•  
  •  
 

Abstract

The research aims to reveal the factors which contribute to the unique characteristics of Semarangan gending. Analysis involved four theories: Rahayu Supanggah’s garap theory, Stenberg’s creativity theory, C. A. van Peursen’s cultural development theory, and Marc Benamou’s rasa theory. There were three stages of data collection: literature study, observation, and interview. Results show three main characteristics of Semarangan gending: irama and laya, garap ricikan, and vocal garap. The tabuhan from this ricikan shows integration of musical styles from other areas, such as Yogyakarta, Banyumas, Surakarta, and East Java. In Semarangan gending, there are rasa of sigrak, prenès, and gobyog because of the support of gérong, keplok, and alok. To sum up, Semarangan gending has a high cultural value because it is widely enjoyed by both the art community and art consumers in general.

Bahasa Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor yang berkontribusi terhadap karakteristik unik gending Semarangan. Analisis melibatkan empat teori: teori garap Rahayu Supanggah, teori kreativitas Stenberg, teori perkembangan budaya C. A. van Peursen, dan teori rasa Marc Benamou. Ada tiga tahap pengumpulan data: studi literatur, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan tiga karakteristik utama gending Semarangan: irama dan laya, garap ricikan, dan garap vokal. Tabuhan dari ricikan ini menunjukkan integrasi gaya musik dari daerah lain, seperti Yogyakarta, Banyumas, Surakarta, dan Jawa Timur. Dalam gending Semarangan, terdapat rasa sigrak, prenès, dan gobyog karena didukung oleh gérong, keplok, dan alok. Kesimpulannya, gending Semarangan memiliki nilai budaya yang tinggi karena sangat dinikmati oleh komunitas seni dan konsumen seni pada umumnya.

References

Ardana, I Ketut. 2013. Pengaruh Gamelan terhadap Baleganjur Semaradana. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 14, no 2: 141–152.

Benamou, Marc. 1998. Rasa in Javanese Musical Aesthethics. Disertasi. Universitas Michigan.

_____. 2010. RASA. In RASA Affect and Intuition in Javanise Musical Aesthetics, 343. New York: Oxford University Press.

Cahyono, Agus, Widodo, Muhamad Jazuli, dan Onang Murtiyoso. 2020. The Song of Macapat Semarangan: The Acculturation of Javanese and Islamic Culture. Harmonia: Journal of Arts Research and Education 20, no 1: 10–18. https://doi.org/10.15294/harmonia.v20i1.25050 (diakses pada Agustus 2023).

Daryanto, Joko. 2019. Tepa Selira Culture in the Art of Karawitan. Journal International Seminar on Languages, Literature, Arts, andEducation (ISLLAE) 1, no. 1: 1–4. https://doi.org/10.21009/ISLLAE.01101 (diakses pada Agustus 2023).

Fitrianto. 2019. Karawitan Muryoraras: Sebagai Representasi Konsep Spiritual Kejawen. Kebudayaan 13, no.1: 15–30. https://doi.org/10.24832/jk.v13i1.230 (diakses pada Agustus 2023).

Irawan, Endah, R.M. Soedarsono, dan G.R. Lono L. Simatupang, 2014. Karakter Musikal Lagu Gedé Kepesindenan Karawitan Sunda. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 15, no. 1: 18–31. https://doi. org/10.24821/resital.v15i1.797 (diakses pada Agustus 2023).

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Krismiatin, Wiliyan Bagus Dwi dan Suyoto. 2021. Garap Gendang Gaya Surakarta dan Yogyakarta dalam Rangkaian Mrabot (Studi Kasus: Gending Maduwaras). Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian tentang Bunyi 20, no. 2: 131–46. https://doi.org/10.33153/keteg.v20i2.3551 (diakses pada Agustus 2023).

Martopangrawit, R.L. 1975. Pengetahuan Karawitan. Jilid II. Surakarta: ASKI.

_____. 1988. Dibuang Sayang: Lagu dan Cakepan Gerongan Gening-Gending Gaya. Surakarta: Seti-Aji. Peursen, C. A. van. 1988. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Kanisius.

Pratisthita, Shinta Tyas. 2021. Nilai Pendidikan Karakter Yang Terdapat Dalam Langgam Aja Dipleroki, Gugur Gunung, dan Ibu Pertiwi Karya Ki Narto Sabdo. Widya Aksara Jurnal Agama Hindu 26, no 2: 271–280. https://doi.org/10.54714/widyaaksara.v26i2.168 (diakses pada Agustus 2023).

Pryatna, I Putu Danika dan Hendra Santosa. 2021. Konsep Musikal Instrumen Gendang dalam Gamelan Gong Kebyar. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 21, no. 2: 73–84. https://doi.org/10.24821/resital. v21i2.4220 (diakses pada Agustus 2023).

Pudjasworo, Bambang dan Anon Suneko. 2018. Ki Wiryah Sastrowiryono dalam Dunia Karawitan Jawa: Guru, Pengrawit, dan Pencipta Gendhing. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts), 19, no. 2 (Agustus): 76–82.

Purwanto, Djoko, 2012. Beberapa Pembentuk Unsur Estetika Karawitan Jawa Gaya Surakarta. Gelar, Jurnal Seni Budaya 10, no. 1: 35–49.

______. 2013. Permainan Ricikan Kenong dalam Karawitan Jawa Gaya Surakarta. Gelar, Jurnal Seni Budaya 11, no. 2: 121–138. https://doi.org/10.33153/glr.v11i2.1449 (diakses pada Agustus 2023).

