•  
  •  
 

Abstract

This article aims to discuss the development of ancient Muslim settlements on the west coast of Aceh based on the findings of Islamic gravestones at the Binanga site in Subulussalam City, Aceh. This site is very unique, it is located inland and right on the banks of the Singkel River, which is connected to the highlands of Sumatra. There are 131 Islamic gravestones, and their shapes vary greatly. The results of the morphological analysis show that the gravestones were divided into two groups: Aceh gravestones (batu Aceh) and Barus gravestones (nisan Barus). There are no biographical inscriptions carved on the gravestones, however, the morphological analysis shows that these gravestones date from the 18th to 19th centuries AD. These tombstones indicate that Muslim communities began to settle permanently in the interior of Aceh's west coast in the 1700s. The emergence of these settlements is related to the migration of people from the highlands of Sumatra to the west coast of Aceh, which was motivated by the development of international trade centered in Singkel and its surroundings since the 18th and 19th centuries AD. Thus, the tombstone on this site is very important because gave the clear picture to understand the emergence of Muslim settlements on the west coast of Aceh in the past.

Bahasa Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendiskusikan perkembangan pemukiman Muslim kuno di pantai barat Aceh berdasarkan temuan nisan-nisan Islam kuno di situs Binanga, Kota Subulussalam – Aceh. Situs ini sangat unik, letaknya di pedalaman dan tepat berada di tepian sungai Singkel yang terhubung ke dataran tinggi Sumatera. Terdapat 131 nisan Islam kuno di mana bentuk dan motifnya sangat bervariasi. Hasil analisis morfologi menunjukkan bahwa nisannya terbagi kepada dua kelompok: nisan Aceh (batu Aceh) dan nisan Barus. Tidak ada inskripsi biografi yang dipahat pada batu nisan, namun analisis morfologi menunjukkan bahwa nisan ini berasal dari abad ke-18 dan 19 Masehi. Temuan batu nisan di situs Binanga mengindikasikan bahwa masyrakat Muslim mulai menetap secara permanen di kawasan pedalaman pantai barat Aceh sejak tahun 1700an. Kemunculan pemukiman Muslim di pedalaman ini berkaitan dengan migrasi masyarakat di dataran tinggi Sumatera ke pesisir barat Aceh yang dilatarbelakangi oleh kemajuan perdagangan internasional yang berpusat di Singkel dan sekitarnya sejak abad ke-18 dan 19 Masehi. Dengan demikian, nisan di situs ini sangat penting karena telah memberikan gambaran jelas dalam memahami kemunculan pemukiman Muslim di pantai barat Aceh pada masa lampau.

References

Ahmad, Zakaria. 1972. Sekitar Keradjaan Atjeh dalam Tahun 1520–1675. Medan: Medan.

Al Fairusy, Muhajir. 2016. Singkel: Sejarah, Etnisitas dan Dinamika Sosial. Denpasar: Pustaka Larasan.

Al Fairusy, Muhajir. 2020. Pengaruh Identitas Pesisir Bagi Masyarakat Singkil dan Barus. Indonesian Journal of Islamic History and Culture 1, no. 1: 32–50.

Ambary, Hasan Muarif. 1984. L`art funeraire musulman en Indonesie des origines au XIXe siecle. Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales.

Ambary, Hasan Muarif. 1998. Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Azra, Azyumardi. 1999. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Jakarta: Mizan.

Basyir, Damanhuri. 2019. Kemasyhuran Syekh Abdurrauf As-Singkili, Riwayat Hidup, Karya Besar, Kontribusi Intelektual, Pengabdian dan Kepeloporannya. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.

BPS Subulussalam. 2022. Kecamatan Rundeng dalam Angka. Subulussalam: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam.

Drakard, Jane. 1986. Ideological adaptation on a Malay Frontier. Journal of Southeast Asian Studies 17, no. 1: 39–57.

Drakard, Jane. 1989. An Indian Ocean port: Sources for the earlier history of Barus. Archipel 37, no. 1: 53–82.

Erawadi, Erawadi. 2014. Melacak jejak-jejak peradaban Islam di Barus. HIKMAH: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam 8, no.1: 41–52.

Fauziah, Mirza. 2013. Pemikiran Tasawuf Hamzah Fansuri. Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 15 , no. 2: 289–305.

Gani, Yusra Habib Abdul. 2018. Gayo dan Kerajaan Linge. Banten: Mahara Publishing.

Guillot, Claude dan Ludvik Kalus. 2008a. Inskripsi Islam Tertua di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia & École française d’Extrême-Orient.

_____ . 2008b. Monuments funéraires et l’histoire du sultanat de Pasai (XIIIe–XVIe siècles). Paris: Cahier d’Archipel.

Hadi, Amirul. 2010. Aceh: Sejarah, Budaya dan Tradisi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Hurgronje, C. Snouck. 1906. The Acehnese. Leyden: Brill.

Lambourn, Elizabeth. 2003. From Cambay to Samudera-Pasai and Gresik-the export of Gujarati grave memorials to Sumatra and Java in the fifteenth century C. E. Indonesia and the Malay World 31, no. 90: 221–284.

Lambourn, Elizabeth. 2004. The Formation of the Batu Aceh Tradition in Fifteenth-Century Samudera-Pasai. Indonesia and the Malay World 32, no. 93: 211–248.

