•  
  •  
 

Abstract

Food is an inseparable part of a culture and serves as one of the characteristic markers of a culture or ethnic groups. The arrival and presence of the Chinese ethnic group has contributed to the diversity of the Indonesian culture in general. One of Chinese dishes that have become a favorite delicacy in Bandung is noodles, a wide variety of which is sold in various areas around the city. Noodles are considered as a substitute for daily staple food and have become part of Indonesian identity in general. This field study used the descriptive qualitative method. Data collection was carried out through interviews and observations using the purposive sampling method. The purpose of this study is to determine the various ways Bandung people use chopsticks when consuming noodle. Results show that most Bandung people consumed noodles using spoons and forks. Their lack of understanding of the philosophy of noodles and chopsticks results in an inappropriate noodle-eating etiquette.

Bahasa Abstract

Terjemahan beranotasi adalah kajian yang mempertanggungjawabkan padanan pilihan penerjemah, sebagai hasil penelitian retrospektif. Penelitian berancangan kualitatif ini menggunakan model komparatif dalam pengumpulan dan analisis data untuk mengungkap masalah penerjemahan dan deskripsi mengenai solusinya. Sumber data penelitian ini adalah dongeng anak, karya pengarang Senegal, berbahasa Prancis berjudul “Le Fils à la recherche de sa mère” dan terjemahannya yang berjudul “Anak Laki-laki yang mencari Ibunya”. Masalah penerjemahan yang timbul berkaitan dengan bahasa dan kebudayaan, seperti idiom, metafora, dan kata budaya. Maka, penerjemah mengatasi masalah itu dengan menerapkan strategi penerjemhan yang mencakup metode dan prosedur penerjemahan (Newmark 1988). Peneliti ini menggunakan kamus tercetak dan daring baik dalam menerjemahkan maupun dalam menganotasi terjemahannya. Terjemahan dan hasil penelitian ini diharapkan akan memperkaya khazanah sastra anak dengan dongeng Afrika.

References

Alwi, H., Soenjono D., Hans L., Anton M. Moeliono. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.

Apomfires, F. 2002. Makanan pada Komuniti Adat Jae: Catatan Sepintas Lalu dalam Penelitian Gizi. Jurnal Antropologi Papua 1, no.2: 1–16

Brouwer, Drs. M. A. W. 1984. Studi Budaya Dasar. Bandung: Penerbit Alumni.

Foster, George M. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Freeman N. 2010. Ethnic Cuisine. Indonesia.

Kaplan, David. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

——— (ed). 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta. Kunto, Haryoto. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya. Bandung : Granesia.

———. 1985. Wajah Bandung Tempo Doeloe. Bandung: Granesia. Latifundia, Effie. 2009. Jalur Kereta Api dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kota Bandung Antara

Tahun 1884–1924. Widyamala: Arkeologi dan Masyarakat. Jatinangor: Alqaprint.

Mundardjito, editor. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia Sistem Teknologi Jilid 8. Editor Umum, Mukhlis

PaEni. Jakarta: Rajawali Pres. Nurwanti, Yustina Hastrini. 2011. Dinamika Kewirausahaan Kuliner: Lunpia Semarang Tahun 1965-2009,

Patrawidya, no. 2 [Juni]. Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta.

Rahman, Fadly. 2011. Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia masa kolonial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. Sugiyo. 2012. Sukses Berbisnis Kuliner. Jakarta: Mediakita.

Suhardjo.1989. Sosial Budaya Gizi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi

Pusat Antar Universitas Pangan & Gizi, Bogor. Sediaoetama, Achmad Djaelani. 2006. Ilmu Gizi: untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia. Jakarta: Dian

Rakyat. Tan, Melly G.1979. Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia: Suatu Masalah Pembinaan Kesatuan Bangsa.

Jakarta. PT. Gramedia. Tian. 2009. Perencanaan Usaha Mie Basah. Bandung: Penerbit Angkasa.

Zhi, Kong Yuan. 2005. Silang Budaya Cina Indonesia. Jakarta: Buana Ilmu Populer.

Share

COinS