•  
  •  
 

Abstract

Canthik Kiai Rajamala is one of the heirlooms owned by the Keraton Kasunanan Surakarta. There are two Canthik Kiai Rajamala, each stored in the Keraton Surakarta Museum and the Radya Pustaka Museum. Surakarta is the only region traversed by the Bengawan Solo River that possesses a canthik, making it a distinctive and unique cultural heritage for the people of Surakarta. This research addresses the issue of how the meaning and value construction of Canthik Kiai Rajamala can be interpreted through Pierce's semiotic triangle theory. Additionally, this study examines how contemporary Surakarta society perceives the Canthik Kiai Rajamala. The objective of this research is to identify the cultural meanings and values of Canthik Kiai Rajamala, which are preserved in the Keraton Surakarta Museum and the Radya Pustaka Museum. The interpretation of the object involves the community’s perspective on CanthikKiai Rajamala, from its creation and use to its current status as a museum artifact. This study also focuses on the local wisdom system of Surakarta society in interpreting the cultural traditions associated with Canthik Kiai Rajamala, and its relationship with the environment and local customary community.

Bahasa Abstract

Canthik Kiai Rajamala merupakan salah satu pusaka yang dimiliki oleh Keraton Kasunanan Surakarta. Terdapat dua Canthik Kiai Rajamala yang masing-masing disimpan di Museum Keraton Surakarta dan Museum Radya Pustaka. Surakarta menjadi satu-satunya wilayah yang dialiri oleh Sungai Bengawan Solo yang memiliki canthik, menjadikannya warisan budaya yang khas dan unik bagi masyarakat Surakarta. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana konstruksi makna dan nilai Canthik Kiai Rajamala berdasarkan teori semiotika segitiga makna dari Pierce. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji bagaimana persepsi masyarakat Surakarta masa kini terhadap Canthik Kiai Rajamala. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna dan nilai budaya dari Canthik Kiai Rajamala yang disimpan di Museum Keraton Surakarta dan Museum Radya Pustaka. Pemaknaan objek melibatkan pandangan masyarakat terhadap Canthik Kiai Rajamala dari proses pembuatan, penggunaan, hingga menjadi koleksi museum. Penelitian ini juga berfokus pada sistem kearifan lokal masyarakat Surakarta dalam memaknai tradisi budaya terkait Canthik Kiai Rajamala serta hubungannya dengan lingkungan dan masyarakat adat setempat.

References

Álvarez, Asunción and Tom Ritchey. 2015. Applications of General Morphological Analysis: From Engineering Design to Policy Analysis. In Acta Morphologica Generalis 4 no. 1: 1–40.

Amrullah, Muhammad. 2015. Representasi Makna Simbolik dalam Ritual Perahu Tradisional Sandeq Suku Mandar di Sulawesi Barat. Skripsi Sarjana S1 Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.

Arganata, Taufan Rifa'i. 2018. Kajian Makna Simbolik dalam Kirab Malam 1 Suro Keraton Kasunanan Surakarta. Skripsi Sarjana S1 Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Darma, Surya. 2022. Pengantar dan Konsep Semiotika. In Pengantar Teori Semiotika (Muhammad Ali Mursid Alfathoni Ed) :1–14. Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia.

Darmodipuro, Soehadi dan Soeharto Hartoto. 1993. Kiai Rojomolo. Sukoharjo: Dinas Pariwisata Kabupaten Dati II Sukoharjo.

Embon, Debyani. 2019. Sistem Simbol dalam Upacara Adat Toraja: Rambu Solo Kajian Semiotik. In Jurnal Bahasa dan Sastra 4 no. 2: 1–10.

Faridi, Komar. 2017. Dinamikan Kerajaan Mataram Islam Pasca Perjanjian Giyanti 1755 – 1830. Skripsi Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.

Fink, Arlene. 2005. Conducting Research Literature Reviews: From the Internet to Paper, 2nd ed. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.

