•  
  •  
 

Abstract

This article describes the world view of the people of South Central Timor Regency regarding Atoni Pah Meto in the Poitan Liana Rite. With qualitative descriptive methods, the paper formulated (1) Poitan Liana Rite means the kinship displayed in the role of Atoin Amaf in belief in Uis Neno, Uis Pah, and the ancestors through symbolic actions and speech; (2) Timorese view their life as an integral part of supernatural life, and the continuation of people’s lives in harmony between social order and cosmic order. Uis Neno, Uis Pah, and Ancestors are believed to be a supernatural power involved in human life. All forms of supernatural power interventions are in the context of the life of Atoni Pah Meto that proceeds to actualize themselves as “Responsible on earth”. (3) All human efforts are seen as a blessing from Uis Neno, Uis Pah, and the ancestors. Overall Poitan Liana’s ceremony contains meaning related to the understanding of self, nature, and society on one hand, as well as relations with supernatural powers on the other. In this vertical and horizontal dimension, Orang Boti directs himself to the vertical dimension to maintain his life in the horizontal dimension.

Bahasa Abstract

Artikel ini menggambarkan pandangan dunia tentang masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan mengenai Atoni Pah Meto dalam Ritus Poitan Liana. Dengan metode deskriptif kualitatif dirumuskan (1) Ritus Poitan Liana bermakna kekerabatan yang ditampilkan dalam peran Atoin Amaf dalam kepercayaan kepada Uis Neno, Uis Pah, dan para leluhur melalui tindakan simbolis dan tuturan; (2) orang Timor memandang kehidupannya sebagai bagian integral dari kehidupan adikodrati, dan kelanjutan kehidupan masyarakat dalam suatu harmoni antara tertib sosial dan tertib kosmis. Uis Neno, Uis Pah dan Leluhur, dipercayai sebagai kekuatan adikodrati yang terlibat dalam kehidupan manusia. Semua bentuk intervensi kekuatan adikodrati itu berada dalam konteks kehidupan Atoni Pah Meto yang berproses untuk mengaktualisasi diri sebagai ”Penanggung jawab di bumi”; (3) Segala usaha dan jerih lelah manusia dipandang sebagai berkat dari Uis Neno, Uis Pah dan Para leluhur. Secara keseluruhan upacara Poitan Liana mengandung makna yang berhubungan dengan pemahaman tentang diri, alam, dan masyarakat pada satu pihak, serta hubungan dengan kekuatan adikodrati pada pihak lain. Dalam hubungan berdimensi vertikal dan horizontal ini, Orang Boti mengarahkan dirinya kepada dimensi vertikal untuk mempertahankan hidupnya dalam dimensi horizontal.

References

Cooley Frank L., peny. 1976. Benih yang Tumbuh XI: Memperkenalkan Gereja Masehi Injili Timor. Jakarta: Lembaga Penelitian dan Studi Dewan Gereja-Gereja di Indonesia.

Geertz, Clifford.1973. The interpretation of Cultures. New York: Basic Books.

_____.1994. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Karabel, Jeromedan A.H. Halsey, ed. 1977. Power and Ideology in Education. New York: Oxford University

Press. Kleden, Ignas. 1988. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3ES. Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Lechte, John. 2001. 50 Filsuf Kontemporer, dari Strukturalisme sampai Postmodernitas. Yogyakarta: Kanisius. Middelkoop, Piet, 1982.

Atoni Pah Meto: Pertemuan Injil dan Kebudayaan di Kalangan Suku Timor Asli. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Peursen, C.A. van dan Dick Hartoko. 1976. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Heraty, Toeti. 1984. Aku dalam Budaya. Jakarta: Pustaka Jaya. Wuthnow, Robert, et al. 1984. Cultural Analysis: The Work of Peter L. Berger, Mary Douglas, Michel Foucault, and Jürgen Habermas. London: Routledge & Kegan Paul.

Zamroni. 1992. Pengantar Pengembangan Teori Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Share

COinS