Abstract
The article entitled "Practice of Postdramatic Theater in Indonesia", is an examination of the practice of postdramatic theater in Indonesia in the 1990s to 2000s in Jakarta, Bandung, Yogyakarta, and even West Sumatra. This practice spawned generations that continue to grow and develop through aesthetics based on performance texts, outside of the conventional drama texts that we understand so far. Each theater community, regardless of whether it is postdramatic or not, has carried out an in-depth exploration and elaboration of all possible bodies, texts and artistic materials which are used as the main capital of performances. This study uses qualitative methods, with several theories, namely; historical theory and postdramatic theater theory. The process of composing, structure, and texture of postdramatic theater developed by Hans-Thies Lehmann is centered on the elements of text, space, time, body, and media depicted in the works of SAE Theatre, Grave Theater, Black-and-White Payung Theatre, Garage Theatre, and Black-White Art Community.
Bahasa Abstract
Artikel dengan judul “Praktik Teater Postdramatik di Indonesia”, merupakan telaah tentang praktik teater postdramatik di Indonesia dekade 1990-an sampai dengan tahun 2000-an di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, bahkan Sumatera Barat. Praktik ini, menelurkan generasi-generasi yang terus tumbuh dan berkembang melalui estetik-artistik yang berpijak pada teks pertunjukan, di luar dari teks naskah drama konvensional yang kita pahami selama ini. Masing-masing komunitas teater, terlepas dengan istilah postdramatik atau tidak, telah melakukan eksplorasi dan elaborasi yang mendalam atas segala kemungkinan tubuh, teks dan material artistik yang dijadikan sebagai modal utama pertunjukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan beberapa teori yaitu; teori sejarah dan teori teater postdramatik. Proses penggarapan, struktur, dan tekstur teater postdramatik yang dikembangkan Hans-Thies Lehmann berpusat pada elemen teks, ruang, waktu, tubuh, dan media tergambar dalam karya Teater SAE, Teater Kubur, Teater Payung Hitam, Teater Garasi, dan Komunitas Seni Hitam-Putih.
References
DAFTAR REFERENSI
Bodden, Michael. 2004. Kebutuhan Bicara yang Amat Perih. Dalam Teater Payung Hitam: Perspektif Teater Indonesia, ed. Rachman Sabur. Bandung: Kelir.
Fuchs, Elinor. 2008. Postdramatic Theatre by Hans-Thies Lehmann and Karen Jürs-Munby. TDR/The Drama Review 52, no. 2 (Summer): 178–183. https://direct.mit.edu/dram/article-abstract/52/2%20(198)/178/42419/ Postdramatic-Theatre-by-Hans-Thies-Lehmann?redirectedFrom=fulltext (diakses pada 4 April 2022).
Harun, Afrizal, Sarwanto, Soetarno, dan I Nyoman Murtana. 2019. The Aesthetic Forms of Postdramatic Theatre Work “Under the Volcano” Directed By Yusril. American Journal of Humanities and Social Sciences Research (AJHSSR) 3, no. 5: 22–30. https://muse.jhu.edu/article/607216/summary (diakses pada 19 Juni 2022).
———, Kurniasih Zaitun, dan Susandro. 2022. Postdramatik: Dramaturgi Teater Indonesia Kontemporer. Dance and Theatre Review. Jurnal Tari, Teater, dan Wayang 4, no. 2: 57–69. https://doi.org/10.24821/ dtr.v4i2.6450 (diakses pada 20 Juni 2022).
Hidayat, Medhy Aginta. 2017. Menggugat Modernisme. Yogyakarta: Jalasutra.
Husein, Fathul A. 2004. Teater dan Pencaharian Tubuh Spiritual. Dalam Teater Payung Hitam: Perspektif Teater Indonesia, ed. Rachman Sabur. Bandung: Kelir.
Iswantara, Nur. 2015. Proses Kreatif Teater Garasi Yogyakarta dalam Pertunjukan Lakon Waktu Batu. Disertasi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Kurnain, Joko. 2009. Dialektika antara realitas dan idealitas Teater Payung Hitam. Cetakan ke-1. Bandung: Yayasan Teater Payung Hitam.
Lehmann, Hans-Thies. 2006. Postdramatic Theatre. Kontribusi oleh Karen Juers-Munby. Edisi ke-1. London: Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203088104.
Lyotard, Jean-François. 1979. La condition postmoderne: rapport sur le savoir. Paris: Minuit
Malna, Afrizal. 2010. Perjalanan Teater Kedua: Antologi Tubuh dan Kata. Penyunting Antariksa. Yogyakarta: iCAN (Indonesia Contemporary Art Network).
Nalan, A., ed. 1993. Domain Teater. Bandung: Studiklub Teater Bandung.
Sahrul N. 2015. Estetika Struktur dan Estetika Tekstur Pertunjukan Teater Wayang Padang Karya Wisran Hadi. Disertasi. Institut Seni Indonesia Surakarta. https://doi.org/10.1145/3132847.3132886 (diakses pada 20 Juni 2022).
Sarup, Madan. 2003. Post-Structuralism and Postmodernism: Sebuah Pengantar Kritis. Yogyakarta: Jendela.
Susandro, Afrizal Harun, Saaduddin, dan Edy Suisno, 2020. Parabolic Drama: Penyangkalan Teoretik terhadap Teater Absurd. Melayu Arts and Performance Journal 3, no. 1: 49-61. https://doi.org/10.26887/ mapj.v3i1.1342 (diakses pada 20 Juni 2022).
Wijaya, Putu. 2008. Teater Tubuh: Erotika dan Raga. Majalah GONG Edisi 102/IX, 23.
Wilson, Edwin. 1998. Theater the Lively Art. Boston: McGraw Hill. Library of Congress Cataloging-in- Publication Data.
Yohanes, Benny. 2017. Metode Kritik Teater Teori, Konsep dan Aplikasi, ed. Ibed Surgana Yuga. Bantul: Kalabuku. https://www.scribd.com/document/466418305/Metode-Kritik-Teater-Teori-Konsep-dan-Aplikasi- Benny-Yohanes (diakses pada 27 Juni 2022).
Yudiaryani. 2002. Panggung Teater Dunia. Diedit oleh Lephen Purwaharja. Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.
Yusril. 2018. Konsep Garapan dan Kreativitas Seni Teater “Rumah Dalam Diri”. Mudra Jurnal Seni Budaya 33, no. 1: 104–113. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i1.315, diakses pada 28 Juni 2022.
———, Sahrul N., dan Edward Zebua. 2020. Directing and Acting Designs in Yusril’s Theater Work “Bangku Kayu dan Kamu yang Tumbuh di Situ”. Arts and Design Studies 85, 24–30. https://doi.org/10.7176/ ads/85-04 (diakses pada 30 Juni 2022).
Recommended Citation
H, Afrizal, Sahrul N, and Yusril Yusril. 2023. PRAKTIK TEATER POSTDRAMATIK DI INDONESIA. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya 13, no. 2 (August). 10.17510/paradigma.v13i2.1248.
Included in
Archaeological Anthropology Commons, Art and Design Commons, Dramatic Literature, Criticism and Theory Commons, Fine Arts Commons, History Commons, Library and Information Science Commons, Linguistics Commons, Philosophy Commons