•  
  •  
 

Abstract

The Limola language is a minority language spoken in South Sulawesi Province. Based on the number of speakers, which ranges between 100 and 600, the Limola language is at risk. This situation underscores the urgent need for preservation efforts. One approach to preserving the language is by assessing its vitality. The assessment of the Limola language aims to evaluate its current status and identify factors contributing to its vitality. These findings will inform future language preservation strategies. The study employs a descriptive qualitative method, with data collection techniques including observation, interviews, and focus group discussions. Data analysis is based on UNESCO’s nine language vitality factors. The results indicate that Limola is classified as critically endangered, primarily because the To Limola community predominantly uses the Tae language for daily communication. The Limola language is mainly spoken by middle-aged and older generations, with limited documentation available. This highlights the urgent need for written resources as part of preventive measures to avoid its extinction.

Bahasa Abstract

Bahasa Limola merupakan bahasa minoritas yang dituturkan di Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan jumlah penuturnya, yang berkisar antara 100 hingga 600 orang, bahasa Limola berada dalam kondisi terancam. Situasi ini menekankan perlunya upaya pelestarian yang mendesak. Salah satu pendekatan untuk melestarikan bahasa ini adalah dengan melakukan penilaian vitalitas bahasa. Penilaian bahasa Limola bertujuan untuk mengevaluasi kondisi saat ini dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi vitalitasnya. Temuan ini akan menjadi dasar bagi strategi pelestarian bahasa di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan diskusi kelompok terfokus (FGD). Analisis data mengacu pada sembilan faktor vitalitas bahasa dari UNESCO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Limola diklasifikasikan sebagai bahasa yang sangat terancam punah, terutama karena komunitas To Limola lebih sering menggunakan bahasa Tae dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa Limola umumnya dituturkan oleh generasi paruh baya dan generasi tua, dengan dokumentasi bahasa yang sangat terbatas. Hal ini menyoroti kebutuhan mendesak akan sumber daya tertulis sebagai langkah preventif untuk mencegah kepunahan di masa depan.

References

Agus, Nuraidar. 2019. Kajian Vitalitas Bahasa Limola. Makassar: Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan.

Agus, Nuraidar, Jerniati and Herianah. 2021. Sistem Morfologi Bahasa Limola. Makassar: Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan.

Arisnawati, Nurlina, Musayyedah, and Syamsul Rijal. 2021. Penyusunan Sistem Sintaksis Bahasa Limola. Makassar: Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2019. Bahasa Dan Peta Bahasa Di Indonesia. 6th ed. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

_______. 2020. Petunjuk Teknis Kajian Vitalitas Bahasa. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Budiono, Satwiko, Retno Handayani, and Sri Winarti. 2023. Vitalitas Bahasa Lampung Di Pekon Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat. In Linguistik Indonesia 41 no. 1, 59–74. https://doi.org/10.26499/li.v41i1.389.

Creswell, John W. 2014. Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches. Fourth. California: Sage Publications.

F. Wibowo, Sarwo. 2014. Vitalitas Bahasa Enggano Di Pulau Enggano. In Ranah: Jurnal Kajian Bahasa 3 no. 1, 1. https://doi.org/10.26499/rnh.v3i1.6.

Garing, Jusmianti, Nuraidar Agus, Nurlina Arisnawati, and Ramlah Mappau. 2021. Sistem Fonologi Bahasa Limola/Phonology System in Limola Language. In Aksara 33 no. 1, 153. https://doi.org/10.29255/aksara.v33i1.671.153-168.

Hanawalt, Charlie, Bryan Varenkamp, Carletta Roche, and Dave Eberhard. 2015. A Guide for Planning the Future of Our Language. Edited by Herly Hanawalt. Preliminar. Dallas, Texas: SIL International. http://www.leadimpact.org/language#the-future-of-our-language.

Harvey, Joan. 2014. Qualitative Descriptive Research. In Scholarly Inquiry and the DNP Capstone, edited by Cheryl Holly. New York, NY: Springer Publishing Company. https://doi.org/10.1891/9780826193889.0005.

Inayatusshalihah, NFN, and Miranti Sudarmaji. 2020. Bahasa Adang Di Pulau Alor: Kajian Vitalitas Etnolinguistik. In Ranah: Jurnal Kajian Bahasa 9 no. 2, 212. https://doi.org/10.26499/rnh.v9i2.2933.

Kula, Mahmud Lampena To. 2019. Kamus Bahasa Limola. Masamba: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Luwu Utara.

Kurniawati, Wati. 2019. Vitalitas Bahasa Retta Di Pulau Ternate, Kabupaten Alor. In Vitalitas Beberapa Bahasa Di Indonesia Bagian Timur, edited by Multamia R.M.T. Lauder, 81—123. Jakarta: LIPI Press.

Labrada, Jorge E. Rosés. 2015. The Mako Language: Vitality, Grammar and Classification. The University of Western Ontario.

Lauder, Multamia RMT. 2019. Vitalitas Beberapa Bahasa Di Indonesia Bagian Timur. Jakarta: LIPI Press.

Maricar, Farida and Ety Duwila. 2017. Vitalitas Bahasa Ternate Di Pulau Ternate. In Jurnal Etnohistori 4 no. 2, 136—151. https://doi.org/10.33387/jeh.v4i2.1003.

Masfufah, Nurul. 2021. Keterancaman Vitalitas Bahasa Tunjung Akibar Kontak Bahasa Di Desa Ngenyan Asa, Kabupaten Kutai Barat. In Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pengajarannya 1 no. 2, 229–48. https://doi.org/10.22515/tabasa.v1i2.2589.

Narayanan, R. Karthick. 2019. Assessing Language Endangerment: A Methodological Review. In Language in India19 no. 7, 128—145.

Pemerintah Desa Sassa. 2021. Profil Desa Sassa. Desa Sassa: Pemerintah Desa Sassa.

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. 2018. Pokok Pikiran Kebudayan Daerah Kabupaten Luwu Utara. Kota Masamba: Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. 2018. Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2018. Makassar: Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2018 Tentang Kebijakan Nasional Kebahasaan Dan Kesastraan. 2018.

UNESCO. 2003. Language Vitality and Endangerment. Paris: UNESCO Ad Hoc Expert Group on Endangered Languages.

Yulianti, Andi Indah, Hastianah, and Asri Nur Hidayah. 2021. Konservasi Sistem Ortografi Bahasa Limola. Makassar: Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan.

Share

COinS