Abstract
The design of costumes holds a crucial role in visualizing the social status of characters in Javanese dance. By employing symbolic systems, costume design conveys this status to the audience. This study investigates the relationship between costume design and the depiction of social status in Javanese dance at Pura Mangkunegaran. Utilizing a qualitative methodology with an ethnocoreological approach, the research draws on a literature review as its primary data source. This review involves analyzing various documents, photographs, and videos. The findings indicate that accessories and attributes within costume design are integral to the symbolic system that represents social status. As an ethnic dance, the costume design in Mangkunegaran dance embodies the ethical and ethno-aesthetic values of the community, reflecting the life, worldview, and cultural expressions of the Javanese people. These values may evolve over time as the community’s perspectives shift.
Bahasa Abstract
Desain kostum memegang peran penting dalam memvisualisasikan status sosial karakter dalam tari Jawa. Melalui penggunaan sistem simbolik, desain kostum menyampaikan status ini kepada penonton. Studi ini meneliti hubungan antara desain kostum dan visualisasi status sosial dalam tari Jawa di Pura Mangkunegaran. Dengan menggunakan metodologi kualitatif dan pendekatan etnokoreologi, penelitian ini mengandalkan tinjauan pustaka sebagai sumber data utamanya. Tinjauan ini melibatkan analisis berbagai dokumen, foto, dan video. Temuan menunjukkan bahwa aksesori dan atribut dalam desain kostum berperan penting dalam sistem simbolik yang merepresentasikan status sosial. Sebagai tarian etnis, desain kostum dalam tari Mangkunegaran mencerminkan nilai-nilai etika dan etno-estetika dari komunitasnya, yang menggambarkan kehidupan, pandangan dunia, dan ekspresi budaya masyarakat Jawa. Nilai-nilai ini dapat berubah seiring dengan perubahan perspektif komunitas.
References
Alasuutari, Pertti. 1995. Researching Culture: Qualitative Methods and Cultural Studies. SAGE Publications.
Anggarani, Widha Ayu, and Yohanis Franz La Kahija. 2016. Makna Menjadi Penari Jawa: Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis. Jurnal Empati 5, no. 2 (April): 402–407 https://doi.org/10.14710/empati.2016.15427.
Azizi, Asmaul Farida, and Purwati Anggraini. 2020. Ricikan as Representation of Character Figure on Puppets and Its Development Efforts. Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya 10, no. 1 (January- June): 31–44. https://doi.org/10.26714/lensa.10.1.2020.31-44.
Barnard, Malcolm. 2011. Fashion sebagai Komunikasi: Cara Mengkomunikasikan Identitas, Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender.Trans. Idy Subandy and Yosal Iriantara. Yogyakarta: Jalasutra.
Berek, Dominikus Isak Petrus. 2014. Fashion sebagai Komunikasi Identitas Sub Budaya (Kajian Fenomenologis terhadapKomunitas Street Punk Semarang). Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi 3, no. 1 (January): 56–66. https://doi.org/10.14710/interaksi.3.1.56-66.
Bhatia, Reena, and Muktai Sathe. 2014. Handmade Patola of Surendranagar, India: Marketing Through E-Commerce. InInternational Conference on Innovative Trends in Multidisciplinary Academic Research 1, ed. Ahmed Saddam, 469–476. Turkey: Global Illuminators.
Billah, Alfitazki Aulia, Sabila Bunga Dariana, and Ilma Sawindra Janti. 2022. Chanoyu dan Patehan Tradisi Minum Teh Dua Negara Berbeda. Multikutura 1, no. 3 (July-September): 397–410.
Brakel, Clara. 1991. Seni Tari Jawa: Tradisi Surakarta dan Peristilahannya. Trans. Mursabyo. Jakarta: ILDEP- RUL.
Brakel, Clara. 1993. Character Types and Movement Styles in Traditional Javanese Theatre. In Performance in Java and Bali: Studies of Narrative, Theatre, Music, and Dance, ed. Bernard Arps, 59-72. University of London: School of Oriental and African Studies.
Condronegoro, Mari S. 1995. Busana Adat Keraton Yogyakarta 1877-1937: Makna dan Fungsi dalam Berbagai Upacara.Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Cumming, Valerie, Cunnington, C. W., and Cunnington, P. E. 2017. The Dictionary of Fashion History. New York: Bloomsbury Publishing Plc.
Dwikurniarini, Dina. 2012. Simbolisme Seni dalam Budaya Jawa di Era Global: Suatu Kajian dari Batik dan Tari Klasik GayaYogyakarta. Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah 6, no. 1 (January): 1–13. https://doi.org/10.21831/moz.v6i1.3474.