Putranto, Dodik Septian. 2020. Ciri Khas Gending Gerejawi Karya R.C Hardjosoebrata. Skripsi. ISI Yogyakarta.

Rachman, Abdul, Udi Utomo dan Nur Asriyani. 2019. Penciptaan Lagu Keroncong Berbasis Kearifan Lokal di Kota Semarang. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni 4, no. 2: 101–114.

Risqia, Nanda Indah Nur, 2021. Regeng, Gendhing Kethuk 2 Kerep. Minggah 4 Laras Pélog Pathet Barang, Sajian Mrabot: Kajian Garap Gendang. Skripsi. ISI Surakarta.

Saptono, Saptono, Tri Haryanto dan Dru Hendro. 2019. Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal. Kalangwan Jurnal Seni Pertunjukan 5, no. 1: 29–38. https://doi.org/10.31091/ kalangwan.v5i1.728 (diakses pada Agustus 2023).

Saputra, Bagas Arya. 2022. Ekspresi Musikal Gendangan Gending Gambirsawit Sembunggilang Laras Slendro Pathet Sanga Versi Ki Nartosabdo. Skripsi. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Setiawan, Sigit. 2021. Karawitan: Analisis Pathet Dan Jalan Sajian Garap Gending Pakeliran. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian tentang Bunyi 21, no. 1: 23–50. https://doi.org/10.33153/keteg. v21i1.3740 (diakses pada Agustus 2023).

Setiawan, Sigit dan Aris Setyoko. 2022. Organologi dan Bunyi Gendang Jawa. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik danPendidikan Musik 2, no. 2: 75–90. https://doi.org/10.30872/mebang.v2i2.31 (diakses pada Agustus 2023)

Setyoko, Aris dan Zamrud Whidas Pratama. 2021. Faktor-Faktor Kesulitan Pembelajaran Praktik Karawitan Jawa Program Studi Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik 1, no. 2: 81–92. https://doi.org/10.30872/mebang.v1i2.13 (diakses pada Agustus 2023).

Sosodoro, Bambang. 2018. Interaksi dan Komunikasi Musikal dalam Garap Sekaten. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian tentang Bunyi 18, no. 2: 145–158. https://doi.org/10.33153/keteg. v18i2.2403 (diakses pada Agustus 2023).

Sternberg, Robert J. 1999. Handbook of Creativity. USA: Cambrige University Press.

Sugimin dan Eko Nopi Astuti. 2017. Garap Rog-Rog Asem dalam Gending Gaya Surakarta. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian tentang Bunyi 17, no. 1: 13–27. https://doi.org/10.33153/keteg. v17i1.2382 (diakses pada Agustus 2023).

Sukamso. 2015. Konvensi-Konvensi dalam Pementasan Karawitan Klenengan Tradisi Gaya Surakarta. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian tentang Bunyi 15, no. 1: 49–59. https://doi.org/10.33153/ keteg.v15i1.2031 (diakses pada Agustus 2023).

Supanggah, Rahayu. 2007. Bothekan Karawitan II: Garap. Surakarta: ISI Press.

Supardi. 2013. Ricikan Struktural Salah Satu Indikator pada Pembentukan Gending dalam Karawitan Jawa. Keteg: JurnalPengetahuan, Pemikiran dan Kajian tentang Bunyi 13, no.1: 2–28. https://doi.org/10.33153/ keteg.v13i1.635 (diakses pada Agustus 2023).

Suparto. 2013. Tembang Macapat Sebagai Sumber Ide Gending-Gending Karya Ki Nartosabdo. Selonding 1, no. 1 (Maret): 73–99. https://doi.org/10.24821/selonding.v1i1.66 (diakses pada Agustus 2023).

Suyoto. 2020. Garap Rujak-Rujakan dalam Sindhènan Gaya Surakarta. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 21, no 2: 63–72. https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.4365 (diakses pada Agustus 2023).

Teguh dan Widiandari. 2021. Pengaruh Bonang Sekaten pada Bonang Barung: Kajian Garap Karawitan. Gelar: Jurnal Seni Budaya 19, no. 1: 21–32. https://doi.org/10.33153/glr.v19i1.3414 (diakses pada Agustus 2023).

Wantoro, Galih Prih. 2016. Garap Ladrang Eling-Eling Pikukuh. Skripsi. Institut Seni Indonesia, Surakarta. Waridi. 2005. TigaPilar Kehidupan Karawitan Jawa Gaya Surakarta Masa Pasca Kemerdekaan Periode 1950–1970an. Disertasi. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

_____. 2008. Gagasan & Kekaryaan Tiga Empu Karawitan: Pilar Kehidupan Karawitan Jawa Gaya Surakarta, 1950–1970-an: Ki Martapengrawit, Ki Tjakrawasita, Ki Nartasabda. Editor Sugeng Nugroho. Bandung: Etnoteater Publisher.

Widodo dan Suharto. 2017. Garap Greget-Urip dalam Karawitan Jawa: Studi Kasus Garap Lelagon Campursari dalam Lomba Gending Dolanan RRI Surakarta. NA-Rxiv. https://doi.org/10.31227/osf.io/ bmq3r (diakses pada Agustus 2023).

Yanuar, Dani dan Aton Rustandi Mulyana. 2019. Interaksi Musikal dalam Pertunjukan Kesenian Topeng Betawi. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni 14, no. 1: 10–18. https://doi.org/10.33153/dewaruci.v14i1.2532 (diakses pada Agustus 2023).

INFORMAN.docx (13 kB)

Share

COinS