•  
  •  
 

Abstract

The women, who survived the 1965 tragedy and had been political prisoners because they were thought to have ties to the Indonesian Communist Party, had been silenced for a long time. Those female survivors then spoke through songs in the Dialita Choir. What they do is a form of women’s writing which is an attempt to include women in historical narratives. This study aims to analyze their act as a form of feminine writing that can be seen through the lyrics of a song sung by the Dialita Choir. The lyrics from the Dialita Choir are treated as text. The analysis in this study uses a feminist perspective with a critical discourse analysis approach. This study found that written songs became a coping mechanism for them while being arrested.

Bahasa Abstract

Perempuan penyintas tragedi 1965 yang sempat menjadi tahanan politik karena dianggap memiliki hubungan dengan Partai Komunis Indonesia telah terbungkam sekian lama. Para perempuan penyintas itu kemudian berbicara melalui lagu dalam paduan suara Dialita. Apa yang mereka lakukan adalah bentuk penulisan perempuan yang merupakan upaya untuk memasukkan perempuan ke dalam narasi sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penulisan perempuan yang dilakukan oleh para perempuan penyintas 1965 melalui lirik lagu yang dinyanyikan oleh paduan suara Dialita. Lirik lagu dari paduan suara Dialita diperlakukan sebagai teks. Analisis dalam penelitian ini menggunakan perspektif feminis dengan pendekatan analisis wacana kritis. Penelitian ini menemukan bahwa lagu yang ditulis menjadi mekanisme pertahanan bagi mereka selama berada di dalam tahanan.

References

Buku Program Konser Lagu untuk Anakku. 2017. Konser perempuan untuk kemanusiaan [13 Desember]. Jakarta: DKI Jakarta.

Cixous, Helene, Keith Cohen, dan Paula Cohen. 1976. The laugh of the Medusa. Sign 1, no. 4 [Summer]: 875–893.

Dijk, Teun A. van. 1993. Principles of critical discourse analysis. Discourse & Society 4, 249–283.

Doorn-Harder, Nelly van. 2019. Purifying Indonesia, purifaying women: The national Commission for Women’s

Rights and the 1965–1968 Anti-Communist violence. CrossCurrents 69, no. 3: 301–318.

Eriyanto. Analisis wacana. 2001. Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang.

Hooks, Bell. 2020. Feminis untuk semua orang. Yogyakarta: Odise Publishing.

Foulcher, Keith. 2020. Komitmen Sosial dalam Sastra dan Seni: Sejarah Lekra 1950–165. Bandung: Pustaka Pias.

Lagu Untuk Anakku: Songs of Survivors. Performed by Paduan Suara Dialita. 2017. Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Desember 13.

McClary, Susan. 2002. Feminine Endings: Music, Gender and Sexuality. Minnesota: University of Minnesota Press.

Moi, Toril. 1989. Feminist, female, feminine. Dalam The feminist reader: Essays in gender and the politics of literary criticism. Eds. Catherine Belsey & Jane Moore, 117–132. New York: Basil Blackwell.

Ratih, I Gusti Agung Ayu. 2009. Jejak-jejak Perbincangan Perempuan dalam Sejarah. Jurnal Perempuan 63, 11–27.

Share

COinS