•  
  •  
 

Abstract

The Pupus inscription, which was made of metal, has suffered from a lot of corrosion, especially in the area where the date was inscribed, which has cast doubt on its actual chronology. When we are dealing with an ancient inscription, such lack of chronological clarity can cause historical uncertainty. The purpose of this study was to ascertain the chronology of the Pupus inscription. This study used the comparative method. The data in this study consisted of the Pupus inscriptions as primary data and other inscriptions from two specific eras: i.e. the Kadiri period and Kayuwangi-Balitung period, as secondary or comparative data. The results show that the Pupus inscription was issued during the Dyah Balitung period, i.e. in 822 Śaka, but was copied in the 10th century A.D. or during the Kadiri era.

Bahasa Abstract

Prasasti Pupus adalah prasasti berbahan logam yang mengalami banyak korosi, khususnya pada bagian penanggalan, sehingga menyebabkan keraguan tentang kronologinya. Ketidakjelasan kronologi suatu prasasti dapat menyebabkan kekacauan sejarah. Tujuan penelitian ini adalah mencari kronologi dari prasasti Pupus. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode komparatif atau perbandingan. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah Prasasti Pupus sebagai data primer dan prasasti lain yang sezaman, khususnya masa Kadiri dan masa Kayuwangi-Balitung, sebagai data sekunder atau pembanding. Dari hasil perbandingan diketahui bahwa prasasti Pupus dikeluarkan pada masa Dyah Balitung, yaitu pada tahun 822 Śaka, tetapi disalin kembali pada abad ke-10 M atau masa Kadiri.

References

Boechari. 2012. Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

_____, & Wibowo, A. 1985/1986. Prasasti Koleksi Museum Nasional Jilid I. Jakarta: Proyek Pengembangan

Museum Nasional. Brandes, J. 1913. Oud Javaansche Oorkonden. Batavia: Albrecht & Co./’s.

Damais, L. C. 1970. Repertoire Onomastique de l’Epigraphie Javanaise (jusqu’a Pu Sindok Sri Isanawikrama Dharmmotunggadewa). Paris: EFEO.

_____. 1990. Etudes d’Epigraphie Indonesienne. Paris: EFEO.

de Casparis, J.G. 1978. Indonesian Chronology. Leiden: E.J. Brill.

Djafar, H. 1985. Prasasti dan Historiografi. Seminar Sejarah Nasional IV: Sub Tema Historiografi.16–18 Desember, 177–216. Holle, K.F. 1877. Oud En Nieuw Indische Alphabetten Bijdrage tot de Palaeographie van Nederlandsch-Indie. Batavia: W.Bruining & Co.

Nakada, K. 1982. An Inventory of The Dated Inscription in Java. Tokyo: Tokyo Bunko.

Nastiti, T. S., dkk. 1982. Tiga Prasasti dari Masa Balitung. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Poesponegoro, M. D. 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Jaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.

Sedyawati, E. 1994. Pengarcaan Ganesha Masa Kadiri dan Singhasari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian. Jakarta: LIPI dan EFEO.

Rahayu, Andriyati. 2004. Prasasti Hayu: Kajian Epigrafi. Skripsi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Wurjantoro, Edhie 2018. Anugerah Sri Maharaja: Kumpulan Alihaksara dan Alihbahasa Prasasti-Prasasti Jawa Kuno dari Abad VIII – XI. Depok: Departemen Arkeologi FIB-UI.

Zoetmulder, P. 2006. Kamus Jawa Kuno-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Share

COinS