Abstract
The Pakpak ethnic group occupy two areas in North Sumatra, namely Dairi and Pakpak Bharat, and speak a language with its own set of characters called the Pakpak script. This study discusses the Pakpak script characteristics and writing materials, and provides a compiled description of the Pakpak community in the past based on written sources. The purpose of this study is to determine the characteristics of the Pakpak script and provide a historical description of the ethnic group based on written sources. This study uses the exploratory inductive reasoning model. Results show that the Pakpak and Batak scripts share similar characteristics. Stones and tree barks were the two main media on which the script was written. Based on historical records, the Pakpak people practiced animism with a unique burial system in which corpses were burned and the ashes were then placed in stone grave containers called perabuen. The livelihood system of the Pakpak community was dominated by rice farming. There was also a social system consisting of permangmang (the “oldest” clan) and persinabul(the “younger” clan), each of which had to respect each other and obey the existing rules.
Bahasa Abstract
Etnik Pakpak menempati dua wilayah di Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat. Penelitian ini membahas karakteristik aksara Pakpak, kaitannya dengan bahan atau media penulisan, serta gambaran masyarakat Pakpak di masa lalu berdasarkan sumber tertulis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik aksara Pakpak pada etnik Pakpak serta gambaran masyarakat Pakpak di masa lalu berdasarkan sumber-sumber tertulis. Penelitian ini menggunakan model penalaran induktif yang bersifat eksploratif. Survei dan wawancara merupakan dua hal yang akan dilakukan saat pengumpulan data. Kemudian data tersebut diklasifikasi berdasarkan inang surat dan anak surat, lalu dibandingkan dengan bentuk standar aksara Batak sehingga diketahui adanya persamaan dan perbedaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik aksara Pakpak hampir sama dengan aksara Batak secara umum, terdapat sedikit perbedaan bentuk. Terkait dengan media penulisan diketahui adanya 2 media yaitu batu dan kulit kayu yang juga dapat mempengaruhi perbedaan bentuk aksaranya. Terkait gambaran masyarakat Pakpak, diketahui bahwa di masa lalu masyarakat Pakpak menganut aliran animisme (pemujaan roh leluhur) dengan sistem penguburan dengan cara membakar mayat kemudian meletakkan abu jenazah tersebut dalam kubur batu yang disebut perabuen. Masyarakat Pakpak di masa lalu memiliki sistem mata pencaharian yaitu bertani padi dan sistem sosial yang menggambarkan keberadaan permangmang (marga tertua) dan persinabul (marga lebih muda), masing-masing harus saling menghormati dan mematuhi aturan yang ada.
References
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2023. KBBI Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/Beranda.
Bakker, S.J. 1972. Ilmu Prasasti Indonesia. Seri Risalah Pengantar Pengadjaran dan Peladjaran Sedjarah. Jogyakarta: Djurusan Sedjarah Budaja IKIP Sanata Dharma.
Boechari. 1977. Epigrafi dan Sejarah Indonesia. Majalah Arkeologi 1, no. 2: 1–40.
Collins, James T. 2009. Bahasa Sanskerta dan Bahasa Melayu. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Fatoni, Abdurrahman. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.
Giles, Howard dan Patricia Johnson. 1987. Ethnolinguistic Identity Theory: A Social Psychological Approach to Language Maintenance. The International Journal of the Sociology Language 68, 69–99.
Keraf, A. Sonny. 2014. Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan Bersama. Seri Filsafat Atmajaya 32. Yogyakarta: Kanisius.
Koentjaraningrat. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Press.
Kozok, Uli. 2009. Surat Batak. Sejarah Perkembangan Tulisan Batak Berikut Pedoman Menulis Aksara Batak dan Cap Si Singamangaraja XII. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
———. 1999. Warisan Leluhur Sastra Lama dan Aksara Batak. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Liliweri, Alo. 2009. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKiS.
Lorens, Bagus. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Manik, Mansehat. 2010. Muatan Lokal Adat Dekket Budaya Pakpak untuk Kelas 4 SD/MI. Medan: Mitra Medan.
Nasoichah, Churmatin. 2014. Kayu Alim (Aquilaria), Media Penulisan Pustaha Laklak di Sumatera Utara. Dalam Sumatera Utara: Catatan Sejarah dan Arkeologi, 28–43. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, eds. 2009. Sejarah Nasional Indonesia II. Pemutakhir. Jakarta: Balai Pustaka.
Rummens, Joanna W.A. 1993. Personal Identity and Social Structure in Saint Maartin: A Plural Identity Approach. Disertasi, York University.
Salviana, Vina D.S. 2016. Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Sosial Budaya. Dalam Sistem Sosial Budaya Indonesia, 1–38. Edisi ke-2. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Recommended Citation
Nasoichah, Churmatin, Ninny S. Tedjowasono, Tomson Sibarani, Mehammat B. Sekali, Wahyu R. Andhifani, and Lolita R. Lumban Tobing. 2023. KARAKTERISTIK AKSARA PAKPAK BERDASARKAN SUMBER TERTULIS DI DAIRI DAN PAKPAK BHARAT, SUMATERA UTARA. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya 13, no. 2 (August). 10.17510/paradigma.v13i2.1217.
Included in
Archaeological Anthropology Commons, Art and Design Commons, Fine Arts Commons, History Commons, Library and Information Science Commons, Linguistics Commons, Philosophy Commons