•  
  •  
 

Abstract

Balian Bawo dancer is an important figure in the traditional ceremony of the Dayak Deah tribe. A Balian Bawo is believed to be the link between humans and spirits. This dance should only be performed by a man. One representation of Dayak life is presented in the body of the dancer. This study has a qualitative design and examines the representation of masculinity that is manifested in the body of Balian Bawo dancers. Data collection was conducted by compiling photo and video documentation which was then analyzed using the theory of denotation semiotics and Roland Barthes connotations. The results of the analysis show that the representation of masculinity is manifested through the attribution of clothing that features an open chest, a large bracelet that connotes strength and the use of special space that underlies Balian Bawo dancers. The dominance of masculinity is also manifested through female companions who play a role in preparing all the needs of a Balian Bawo.

Bahasa Abstract

Penari Balian Bawo merupakan sosok penting dalam upacara adat suku Dayak Deah. Seorang Balian Bawo dipercaya sebagai penghubung antara manusia dan para roh. Tari ini hanya boleh dilakukan oleh seorang laki-laki. Salah satu representasi kehidupan Dayak dihadirkan dalam tubuh penari. Studi ini berancangan kualitatif dan mengkaji representasi maskulinitas yang dimanifestasi dalam tubuh penari Balian Bawo. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyusun dokumentasi foto dan video yang kemudian dianalisis menggunakan teori semiotik denotasi dan konotasi Roland Barthes. Hasil analisis menunjukkan bahwa representasi maskulinitas dimanifetasi melalui atribusi pakaian yang menampilkan bagian dada terbuka, gelang berukuran besar yang berkonotasi kekuatan, dan penggunaan ruang khusus yang melatari penari Balian Bawo. Dominasi maskulinitas juga dimanifestasi melalui pendamping perempuan yang berperan dalam menyiapkan segala keperluan seorang Balian Bawo.

Share

COinS