•  
  •  
 

Abstract

Mail-order bride websites can be easily found in cyberspace. These websites sell Indonesian women to Chinese men as wives. This study aims to explore the phenomenon of women cyber-trafficking in mail-order bride websites, especially the background of mail-order bride websites and their impacts on the victims. This qualitative research used the case study approach and the socialist feminism theory to investigate three mail-order bride websites. This study concludes that the oppression of women on mail-order bride websites is caused by long-standing patriarchy in Indonesia and China reflected in daily practices, cultural manifestations, and literary works in both countries. Capitalism has also played a role in the emergence of mail-order bride websites. This paper suggests promotion of gender equality and eradication of human trafficking in order to minimize cyber-trafficking through mail-order bride websites.

Bahasa Abstract

Situs pengantin pesanan dapat dengan mudah ditemukan di dunia maya. Situs-situs tersebut menjual perempuan Indonesia kepada laki-laki Tiongkok untuk dijadikan istri. Sayangnya, kejahatan perdagangan perempuan ini belum banyak mendapat perhatian, karena dianggap sebagai situs biro jodoh. Hal ini membuat perempuan Indonesia lebih rentan menjadi korban. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi terjadinya perdagangan perempuan di dunia maya dalam situs pengantin pesanan, terutama mengenai latar belakang terjadinya perdagangan orang melalui situs pengantin pesanan, dan dampak yang dialami korban. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada tiga situs pengantin pesanan, dengan menggunakan teori Feminisme Sosialis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penindasan perempuan di situs pengantin pesanan disebabkan oleh sistem patriarki yang dianut Indonesia dan Tiongkok sejak lama, yang dapat terlihat dari praktik sehari-hari, budaya dan karya sastra kedua negara. Selain itu, kapitalisme juga berperan dalam kemunculan situs-situs pengantin pesanan. Keberadaan situs pengantin pesanan menyebabkan para korban menjadi objek seksualitas laki-laki dan terasing dari seksualitas, keibuan, dan kekuatan intelektual mereka. Menggunakan pandangan Feminisme Sosialis, makalah ini menyarankan penghapusan patriarki dan kapitalisme, untuk menghentikan perdagangan orang melalui situs pengantin pesanan yang menindas perempuan.

References

BBC News Indonesia. 2018. Kisah 11 Perempuan Indonesia: “Diperdagangkan” ke Cina, Disiksa, Tak Bisa Pulang. BBC News Indonesia, 19 September. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45569723 (diakses pada 29 April 2019).

Farhana. 2010. Aspek Hukum Perdagangan Orang di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Fujiati, Danik. 2016. Seksualitas Perempuan dalam Budaya Patriarkhi. Muwazah 8, no. 1: 26–47.

Gao, Ersheng, Xiayun Zuo, Li Wang, Chaohua Lou, Yan Cheng, dan Laurie S. Zabin. 2012. How does Traditional Confucian Culture Influence Adolescents’ Sexual Behavior in Three Asian Cities? Journal Adolescent Health 50, no. 3 Suplement (March): S12–S17. https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2011.12.002.

Handayani, Rizqi. 2020. Sastra, Perempuan dan Istana dalam Kronik Melayu Sulalatus Salitin. Al-Turas 26, no. 1 (Januari): 103–120.

虹橋 外籍新娘. n.d. 關於我們. https://cn-520.com/profile-about.html (diakses pada 9 Januari 2022).

Human Rights First. 2017. Human Trafficking by the Numbers. Human Rights First, 7 Januari. https://www. humanrightsfirst.org/resource/human-trafficking-numbers (diakses pada 20 Maret 2019).

Husnah, Wabilia. 2016. Efek Kebijakan Satu Anak Terhadap Kehidupan Perempuan di Tiongkok: Sebuah Ironi. Jurnal Kajian Wilayah 7, no. 2: 145–158. https://doi.org/10.14203/jkw.v7i2.749.

———, Mia Siscawati, dan Cahyo Pamungkas. 2021. Perempuan Indonesia dalam Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Pengantin Pesanan ke Tiongkok: Perspektif Interseksionalitas dan Otonomi Relasional. Jurnal Kajian Wilayah 12, no. 1: 25–44.

Ishar, Abang. 2017. Perdagangan perempuan. Rahema, Jurnal Studi Gender dan Anak 2, no. 1: 1–7.

Jaggar, Allison M. 1983. Feminist Politics and Human Nature. Sussex: John Spiers.

Lestari, Dwi Ayu. 2017. Perdagangan Perempuan Vietnam ke Tiongkok Tahun 2005-2009: Perspektif Feminisme Sosialis. Journal of International Relations 3, no. 1, 1–9. https://doi.org/10.14710/jirud. v3i1.14311.