Lombard, Denys. 2007. Kerajaan Aceh: Jaman Sultan Iskandar Muda, 1607–1636. Penerjemah Winarsih Arifin. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

McKinnon, E. Edwards. 1996. Mediaeval Tamil Involvement in Northern Sumatra, c11–c14 (The Gold and Resin Trade). Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society 6, 85–99.

Maler, S. Wani. 2021. Bukti Arkeologi Islam di Barus Berdasarkan Batu Nisan: Klasifikasi Dan Budaya. Tesis. Pusat Penyelidikan Arkeologi Global, Universiti Sains Malaysia.

Meuraxa, Dada. 1974. Sejarah Kebudayaan Sumatera. Medan: Hasmar.

Millies, H.C. 1852. De munten der Engelschen voor den Oost-Indischen Archipel. Amsterdam: Bij. J. H. Gebhard & Co.

Muchsin, Misri A. 2014. Trumon sebagai Kerajaan Berdaulat dan Perlawanan Terhadap Kolonial Belanda di Barat-Selatan Aceh. Banda Aceh: Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh.

Muchsin, Misri A. 2020. Barus Dalam Sejarah: Kawasan Percaturan Politik, Agama dan Ekonomi Dunia. Jurnal Adabiya 19, no. 1: 1–12.

Mulia, Muji, Muhajir Al-Fairusy, Zulfatmi Zulfatmi, and Zakki Fuad Khalil. 2022. Fungsi Komunikasi Lintas Budaya dalam Konflik Agama Masyarakat Perbatasan Aceh. Aceh Anthropological Journal 6, no. 2: 207–229.

Ni’am, Syamsun. 2017. Hamzah Fansuri: Pelopor Tasawuf Wujudiyah dan Pengaruhnya hingga Kini di Nusantara. Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman 12, no. 1: 261–286.

Nurdin. 2019. Situs Komplek Makam Raja-Raja Trumon di Kabupaten Aceh Selatan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/situs-komplek-makam-raja-raja-trumon-di-kabupaten-aceh-selatan/ (diakses 16 Januari 2023).

Nurhakim, Lukman. 1989. La ville de Barus: Etude archéologique préliminaire. Archipel 37, no. 1: 43–52.

Perret, Daniel dan Claude Guillot. 2014. Lobu Tua, Sejarah Awal Barus. Vol. 1. Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Perret, Daniel, Kamarudin bin Ab. Razak, dan Ludvik Kalus. 1999. Batu Aceh: Warisan Sejarah Johor. Johor Bahru: Yayasan Warisan Johor.

_____ dan Heddy Surachman. 2015. Barus Negeri Kamper: Sejarah Abad Ke-12 hingga Pertengahan Abad Ke-17. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, École française d’Extrême-Orient, & Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

_____, Heddy Surachman, dan Ludvik Kalus. 2015. Enam Abad Seni Makam Islam di Barus. Dalam Barus Negeri Kamper: Sejarah Abad ke-12 Hingga Pertengahan Abad ke-17. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, École française d’Extrême-Orient, & Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Pinem, Masmedia. 2018. Inskripsi Islam pada Makam-Makam Kuno Barus. Jurnal Lektur Keagamaan 16, no. 1:101–126.

Rahman, Arivaie. 2018. Tafsir Tarjumân Al-mustafîd Karya ‘Abd Al-rauf Al-fanshuri: Diskursus Biografi, Kontestasi Politis-teologis dan Metodologi Tafsir. Miqot 42, no. 1: 1–22.

Reid, Anthony. 2014. Turkey as Aceh’s Alternative Imperium. Archipel 87, no. 1: 81–102.

Romdloni, Nurul, Singgih Sulistiyono, dan Yety Rochwulaningsih. 2019. Dynamics of Pepper Trade in West Coast of Aceh, 1873–1921. Indonesian Historical Studies 3, no. 2: 125–136.

Said, Mohammad. 1981. Aceh Sepanjang Abad. Medan: Waspada.

Simanjuntak, Truman. 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional

Sukendar, Haris. 1999. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Suprayitno, Suprayitno. 2012. Islamisasi di Sumatera Utara: Studi Tentang Batu Nisan di Kota Rantang dan Barus. MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 36, no. 1: 154–173.

Suzuki, Tsuneyuki. 1976. The Development of Pepper Cultivation and the Formation of the new Nanggru in Acheh’s Westcoast. Southeast Asia: History and Culture 1976, no. 6: 62–93.

Tjandrasasmita, Uka. 2009. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

USA, M Yusuf. 2006. Sejarah Perang Kerajaan Batu Baru: Kepahlawanan Sultan Daulat dan Siti Ambia Melawan Belanda. Banda Aceh: Dinas Kebudayaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Utomo, Bambang Budi. 2016. Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di Sumatra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Warriner, Francis. 1835. Cruise of the United States Frigate Potomac Round the World: During the Years 1831–1834; Embracing the Attack on Quallah-Battoo. Vol. 1. New York: Leavitt, Lord & Company.

Wolters, Oliver William. 1967. Early Indonesian Commerce: A Study of the Origins of Śrīvijaya. Ithaca and London: Cornell University Press.

Yatim, Othman Mohd. 1988. Batu Aceh: Early Islamic Gravestones in Peninsular Malaysia. Kuala Lumpur: Museum Association of Malaysia.

_____, Abdul Halim Nasir, dan Zainab Kassim. 1990. Epigrafi Islam Terawal di Nusantara. Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia.

Yayasan Warisan Aceh Nusantara. 2022. Laporan Akhir Kajian Sejarah Singkel Lama. Banda Aceh: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh.

Share

COinS