Kosasih, Engkos Abubakar. 1995. Lukisan Gua di Sulawesi Bagian Selatan: Refleksi Kehidupan Masyarakat Pendukungnya. Thesis Magister S2 Fakultas Sastra Universitas Indonesia Depok.

Kominfo Logo dan Maskot Asean Para Games XI Solo 2022 Penuh Makna Jawa ‘Berjuang Untuk Kesetaraan’”, m.kominfo.go.id, 12 Oktober 2023, https://m.kominfo.go.id/content/detail/43109/logo-dan-maskot-asean-para-games-xi-solo-2022-penuh-makna-jawa-berjuang-untuk-kesetaraan/0/artikel_gpr, (accessed on September 19, 2024).

Antara News. 2022. Mengenal "Rajamala" maskot ASEAN Para Games 2022, 5 Juli 2022 , https://www.antaranews.com/infografik/2978881/mengenal-rajamala-maskot-asean-para-games-2022. (Accessed on September 19, 2024).

Mulyadi, Tubagus and Slamet. 2019. Bergada Rajamala Semanggi. In Acintya Jurnal Penelitian Seni Budaya, 11 no. 2: 121–128.

Nugroho, Haris Fajar. 2019. Canthik Perahu Kyai Rajamala sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Dhapur Tombak. Thesis Non Peer Reviewed Book Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta.

Nuraini, Indah and Supriyanti. 2021. Budaya Duradasih, Sebuah Ekspresi Budaya pada Masa Sunan Pakubuwana III - IV di Keraton Surakarta. In Dance and Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, dan Wayang 4 no. 2: 78–87. https://doi.org/10.24821/dtr.v4i2.6452

Peirce, C. S. 1991. Peirce on signs: Writings on semiotic. UNC Press Books.

Pharayogi, Vicky Narendra. 2021. Latar Belakang Pembuatan Perahu Kyai Rajamala Milik Keraton Surakarta. Skripsi Sarjana S1 Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Pradipta, Made Prasta Yostitia. 2022. Analisis Prosesi Tradisi Kirab Pusaka Satu Sura Istana Mangkunegaran Surakarta. In Jurnal Ekonomi, Manajemen Pariwisata, dan Perhotelan 1 no. 1: 48−55. https://doi.org/10.55606/jempper.v1i1.191.

Rowley, Jennifer and Frances Slack. 2004. Conducting A Literature Review. In Management Research News 27 no. 6: 31-39. https://doi.org/10.1108/01409170410784185.

Simanjuntak, Truman. 2001. [Pleistocene Archaeology in East Asia] New light on the prehistory of the Southern Mountains of Java. Bulletin of the Indo-Pacific Prehistory Association 21:152−156. https://doi.org/10.7152/bippa.v21i0.11776.

Setiawan, Pindi. 1999. Gambar Cadas Borneo: Cerita dari Jaman yang Hilang. Jakarta: Dep. Pariwisata Seni dan Budaya Indonesia.

Soejono, Raden Panji. 1984. Jaman Prasejarah di Indonesia. In Sejarah Nasional Indonesia, Vol. I. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Susetya, Wawan. 2016. Empat Hawa Nafsu Orang Jawa. Yogyakarta: Penerbit NARASI.

Tanudirjo, Daud Aris. 1987. Laporan Penelitian Penerapan Etnoarkeologi di Indonesia. Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tjakraningrat. 1993. Buku Primbon – Betaljemur Adammakna. Solo: Soemodidjojo Mahadewa.

Triyogo, YB. Rahno. 2020. Râja Malla dan Rajamala dalam Wirataparwa. In Lakon: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang 17 no. 1: 54−64.

Wirta, I. W. 2022. Tokoh dan Model Semiotika. In Pengantar Teori Semiotika (Muhammad Ali Mursid Alfathoni (Ed)) : 47−59. Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia.

Share

COinS