Abstract
After the collapse of the Sunda Kingdom in the 16th century, most of its territory was controlled by the Islamic Mataram Kingdom. The occupation of Islamic Mataram in the ethnic Sundanese area in fact left behind several metal inscriptions known as piyagĕm. This study specifically examines the oldest piyagĕm found in the Priangan area, namely Piyagĕm Cikĕruh from Garut Regency. Based on the assumption that every inscription that is king is a symbol of power, this study focuses on science which is a symbol of power relations in Piyagĕm Cikĕruh. This study was conducted with the aim of finding the meaning of the symbols of the power relations. The results of this study are then downloaded that Piyagĕm Cikĕruh uses Islamic religious elements and Javanese-Sundanese cultural identity as symbols of power relations. These symbols are related to the meaning of the cultural hegemony of the Islamic Mataram Kingdom towards its rule in Priangan
Bahasa Abstract
Setelah runtuhnya Kerajaan Sunda pada abad ke-16, sebagian bekas wilayah kekuasaannya masuk ke dalam kekuasaan Kerajaan Mataram Islam. Pendudukan Mataram Islam di daerah etnis Sunda ini meninggalkan beberapa prasasti logam yang dikenal sebagai piyagĕm.. Penelitian ini secara khusus mengkaji piyagĕm Mataram Islam tertua yang ditemukan di daerah Priangan, yaitu Piyagĕm Cikĕruh dari Kabupaten Garut. Berdasarkan asumsi bahwa setiap prasasti yang dikeluarkan raja merupakan simbol relasi kuasa, kajian ini berfokus pada pengungkapan simbol-simbol relasi kuasa yang terkandung di dalam Piyagĕm Cikĕruh. Kajian ini dilakukan dengan tujuan menemukan makna dari simbol-simbol relasi kuasa itu, agar nantinya dikaitkan dengan sejarah pendudukan Mataram Islam di Priangan. Hasil dari penelitian ini kemudian memperlihatkan bahwa Piyagĕm Cikĕruh menggunakan unsur keagamaan Islam dan identitas budaya Jawa-Sunda sebagai simbol relasi kuasa. Simbol-simbol tersebut berkaitan dengan makna hegemoni budaya Kerajaan Mataram Islam terhadap daerah kekuasaannya di Priangan.
References
Alnoza, Muhamad. 2021. “Pendekatan Politik Sultan Abu Al-Mahasin dan Sultan Mahmud Badaruddin II di Lampung pada Abad XVII Dan XIX M.” Berkala Arkeologi 41, no. 2: 215–232.
———. 2022. “Piyagĕm Sukapura (1641 M): Geopolitik Kerajaan Mataram Islam di Priangan.” Amerta 40, no. 2 (December): 179–192. https://doi.org/10.55981/amt.2022.119.
Alnoza, Muhamad, and Agus Aris Munandar. 2020. “Upaya Pemberian Makna terhadap Prasasti Berbentuk Stambha dari Jawa Tengah (Abad IX-X Masehi).” Universitas Indonesia.
Boechari dan A.S. Wibowo. 1985. Prasasti Koleksi Museum Nasional Jilid I. Jakarta: Museum Nasional Jakarta.
Casparis, Johannes Gijbertus de. 1975. Indonesia Palaeography: A History of Writing in Indonesia. Leiden: Handbuch der Orientalistik III.
Cohen, Abner. 1969. “Political Anthropology: The Analysis of the Symbolism of Power Relations.” Man 4, no. 2: 215–235. https://doi.org/10.2307/2799569.
Damais, Louis-Charles. 1995. “Epigrafi Islam di Asia Tenggara.” dalam Epigrafi dan Sejarah Nusantara: Pilihan Karangan Louis-Charles Damais, 167–222. Jakara: EFEO.
Fadhilah, Rohhimah Nur, dan I Gusti Ngurah Tarawiguna. 2019. “Kajian Epigrafi pada Piagem Kesultanan Palembang.” Humanis 23, no. 3: 209. https://doi.org/10.24843/jh.2019.v23.i03.p07.
Graaf, Hermannus Johannes de. 2020a. Awal Kebangkitan Mataram: Masa Pemerintahan Senapati. Yogyakarta: Mata Bangsa.
———. 2020b. Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung. Jakarta: Matabangsa.
Gunawan, Aditia, dan Arlo Griffiths. 2021. “Old Sundanese Inscriptions: Renewing the Philological Approach.” Archipel: Études Interdisciplinaires Sur Le Monde Insulindien 101: 131–207.
Hernawan, Wawan, dan Ading Kusdiana. 2020. Biografi Sunan Gunung Jati: Sang Penata Agama Di Tanah Sunda. Bandung: LP2M Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.
Holle, Karel Frederik. 1864. “Pijagem van Den Vorst van Mataram.” Tijdschrift Voor Indische Taal-. Land-En Volkenkunde XIII: 492–496.
