•  
  •  
 

Abstract

This article tryes to initiate the concept of Minangkabau rhythm syllables, which is a method in music learning related to audiation in rhythm learning, the urgency in this study explores the basic elements of the audiation system that can be applied to music learning related to rhythm syllables based on local approaches, taking into account previous concepts that have been popular in recent schools. In West Sumatra, the concepts of syllable rhythm such as Zoltan Kodaly, Kannokol, American Style Syllables, and Edwin Gordon are not so popular, but environments such as schools and art studios have their own ways of approaching learning music related to pronouncing sounds, so that in this study it is addressed as an interesting and crucial thing to study and formulate further into formulations. The method used in this research uses a qualitative paradigm with a literature review approach. Where the concept of previous rhythmic syllables is used as a reference in analyzing, bringing up findings, and juxtaposing the findings with the initiated Minangkabau rhythmic syllable formula, so that the Minangkabau rhythmic syllables can be generalized and adapted, but still referring to the habits of the local community material. Based on the results of the analysis, like Gordon’s concept, it is found that syllables or audiation appear after the formation of rhythms, patterns and sound colo.

Bahasa Abstract

Artikel ini berupaya untuk menggagas konsep silabel ritme Minangkabau, yang merupakan metode dalam pembelajaran musik terkait audiasi dalam pembelajaran ritme, urgensi pada kajian ini mengupas elemen-elemen dasar dari sistem audiasi yang mampu diterapkan pada pembelajaran musik terkait silabel ritme berdasarkan pendekatan lokal, dengan mempertimbangkan konsep-konsep terdahulu yang sudah populer di sekolah-sekolah terkini. Di Sumatera Barat, konsep-konsep syllables rhythm seperti Zoltan Kodaly, Kannokol, American Syllables, dan Edwin Gordon belum begitu populer, namun lingkungan seperti sekolah-sekolah maupun sanggar-sanggar seni memiliki cara tersendiri dalam melakukan pendekatan saat belajar musik terkait audiasi bunyi, sehingga hal tersebut dalam kajian ini disikapi sebagai hal yang menarik dan krusial untuk dipelajari dan dirumuskan lebih lanjut kedalam bentuk formulasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan literatur review. Di mana konsep silabel ritme terdahulu dijadikan acuan dalam menganalisis, memunculkan temuan, dan menyandingkan temuan dengan formula silabel ritme Minangkabau yang digagas, sehingga silabel ritme Minangkabau dapat digeneralisasi dan diadaptasikan, namun tetap mengacu terhadap kebiasaan-kebiasaan dari materi masyarakat lokal. Berdasarkan hasil analisis, layaknya konsep Gordon ditemukan persamaan bahwa suku kata atau audiasi muncul setelah terbentuknya irama, pola serta warna suara dari suatu instrument, yang kemudian dapat memperkuat wujud aural kedalam bentuk verbal.

References

Choksy, Lois, Robert Abramson, Avon Gillespie, David Woods, dan Frank York. 2000. Teaching Music in the Twenty-First Century. Edisi ke-2. Penerbit Pearson. Cooper, Harris. 2022. Research Synthesis and Meta-Analysis: A Step-by-Step Approach. Penerbit SAGE Publications, Inc. https://doi.org/10.4135/9781071878644 (diakses pada Januari 2023).

Ester, Don P., John W. Scheib, dan Kimberly J. Inks. 2006. Takadimi: A Rhythm System for All Ages. Music Educators Journal 93, no. 2: 60–65. https://doi.org/10.1177/002743210609300222 (diakses pada Januari 2023).

Fallen, Aryuda Fakhleri dan Agung Dwi Putra. 2020. Penekanan Pemahaman Pulsa Pada Materi Ajar Drums 1 Yamaha Music Foundation. Jurnal Sendratasik 9, no. 3: 31. https://doi.org/10.24036/jsu.v9i1.109381 (diakses pada Januari 2023).

Fust, Tammy Renee. 2006. Syllable Systems: Four Students’ Experiences in Learning Rhythm. Electronic Theses and Dissertations. Paper 473. https://doi.org/10.18297/etd/473 (diakses pada Januari 2023).

Grunow, Richard F. 2021. The Evolution of Rhythm Syllables in Gordon’s Music Learning Theory. Visions of Research in Music Education 16, Article 37. https://digitalcommons.lib.uconn.edu/vrme/vol16/iss3/37 (diakses pada Januari 2023).

Hoffman, Richard. 1996. Takadimi: A Beat-Oriented System of Rhythm Pedagogy. Journal of Music Theory Pedagogy 10, Article 2. https://digitalcollections.lipscomb.edu/jmtp/vol10/iss1/2 (diakses pada Januari 2023).

Leinberger, Charles, Dominic Dousa dan Bill McMillan. 2008. Everything you need to know about The “1 E & A” Counting System. https://utminers.utep.edu/charlesl/Counting1e&a.pdf (diakses pada Januari 2023).

Makarome, Tony Teck Kay, 2016. South Indian Konnakkol in Western Musicianship Teaching. Malaysian Journal of Music 5, no. 1: 37–52. Retrieved from https://ejournal.upsi.edu.my/index.php/MJM/article/ view/814 (diakses pada Januari 2023).

Palkki, Joshua. 2010. Rhythm Syllable Pedagogy-A Historical Journey to Takadimi via the Kodály Method. Journal of Music Theory Pedagogy 24, Article 5. https://digitalcollections.lipscomb.edu/jmtp/vol24/iss1/5 (diakses pada Januari 2023).

Permana, Hanif. 2017. Pelatihan Perkusi Melalui Metode Rhythm Syllables pada Ekstrakurikuler Marching Band di SMKN 6 Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. https://upi.academia.edu/ HanifPermana (diakses pada Januari 2023).

Putra, Agung Dwi, Robby Ferdian dan Hengki Armez Hidayat. 2021. Silabel Ritmis dalam Pembelajaran Musik. Tonika: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Seni 4, no. 2: 161–170. https://doi.org/10.37368/tonika. v4i2.299 (diakses pada Januari 2023).

Williams, Judy Fay Fletcher. 1995. A Philosophical Inquiry into the Educational Theories of Jaques-Dalcroze And Kodaly. Disertasi. Oklahoma State University (Publication No. AAT 9608943).

Share

COinS