•  
  •  
 

Abstract

In medical-psychology, schizophrenia is defined as a severe psychotic disorder that causes its sufferers to experience hallucinations and chaotic behaviors. However, the paradigm of schizoanalysis considers schizophrenia as a system of thought that opposes the existence of established discourses (i.e. the Oedipus System). One form of schizophrenia can be seen in the Joker movie (2019). This research aims to identify the schizophrenia suffered by Arthur Fleck, the movie’s main character, from the schizoanalysis perspective as proposed by Gilles Deleuze and Felix Guattari. This qualitative research applied the interpretative description method based on the schizoanalysis perspective. This research found that the Joker character, as a schizophrenic, successfully reconstructs established ideas in his own ways solely through his desires. Joker unleashes his desires through practices presented as a form of resistance to the established system in Gotham City. This “madness” character was displayed by Arthur Fleck who opposes prevailing social values and norms, which he had previously imagined and questioned. However, he ends up destroying a greater system or order. Joker, as a progressive and revolutionary schizophrenic subject, clearly shows how a person can deconstruct the Oedipus to turn it into a counter-ammunition. Furthermore, the movie also shows that the broader “Joker movement” is disorganized as much as it is unplanned, spontaneous, and creative. Such spontaneity and creativity generates the flow of energy which stimulates those demonstrators to take a fight against capitalism.

Bahasa Abstract

Skizofrenia dalam dunia medis dan psikologis secara umum dianggap sebagai gangguan psikotik berat yang mengakibatkan penderitanya mengalami halusinasi dan tingkah laku yang kacau. Namun, sebaliknya, paradigma skizoanalisis melihat bahwa skizofrenia merupakan sistem pemikiran yang menentang diskursus sistem Oedipus yang telah mapan. Skizofrenia dapat diamati di berbagai media, salah satunya dalam film Joker yang dirilis pada 2019. Penelitian ini bertujuan untuk melihat secara reflektif skizofrenia tokoh utama Joker dari perspektif skizoanalisis yang dipopulerkan oleh Gilles Deleuze dan Fellix Guattari. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskriptif interpretatif, dengan kacamata pemikiran psikoanalisis menuju skizoanalisis. Hasilnya, Joker sebagai subjek skizofrenik berhasil merekonstruksi ulang ide dan gagasan dengan membiarkan hasrat bebas melakukan berbagai tindakan dengan menentang sistem yang mapan di Gotham City. Kegilaan ini ditampilkan oleh Arthur Fleck sebagai tokoh utama yang mencoba keluar dari teritori nilai serta norma sosial. Pada awalnya, ia hanya berkhayal mempertanyakan realitas yang tidak adil, tetapi pada akhirnya ia menghancurkan sistem atau tatanan itu. Joker, sebagai subjek progresif dan revolusioner secara jelas mendekonstruksi sistem Oedipus. Lebih jauh, skizofrenia memunculkan potensi gerakan yang lebih luas, kaotis, tidak terduga, dan di luar kendali. Hasrat yang tidak terbendung sebagai suatu energi inilah yang membuat para demonstran bertarung melawan kapitalisme.

Share

COinS