•  
  •  
 

Abstract

The Baduys are rice farming communities who rely on nature and the forest. Therefore, they keep and maintain their forests through customs and cultural practices. Dudungusan is preserved forest, prohibited for cultivation. Garapan is the land that can be processed into fields (huma), following the needs and rules of cultivation. Although the Baduys live in groups in small villages at the foot and slopes of hills or mountains, they keep and follow their local wisdom. This is evident from the review and the community activities that have been done earlier. There are records of the knowledge, views, and understanding of the old and young Baduys about forest conservation and identifying existing problems. The method used is the dissemination and sharing of knowledge. The results of the data collection and identification of the reference model of socialization, or carean, are used to understand the local knowledge about forest conservation. The Baduy residents in Kampong Balimbing who are involved in the research are the kokolot, or the class of older generation, whereas the youth group are participating in the process. In general, the activity is well-shared for both for the older and younger generation. In addition to this, the residents of other Baduy villages may learn from Kampong Balimbing’s wisdom.

Bahasa Abstract

Masyarakat Baduy merupakan masyarakat berladang padi dan hidup tergantung pada alam dan hutan. Karena itu, warga Baduy harus menjaga dan memelihara hutannya lewat adat dan praktik budaya. Dalam upaya pelestarian hutan itu, dikenal istilah hutan larangan, hutan dudungusan, dan hutan garapan. Hutan garapan dapat diolah warga menjadi ladang (huma), dengan memperhatikan kebutuhan dan aturan penggarapan. Walaupun masyarakat Baduy hidup sederhana secara berkelompok dalam kampung kecil di kaki dan lereng bukit/gunung, masih banyak warga yang memiliki kearifan lokal untuk diteladani. Keadaan itu terbukti dari hasil pengkajian dan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan kali ini bertujuan untuk mendata pengetahuan, pandangan, dan pemahaman golongan tua dan muda Baduy tentang pelestarian hutan, mengidentifikasi permasalahan yang ada. Cara pendekatan yang digunakan adalah sosialisasi dan sharing knowledge. Hasil dari pendataan dan identifikasi menjadi ancangan dalam penyusunan model sosialisasi kearifan lokal tentang pelestarian hutan. Warga Baduy di Kampung Balimbing yang terlibat adalah para kokolot (golongan generasi tua) sebagai narasumber dan golongan generasi muda sebagai peserta sosialisasi. Secara umum dampak dari kegiatan itu sangat dirasakan oleh warga Baduy, baik oleh generasi tua maupun generasi muda. Selain itu, diperoleh model sosialisasi yang dapat diterapkan pada warga Baduy di kampung yang berbeda.

Share

COinS