Fibiona, Indra, and Suwarno. 2018. R. M. Jayadipura, Maestro Budaya Jawa 1878-1939: Sebuah Biografi.
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta.
Fidelia, Rafika, and Dendi Pratama. 2018. Busana Kerajaan Tokoh Gatotkaca Wayang kulit Purwa Gaya Surakarta. VisualHeritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya 1, no. 1 (September-December): 78–81. https://doi.org/10.30998/vh.v1i01.18.
Fitriana, Octavia Nur, and Eko Sugiarto. 2021. Kajian Estetik Kostum Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Eduarts: Journal of Arts Education 10, no. 2 (May): 47–54. https://doi.org/10.15294/eduarts. v10i2
Geertz, Clifford. 1974. The religion of Java. University of Chicago Press.
Gunawan, Iwan. 2022. Desain Tokoh Wayang Gatotkaca: Perbandingan Desain Karakter Tokoh Gatotkaca Karya R.A. Kosasih,Oerip, Is Yuniarto dan Afif Numbo. In Dasa Citta Desain: Desainer sebagai Pencipta Nilai 2, ed. I Wayan Mudra, I Nyoman LarryJulianto, and Ida Ayu Dyah Maharani, 21–42. Denpasar: UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar
Guntur. 2019. Inovasi pada Morfologi Motif Parang Batik Tradisional Jawa. Jurnal Seni & Budaya Panggung 29, no. 4 (October-December): 373-390. http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v29i4.1051
Hadi, Y. Sumandiyo.2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Hapsari, Indri, and Donie Fadjar Kurniawan. 2021. Kostum Pertunjukan Wayang Orang Serial Mahabarata Gaya Surakarta.Texture: Art & Culture Journal 4, no. 2 (December): 63–72. https://doi.org/10.33153/texture.v4i2.4208
Hartono. 2000. Seni Tari dalam Persepsi Masyarakat Jawa. Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 1, no. 2 (September-December):48–61. https://doi.org/10.15294/harmonia.v1i2.844
Haryono, Sutarno. 2012. Implementasi Konsep Langendriya Mandraswara terhadap Seniman Muda. Jurnal Seni & BudayaPanggung 22, no. 1 (January-March): 94–106. http://dx.doi.org/10.26742/panggung. v22i1.38
Hendariningrum, Retno, and M. Edi Susilo. 2008. Fashion dan Gaya Hidup: Identitas dan Komunikasi. Jurnal Ilmu Komunikasi 6, no. 1 (April): 25–32. https://doi.org/10.31315/jik.v6i1.38kl
Holt, Claire. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. Trans. R. M. Soedarsono. Bandung: MSPI.
Hu, Jianbo. 2022. The Commodity Value and Artistic Value of Cultural Creative Costume Accessories Design. Journal ofSociology and Ethnology 4, no. 10 (November): 109–117. https://dx.doi.org/10.23977/ jsoce.2022.041015
Jazuli, Muhammad. 2014. Sosiologi Seni: Pengantar dan Model Studi Seni. Yogyakarta: Graha Ilmu. Jazuli, Muhammad. 2016. Peta Dunia Seni Tari. Semarang: Farishma Indonesia.
Kawendrasusanto, Kuswadji. 1981. Tata Rias dan Busana Tari Gaya Yogyakarta. Mengenal Tari Klasik Gaya Yogyakarta, ed. FredWibowo, 164-176. Yogyakarta: Dewan Kesenian Propinsi DIY.
Kayam, Umar. 1981. Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.
Kristie, Sella, Tessa Eka Darmayanti, and Sriwinarsih Maria Kirana. 2019. Makna Motif Batik Parang sebagai Ide dalam Perancangan Interior. Aksen: Journal of Design & Creative Industry 3, no. 2 (April): 57–69. https://doi.org/10.37715/aksen.v3i2.805
Kurniyawan, Andika Wahyu, and Usrek Tani Utina. 2019. Makna dan Fungsi Ricikan pada Busana Wayang wong GayaSurakarta. Jurnal Seni Tari 8, no. 2 (November): 176–185. https://doi.org/10.15294/jst. v8i2.32477
Mayangsari, Octafiana. 2018. Batik pada Busana Tari Bedhaya Semang di Keraton Yogyakarta. Bachelor’s Thesis. Faculty ofLanguage and Arts, Yogyakarta State University.
