Abstract
The various myth and taboos of ora ilok are familiar among several Javanese groups. The objective of this research is to understand generation Z’s perception of the Javanese myth and taboo ora ilok in Javanese society. This research employs the descriptive qualitative method, involving 76 respondents from various regions of Java such as Central Java, East Java, West Java, and the Special Region of Yogyakarta. The respondents were born between 1996 and 2005. Results show that the majority of respondents do not believe in the ora ilok myths. However, there is a different opinion from Generation Z. Some consider myths as a joke and treat them with scepticism, while a few still believe in these myths, viewing them as rules that must be followed, with potential repercussions for breaking them. Meanwhile, none of the respondents believes in the ora ilok taboo. Ora ilok is a Javanese term used to describe something which is not good and unethical due to its associated prohibitions. It is unwritten and serves as important rules of politeness, serving as a reminder for children, teenagers, and adults. There are values behind the word ora ilok, but the elders usually emphasize its negative consequences on the physical and mental well-being of those who violate these rules. This serves as a reminder for the Javanese to behave politely and respect the rights of others. However, there is a difference in the judgment of generation Z. Many of them no longer believe in ora ilok, while some view it as a joke and treat it with scepticism. However, these myths and taboos are gradually eroding in the new culture of this era.
Bahasa Abstract
Berbagai mitos dan pantangan ora ilok sudah tidak asing lagi di antara beberapa kelompok masyarakat Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami persepsi generasi Z terhadap mitos dan tabu ora ilok dalam masyarakat Jawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan melibatkan 76 responden dari berbagai daerah di Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Para responden lahir antara tahun 1996 dan 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mempercayai mitos ora ilok. Namun, ada pendapat yang berbeda dari Generasi Z. Beberapa menganggap mitos sebagai lelucon dan menyikapinya dengan skeptis, sementara beberapa lainnya masih mempercayai mitos tersebut dan menganggapnya sebagai aturan yang harus diikuti, dengan dampak yang potensial jika dilanggar. Sementara itu, tidak ada responden yang percaya pada pantangan ora ilok. Ora ilok adalah istilah dalam bahasa Jawa yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak baik dan tidak etis karena adanya larangan. Istilah ini tidak tertulis dan berfungsi sebagai aturan kesopanan yang penting, yang berfungsi sebagai pengingat bagi anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Ada nilai-nilai di balik kata ora ilok, tetapi para tetua biasanya menekankan konsekuensi negatifnya terhadap kesehatan fisik dan mental mereka yang melanggar aturan ini. Hal ini menjadi pengingat bagi orang Jawa untuk berperilaku sopan dan menghormati hak-hak orang lain. Namun, ada perbedaan dalam penilaian generasi Z. Banyak dari mereka yang tidak lagi percaya dengan ora ilok, sementara beberapa orang menganggapnya sebagai lelucon dan memperlakukannya dengan skeptis. Namun, mitos dan tabu ini perlahan-lahan terkikis dalam budaya baru di era ini.
References
Choiry, Siti Sulfa. 2017. Pantangan Anak Gadis dalam Budaya Madura di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Undergraduate Thesis. Universitas Jember. http://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/78802.
Hasbullah, Moeflich. 2017. Islam & Transformasi Masyarakat Nusantara. Jakarta: Kencana.
Herusatoto, Budiono. 2020. Mitologi Jawa. Lkis Pelangi Aksara.
Humaeni, Ayatullah. 2016. Mitos dan Taboo dalam Budaya Masyarakat Banten. Banten: Laboratorium Bantenologi IAIN Sultan Maulana Hasanuddin. http://repository.uinbanten.ac.id/4237/.
Indradewa, Didik. 2021. Etnoagronomi Indonesia. Depok: Penerbit Andi.
Islammia, Yatimmatul. 2018. Pitutur Sinandi Untuk Pendidikan Karakter Anak Berdasarkan Budaya Jawa Timur Indonesia. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya 12, no. 2: 159–165.
Kumar, Ranjit. 2014. Research Methodology: A Step-by-Step Guide for Beginners. New Delhi: SAGE Publications Asia-Pacific Pte Ltd.
Lelono, Bambang and Roch. Widjatini. 2019. Wujud Kearifan Lokal dalam Bentuk dan Fungsi Folklor Lisan Banyumas. Jurnal Lingua Idea 10, no. 2: 63–73. https://doi.org/10.20884/1.jli.2019.10.2.1581.
Mayasari, Ira. 2021. Mitos Ora Ilok dalam Pandangan Masyarakat Jawa Antara Kepercayaan dan Sanggahan Sebagai Bentuk Kesembronoan (Kajian Pragmatik). Wacana: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran 5, no. 2: 1–15. https://doi.org/10.29407/jbsp.v5i2.17480.
Miles, Matthew B., A. Michael Huberman, and Johnny Saldaña. 2018. Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. SAGE Publications.
Nasir, Afif Ainun. 2017. Mitos Larangan Makan di Depan Pintu Prespektif Hermeneutika: Studi Kasus Desa Mojosari Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Undergraduate Thesis. UIN Sunan Ampel Surabaya. http://digilib.uinsby.ac.id/28078/.
Perry, Fred L. 2017. Research in Applied Linguistics: Becoming a Discerning Consumer. New York: Taylor & Francis.
Ratmawati, Eka. 2017. Bentuk dan Makna Ungkapan Pantang Larang Komunitas Adat Desa Karang Pandan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA 4, no. 2: 116–124. https://doi.org/10.21067/jibs.v4i2.3178.
Ronda, Andi Mirza. 2018. Tafsir Kontemporer Ilmu Komunikasi: Tinjauan Teoretis, Epistemologi, Aksiologi. Tangerang: Indigo Media.
Sumarwan, Ujang, Herien Puspitawati, Agustinus Hariadi, Mochammad Mukti Ali, Muhammad Gazali, Sri Hartono, and Tara Farina. 2019. Riset Pemasaran dan Konsumen Seri: 2, editor Ujang Sumarwan. Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Winarti and Siti Hardiyanti Amri. 2020. Sastra Lisan sebagai Refleksi Kearifan Lokal dalam Menjaga Sikap, Perilaku, dan Etika. SABBHATA YATRA: Jurnal Pariwisata dan Budaya 1, no. 2: 139–156.
Yulianthi. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Deepublish.
Yusuf, A. Muri. 2017. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Zahara, Cut Rita, Haris Mustaqin, and Karla Amelia, editors. 2020. Cara Publik Berdamai dengan COVID-19. Minda Mahasiswa Indonesia. Book Series VI. Syiah Kuala University Press.
Zein, Umar and Emir El Newi. 2019. Buku Ajar Ilmu Kesehatan (Memahami Gejala, Tanda, dan Mitos). Yogyakarta: Deepublish.
Recommended Citation
Nur Fitria, Tira. 2023. GENERATION Z’s PERCEPTION OF JAVANESE ORAL TRADITION OF MYTH AND TABOO ORA ILOK IN JAVANESE SOCIETY. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya 13, no. 3 (December). 10.17510/paradigma.v13i3.1282.
Included in
Archaeological Anthropology Commons, Art and Design Commons, Fine Arts Commons, History Commons, Library and Information Science Commons, Linguistics Commons, Philosophy Commons