudah “buta warna”, namun disisi lain, dalam cerminan masyarakat yang ideal ini, blacks tergambarkan dalam strata sosial rendah. Film ini merefleksikan apa yang dipercayai oleh Disney mengenai apa yang benar dan ideal dalam masyarakat Amerika, namun dalam film ini, kita dapat melihat bahwa gagasan “semua manusia diciptakan sederajat” yang ditulis dalam deklarasi kemerdekaan Amerika, tidak sepenuhnya diterapkan dalam masyarakatnya.

Share

COinS