Maziyah, Siti. 2020. Dari Motif “Koin” dan Paţola Menjadi Kawung dan Nitik: Akulturasi Kain Impor Menjadi Kain Tradisional diKeraton Yogyakarta. In Proceeding Simposium Internasional Busana dan Peradaban di Keraton Yogyakarta, 24–41.Yogyakarta: Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat
Murdihastomo, Ashar. 2021. Iconography Analysis of Flower and Animal Ornaments on The Prabhamandala of Shiva Statue ofThe National Museum Indonesia. Berkala Arkeologi 41, no. 2 (May-November): 177–194. https://doi.org/10.30883/jba.v41i2.621
Narawati, Tatik. 2003. Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa. Bandung: P4ST UPI.
Ngatinah. 2008. Karakter Busana Kebesaran Raja Surakarta dan Yogyakarta Hadiningrat Periode 1755– 2005. Journal ofVisual Art and Design 2, no. 2 (July):173–196. https://doi.org/10.5614/itbj.vad.2008.2.2.5
Pamardi, Silvester. 2017. Teroka Tari Gaya Surakarta. Surakarta: ISI Press.
Patriantoro, Teguh Hartono. 2020. Fungsi dan Makna Desain Karakter Wayang Potehi dengan Lakon Shi Jin Kwie. Jurnal Seni & Budaya Panggung 30, no. 1 (January-March): 1–16. http://dx.doi.org/10.26742/ panggung.v30i1.728
Pebrianti, Sestri Indah. 2013. Makna Simbolik Tari Bedhaya Tunggal Jiwa. Harmonia: Journal of Arts Research and Education 13, no. 2 (December), 120–131. https://doi.org/10.15294/harmonia.v13i2.2778
Prabowo, Wahyu Santosa, Hadi Subagyo, Soemaryatmi, and Katarina Indah Sulastuti. 2007. In Sejarah Tari Jejak Langkah Tari di Pura Mangkunegaran. Surakarta: ISI Press.
Pramutomo, R. M. 2022. Wayang Wong Gaya Yogyakarta: Ritual, Seremonial, dan Milenial. Yogyakarta: UPTD Taman BudayaDinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Prasetyawati, Happy, and Yesica Verawaty Sitinjak. 2022. Fashion sebagai Media Komunikasi Non Verbal dalam MenunjukkanIdentitas Diri. Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Widya Komunika 12, no. 1 (April): 15–33. https://doi.org/10.20884/1.wk.2022.12.1.5572
Pribadi, Putut Bayu. 2011. Dinamika Wayang Orang Mangkunegaran dari Istana ke Publik (1881–1895). Bachelor’s Thesis. Faculty of Literature and Fine Arts, Universitas Sebelas Maret.
Putri, Rimasari Pramesthi, Wahyu Lestari, and Sri Iswidayati. 2015. Relevansi Gerak Tari Bedaya Suryasumirat sebagai Ekspresi Simbolik Wanita Jawa. Catharsis: Journal of Arts Education 4, no. 1 (August): 1–7. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis/article/view/6820
Raffles, Thomas Stamford. 2014. The History of Java. Trans. Eko Prasetyaningrum. Yogyakarta: Narasi.
Rahapsari, Satwika. 2021. The Quest of Finding the Self in the Bedhaya: Unravelling the Psychological Significance of the Javanese Sacred Dance. Culture & Psychology 28, no. 3 (September): 413–432. https://doi.org/DOI: 10.1177/1354067X211047441
Rahmi, Anis, Andies Maftu Khanan, and Aminuddin Maharani Abdullah. 2021. Tipografi Motif Batik Parang Curigo Kraton Yogyakarta. Deskomvis: Jurnal Ilmiah Desain Komunikasi Visual, Seni Rupa dan Media 2, no. 1 (March): 43–52. http://dx.doi.org/10.38010/dkv.v2i1.33
Reid, Anthony. 2014. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450–1680: Jilid I Tanah di Bawah Angin. Trans.nMochtar Pabotingi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Riyanto, Bedjo. 2005. Gaya Indies: Gaya Desain Grafis Indonesia Tempo Doeloe. Journal of Visual Communication Design Nirmana 7, no. 2 (July): 134–143. https://doi.org/10.9744/nirmana.7.2.
Samboyo, Sunarmo Hatmo, trans. 1989. Pathokan Beksan Mangkunegaran. Collection of Rekso Pustoko Pura Mangkunegaran G. 188.