Liputan6. 2007. Pengantin-Pengantin Pesanan. Liputan6, 22 April. https://www.liputan6.com/news/ read/140517/pengantin-pengantin-pesanan (diakses pada 20 April 2019).

Millet, Kate. 2000. Sexual politics. Chicago: University of Illinois Press. https://doi.org/10.7312/ columbia/9780231178327.003.0005.

Musrichah, Anggun Putri Aminatul dan B.R. Suryo Baskoro. 2021. Subordinasi Perempuan Jawa dalam Teks Suntingan Serat Centhini Tambangraras Amongraga: Pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional. Totobuang 2, (Desember): 169–183.

Nugroho, Bayu Aji dan Rokhmansyah Alfian. 2019. Resistensi Perempuan dalam Babad Tanah Jawi Kajian Feminisme dalam Sastra Tradisional. Prosiding Kabastra IV. Universitas Tidar, November.

Poston, Duddley L. dan Karen S. Glover. 2005. Too many males: marriage market implications of gender imbalances in China. Genus 61, no. 2 (April-June): 119–140. http://www.jstor.org/stable/29788854.

Pourmokhtari, Navid. 2015. Global Human Trafficking Unmasked: A Feminist Rights-Based Approach. Journal of Human Trafficking 1, no. 2: 156–166. https://doi.org/10.1080/23322705.2014.1000078.

Pradita, Silvi Mei. 2019. Jugun Ianfu Indonesia: Budak Seks Jepang (Sejarah Kelam Masa Lalu dan Masalah Tindakan Pemerintah Indonesia dan Jepang terhadap Kasus Jugun Ianfu). Zait Geist: Jiwa Jaman 2, no. 1: 10–19.

Rini, Niken Puspita. 2010. Making Sense of Mail Order Brides. Wageningen: Wageningen University.

Sabirin. 2017. Perdagangan Perempuan dengan Dalih Perkawinan. Raheema, Jurnal Studi Gender dan Anak 4, no. 1: 54–62. http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/raheema/article/view/833 (diakses pada 14 Maret 2019).

Serikat Buruh Migran Indonesia. 2020. Laporan Tahunan 2020 Pengantin Pesanan: Mengungkap Realita Perempuan Korban Trafficking Pengantin Pesanan. https://sbmi.or.id/laporan-tahunan-2020- mengungkap-realita-perempuan-korban-trafficking-pengantin-pesanan/ (diakses pada 17 Desember 2019).

Sykiotou, Athanassia P. 2017. Cyber trafficking: recruiting victims of human trafficking through the net. Dalam Europe in Crisis: Crime, Criminal Justice, and the Way Forward, 1547–1588. Athena: Ant. N. Sakkoulas Publishers L.P.

Tiefenbrun, Susan dan Christie J. Edwards. 2009. Gendercide and the cultural context of sex trafficking in China. Fordham International Law Journal 32, no. 3 (Desember): 731–780. https://doi.org/10.1093/ acprof:oso/9780195385779.003.009.

Toule, Elsa Rina Maya. 2020. Kebijakan Kriminal Terhadap Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Jurnal Ilmu Hukum 9, no. 1: 7–19. https://doi.org/10.32503/mizan.v9i1.1049.

Wilk, Amber. 2017. Oppression or Opportunity: The Selling of Mail-Order Brides. Dissenting Voices 6, no. 1: 99–113.

World Economic Forum. 2018. The Global Gender Gap Report. Reports, 17 Desember. https://www.weforum. org/reports/the-global-gender-gap-report-2018.

Xia, Yiwei, Zhou Yisu, Du Li, dan Cai Tianji. 2020. Mapping Trafficking of Women in China: Evidence from Court Sentences. Journal of Contemporary China 29, no. 122: 238–252. https://doi.org/10.1080/10670 564.2019.1637564.

Yakushko, Oksana dan Indhushree Rajan. 2017. Global Love for Sale: Divergence and Convergence of Human Trafficking with “Mail Order Brides” and International Arranged Marriage Phenomena. Women and Therapy 40, no. 1–2:190–206. https://doi.org/10.1080/02703149.2016.1213605.

Yentriyani, Andy. 2004. Politik Perdagangan Perempuan. Yogyakarta: Galang Press.

Yuan, Lijun. 2011. China’s Population Policy: Aging, Gender, and Sustainability. Journal of Research on Women and Gender 3: 39–55. http://jrwg.mcgs.txstate.edu/submissions/copyright/untitled21/ contentParagraph/00/text_files/file/Yuan-Formatted+Submission-1.pdf (diakses pada 29 April 2019).

越南婚協中心. n.d. 首頁. https://vn-wife.com/ (diakses 12 Agustus 2022).

Zheng, Tiantian. 2018. Human trafficking in China. Journal of Historical Archaeology & Anthropological Sciences 3, no. 2: 171–178. https://doi.org/10.15406/jhaas.2018.03.00080.

Share

COinS