Abstract
Masyarakat pribumi di Amerika dan di bagian dunia yang lain menolak pendapat para teoretisi poskolonial bahwa kolonialisme telah berlalu meski efeknya masih dirasakan sampai sekarang. Bagi mereka, kolonialisme masih berjaya dan tetap mencengkeram kehidupan masyarakat pribumi yang hidup di tengah masyakat asing dominan di tanah milik mereka. Usaha-usaha menuju dekolonisasi telah dilakukan dari dulu sampai sekarang, dan bentuknya semakin beragam seiring berjalannya waktu. Makalah ini bermaksud menunjukkan bahwa usaha menuju dekolonisasi telah dilaksanakan oleh masyarakat pribumi Amerika semenjak proses kolonisasi dimulai. Analisa dipusatkan pada figur Two-Spirit, We’wha yakni figur individu pribumi yang memiliki identitas gender ganda. Bahwa masyarakat penjajah hanya mengakui adanya dua identitas gender merupakan suatu bentuk penjajahan yang senantiasa mendapat perlawanan dari masyarakat pribumi. Dengan demikian, usaha untuk menonjolkan gender alternatif merupakan suatu bentuk dekolonisasi yang signifikan karena binari gender merupakan bagian integral dari ilmu pengetahuan dan filsafat barat. Figur We’wha, tokoh Two-Spirit terkenal dari suku Zuni, membawa gender alternatif ini tepat ke tengah-tengah masyarakat elit Washington D.C. yang berpegang teguh pada oposisi gender yang ketat. Dengan menonjolkan perpaduan kualitas pria dan wanita dalam satu individu, We’wha menciptakan krisis epistemologi yang tidak bisa dipahami oleh masyarakat dominan Amerika. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat pribumi Amerika telah terlibat dalam proses dekolonisasi dalam berbagai bentuk, baik fisik, psikologis,maupun kognitif
Recommended Citation
Kristanto, Bayu. 2011. Two-Spirits and The Decolonization Of Gender. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya 1, no. 2 (July). 10.17510/paradigma.v1i2.9.