Saraswati, Niken. 2016. Paguyuban Batik Sekar Nitik Kembangsongo, Desa Trimulyo, Bantul Tahun 2000–2015: Tinjauan Sejarah dan Perkembangannya. Avatara: E-Journal Pendidikan Sejarah 4, no. 3 (October): 593–608. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/15316
Sawitri. 2020. Nilai Pendidikan Karakter pada Tari Bedhaya Cempe Karya Wasi Bantala sebagai Pandangan Hidup MasyarakatJawa. Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian, dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan 7, no.3 (November): 83–92. https://doi.org/10.26858/sosialisasi. v0i2.15978
Sedjati, Djadjang Purwo, and SP. Gustami. 2005. Busana Tari Bedhaya Ketawang: Ragam Hias dan Makna Simboliknya. Humanika 18, no. 2 (April): 273–282.
Soedarsono, R. M. 1997. Wayang Wong: Drama Tari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss.
Sukardi, R. Ay. Amy. 2008. Deskripsi Busana Adat Puro Mangkunegaran Surakarta. Collection of Rekso Pustoko Pura Mangkunegaran H. 346.
Sunaryadi. 2013a. Aksiologi Tari Bedhaya Kraton Yogyakarta. Kawistara: The Journal of Social Sciences and Humanities 3, no. 3 (December): 227–334. https://doi.org/10.22146/kawistara.5221
______. 2013b. The Value of Yogyakarta Palace Dances: Relevance to the Nation Character Nurturing. Millah: Journal of Religious Studies 12, no. 2 (February): 377–405. https://doi.org/10.20885/millah.volxii. iss2.art4
Suwarno, Bambang, Timbul Haryono, R. M. Soedarsono, and Soetarno. 2014. Kajian Bentuk dan Fungsi Wanda Wayang kulitPurwa Gaya Surakarta, Kaitannya dengan Pertunjukan. Gelar: Jurnal Seni Budaya 12, no. 1 (July): 1–10. https://doi.org/10.33153/glr.v12i1.1487
Syarafa, Dhimas Abdillah, Lisa Adhrianti, and Eka Vuspa Sari. 2020. Fashion sebagai Komunikasi Identitas Sosial Mahasiswa FISIP Universitas Bengkulu. Jurnal Kaganga: Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora 4, no. 2 (October): 1–10. https://doi.org/10.33369/jkaganga.4.2.20-29
Tomioka, Michi. 2022. The Influence of the Panji Tales on the Lyrics of Bedhaya Ketawang. Dewa Ruci: Jurnal Penciptaan danPengkajian Seni 17, no. 2 (December): 71–77. http://dx.doi.org/10.33153/dewaruci.v17i2.4147
Trisnawati, Tri Yulia. 2011. Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi. Jurnal The Messenger3, no. 1 (July): 36–47. https://doi.org/10.26623/themessenger.v3i2.268
Widagdo, Jati. 2018. Struktur Wajah, Aksesoris serta Pakaian Wayang kulit Purwo. In Jurnal Suluh 1, no. 1 (February): 33–55. https://ejournal.unisnu.ac.id/JSULUH/article/view/691
Widyastuti, Sri Harti. 2015. Latar Sosial dan Politik Penggunaan Busana Adat dan Tatakrama di Surakarta dalam Serat TatakramaKedhaton. Jurnal Ikadbudi: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra dan Budaya Daerah 4, no. 10 (October): 1–10. https://doi.org/10.21831/ikadbudi.v4i10.12017
Widyastutieningrum, Sri Rochana. 2017. Gladhen dalam Seni Pertunjukan Tari Tradisional Jawa. Sabda: Jurnal KajianKebudayaan 12, no. 2 (December): 107–115. https://doi.org/10.14710/sabda.12.2.107-115
Wigaringtyas, Silih, and Suminto A.Sayuti. 2022. The Leadership Values of Bedhaya Mintaraga Dance of Yasan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono X.International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding 9, no. 7 (July): 140–146. https://doi.org/10.18415/ijmmu.v9i7.3798
Wijanarko, Fajar. 2021. Wastra-Langkara: Literasi Busana Bangsawan Yogyakarta. Jakarta: Perpusnas Press.
Winaya, Atina. 2019. Gaya Seni Arca Mataram Kuno: Dokumentasi Arca 3 Dimensi Digital Photogrammetry. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Wolff, Janet. 1993. The Social Production of Art. New York: New York University Press.
Recommended Citation
Sriyadi, Sriyadi -, R.M. Pramutomo, Yoni W. Sari, and Luh Elvina. 2024. COSTUME DESIGN AND SOCIAL STATUS VISUALIZATION IN JAVANESE DANCE AT PURA MANGKUNEGARAN. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya 14, no. 3 (December). 10.17510/paradigma.v14i3.1426.