Hudayat, Asep Yusup. 2023. “Mênak Kajajadén Dalam Wacana Estetis.” Kabuyutan: Jurnal Kajian Ilmu Sosial dan Humaniora Berbasis Kearifan Lokal 2, no. 2: 124–131.
Kulsum, Umi. 2020. “Penguasaan Undak Usuk Bahasa Sunda untuk Meningkatkan Sopan Santun.” Caraka : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Serta Bahasa Daerah 9, no. 3: 143–148.
Kurniawati, Deffi, dan Sri Mulyani. 2012. Daftar Nama Marga/Fam, Gelar Adat, Dan Gelar Kebangsawanan Di Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Lasmiyati, Lasmiyati. 2015. “Kopi di Priangan Abad XVIII-XIX.” Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 7, no. 2: 217. https://doi.org/10.30959/patanjala.v7i2.94.
Mardiana, Dwi Ira Ningrum Ana. 2019. “Variasi Kata ‘Bagaimana’ dalam Bahasa Jawa di Wilayah Perbatasan Kabupaten Malang dan Blitar.” Nusa 14, no. 3: 398–404.
Maulana, Ratnaesih. 1994. Data Ikonologis dalam Prasasti Jawa Kuna (Suatu Uraian Deskriptif). Laporan Penelitian Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok.
Mehrad, A. dan M.H.T. Zangeneh. 2019. “Comparison between Qualitative and Quantitative Research Approaches: Social Science.” International Journal For Research In Educational Studies 5, no. 7: 1–7.
Munandar, Agus Aris. 2019. “Bentuk-Bentuk Prasasti Batu: Upaya Interpretasi Makna.” Kalpalata: Data dan Interpretasi Arkeologi, 69–106. Jakarta: Wedatama Widyasastra.
Nastiti, Titi Surti, dan Hasan Djafar. 2017. “Prasasti-Prasasti dari Masa Hindu Buddha (Abad Ke-12-16 Masehi) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.” Purbawidya: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi 5, no. 2: 101–116. https://doi.org/10.24164/pw.v5i2.115.
Pitsoe, Victor J. 2023. “A Critical Analysis of the Power Theories of Foucault, Bourdieu, and Habermas in the Context of Higher Education Research.” Communication and Management 9: 19–30. https://doi.org/10.5281/zenodo.
Putut, Danur, and Hanif Fitri Yantari. 2023. “Ketib Anom: Etika dan Kepribadian Guru Bijaksana dalam Serat Cebolek.” Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan 11, no. 2: 373–391.
Ricci, Ronit. 2015. “Reading a History of Writing: Heritage, Religion and Script Change in Java.” Itinerario 39, no. 3: 419–435.
Saputra, Karsono. 2020. Serat Anglingdarma: Suntingan Teks dan Analisis Motif Kutukan. Jakarta: Perpusnas Press.
Schrieke, B.J.O. 2016. Kajian Historis Sosiologis Masyarakat Indonesia: Penguasa dan Kerajaan Jawa pada Masa Awal. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sugiono, Muhadi. 2006. Kritik Antonio Gramsci terhadap Pembangunan Dunia Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suhadi, Machi, and M.M. Soekarto. 1986. “Berita Penelitian Arkeologi No.37 (Laporan Penelitian Epigrafi Jawa Tengah).” Jakarta.
Susanti, Ninie. 2017. “Airlangga: his Relations To Kings in South and South-East Asia.” Paradigma, Jurnal Kajian Budaya 4, no. 1: 1. https://doi.org/10.17510/paradigma.v4i1.155.
Susanti-Yulianto, Ninie. 1996. “Prasasti sebagai Data Sejarah Kuna.” Depok.
Yuliati, Ria, Sajarwa, and Daru Winarti. 2024. “Do Royal Servants of Ngayogyakarta Hadiningrat Palace Speak Bagongan Language?: Bagongan Vocabularies and Its Role.” Journal of Research and Innovation in Language 6, no. 2: 160–179.
Zaedin, Muhamad Mukhtar. 2019. “Kajian Teks Naskah Gandoang Wanasigra Sindangkasih Ciamis.” Tamaddun 7, no. 1: 135–168.
Zakaria, Mumuh Muhsin. 2011. Priangan dalam Arus Dinamika Sejarah. Bandung: Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat Press
Recommended Citation
Alnoza, Muhamad. 2025. PIYAGĔM CIKĔRUH (1631 M): SIMBOL RELASI KUASA KERAJAAN MATARAM ISLAM DI PRIANGAN. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya 15, no. 2 (August). 10.17510/paradigma.v15i2.1401.
Included in
Archaeological Anthropology Commons, Art and Design Commons, Fine Arts Commons, History Commons, Library and Information Science Commons, Linguistics Commons, Philosophy Commons
