•  
  •  
 

Abstract

Background. The condition of a construction project which full of workers, with their 8 hours of working time and the number of vehicles carrying building materials in and out to the site causing the workers to be susceptible to affected Acute Respiratory Infection Symptom due to exposure to PM10 continuously. Based on this research, the author raised the issue of the association between PM10 dust level concentration with the case of Acute Respiratory Infection symptom in construction project workers in Depok. Methods. This research uses Cross Sectional study by taking samples from 100 respondents. Results. The average PM10 measurement result at 7 points inside the building and outside building is 159,43 g / m3. The average age of the workers in the construction project is 35 years old with the youngest age is 21 years old and the oldest is 65 years old. In general, workers work for 12 hours per day and almost of them have been working in the project for 1 year. The number of workers who have smoking habit in construction project are 65 people (65,7%) and 34 people (34,3%) who don’t have smoking habit. The amount of workers who have symptoms of ARI there are 80 people (80.8%) and 19 people (19.2%) who do not have symptoms of ARI. Conclusions. Based on the results of this study, there should be awareness of the workers to always use Personal Protective Equipment while working in the construction project and there should be attention from the project managers about their workers health and safety especially for construction project in Depok.

References

  1. Achmadi, U. F. (2011). Dasar- Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.
  2. Aditama, T. Y. (1997). Rokok Dan Kesehatan. Jakarta: UI Press.
  3. Aditama, Y. T. (1992). Polusi Udara Dan Kesehatan. Jakarta: Arcan.
  4. Arbex. M.A., Santiago. S. l.,Moyses. E. P., Pereira. L. A., Saldiva. P. H., dan Braga. A. L. F. (2011). Impact of Urban Air Pollution on Acute Upper Respiratory Tract Infections. Dalam Moldoveanu (Ed.), Advanced Topics in Environmental Health and Air PolLution Case Studies Eropa: InTech
  5. Aris Wijayanto (2008), Pajanan PM10 dan kejadian gejala ISPA pada pekerja pabrik pembuatan batako di Kabupaten Banyu asin, Skripsi, Depok, FKM Universitas Indonesia.
  6. Baccarelli, A., Martinelli, I., AZanobetti, Grillo, P., Hou, L. F., Bertazzi., P. A., . . . Schwartz., J. (2008). Exposure to Particulate Air Pollution and Risk of Deep Vein Thrombosis. Arch Intern Med, 168(9), 920 -927. doi: 10.1001/archinte.168.9.920.
  7. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta. (2013). Pemantauan Kualitas Udara. Diambil pada 13 Oktober 2013 dari http:// bplhd.jakarta.go.id/01_pantauudara.php
  8. Budiaman. (2008). Hubungan Kadar PM10 Dalam Rumah, Lingkungan Fisik Rumah, Dan Karakteristik Balita Dengan Penyakit Gangguan Saluran Pernapasan Balita Di Wilayah Puskesmas Pangkalan Kerinci Kabupaten Palalawan Propinsi Riau Tahun 2008. Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
  9. Budianto, W. (2008). Analisis Hubungan Kualitas Udara Ambien Dengan Kejadian Penyakit ISPA. Tesis Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Jakarta.
  10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002). Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita Dalam Pelita VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.
  11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Prosedur Kerja Surveilans Faktor Risiko Penyakit Menular Terpadu Berbasis Wilayah Khusus: Faktor Risiko Lingkungan dan Perilaku Penyakit ISPA, Malaria, TBC, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio dan Hepatitis B. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.
  12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.
  13. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.
  14. Dian Eka Sutra (2009), hubungan antara pemajanan PM 10 dengan gejala ISPA pada pekerja pertambangan kapur tradisional (studi di pertambangan kapur tradisional gunung masingit cipatat Kabupaten Bandung Barat) tahun 2009, Skripsi, FKM, universitas indonesia.
  15. Environment protection Agency. (2012). Particulate Matter (PM-10). Diambil pada 8 Januari 2018 dari http://www.epa.gov/airtrends/aqtrnd95/pm10.html
  16. Environment protection Agency. (2013). Particulate Matter. Diambil pada 8 Januari 2018 dari http://www.epa.gov/pm/
  17. Environment Canada. (2013). Particulate Matter. Diambil pada 20 Januari 2018 dari http://www.ec.gc.ca/air/default.asp?lang=En&n=2C68B45C-1
  18. Environment Devices Corporation. (2013). EPAM-5000. Retrieved 8 Februari 2018 http://www.hazdust.com/hazdust/epam-5000/
  19. European Environment Agency . (2012). Air quality in Europe — 2012 report Particulate Matter. Coppenhagen: Environment Production
  20. European Environment And Health Information System. (2011). Exposure To Air Pollution (Particulate Matter) In Outdoor Air. ). Diambil pada 12 Februari 2018 dari http://www.euro.who.int/en/health-topics/noncommunicable-diseases/chronic-respiratory-diseases/publications/2011/3.3-exposure-to-air- pollution-particulate-matter-in-outdoor-air
  21. Fitriyani. (2011). Pajanan PM10 Terhadap Kejadian Gejala ISPA Pada Pergudangan Semen di Kotamadya Palembang. Tesis Program Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Depok.
  22. Gertrudis. (2010). Hubungan Antar Kadar Partikulat (PM10) Udara Rumah Tinggal Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Sekitar Pabrik Semen Indocement, Citeureup, Tahun 2010. Tesis Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia
  23. Ghasemkhani, M., MKumashiro, Rezaei, Anvari, A. R., Mazloumi, A., & Sadeghipour, H. R. (2006). Prevalence Of Respiratory Symptoms Among Workers In Industries Of South Tehran, Iran. Industrial Health, 44, 218- 224
  24. Goverment of Western Australia. (2013). Controlling Wood Dust Hazards At Work. Diambil pada 21 November 2013 dari http://www.commerce.wa.gov.au/worksafe/PDF/Guidance_notes/Guide_w ood_dust.pdf
  25. Habeebullah, T. M. (2012). Health Impacts of PM10 Using AirQ2.2.3 Model in Makkah. Journal Of Basic Applied Sciences, 9, 256-268.
  26. Halim, Fitria. (2012). Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Pekerja Di Industri Mebel Dukuh Tukrejo, Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah. Skripsi Dalam Kesehatan Lingkungan. Universitas Indonesia.
  27. Harrison, R. M. (2005). Sources of Air Pollutions. In E. WHO (Ed.), Air quality guidelines global update 2005 Source Of Air Pollution. Denmark: WHO Europe.
  28. Health Safety and Environment. (2012). Wood dust: controlling the risk. Diambil pada 24 Januari 2018 dari http://www.hse.gov.uk/pubns/wis23.pdf
  29. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
  30. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan, Depkes RI, 2004.
  31. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
  32. Kementerian Lingkungan Hidup. (2011). Laporan Kegiatan Pengkajian Baku Mutu Kualitas Udara Ambien-Lampiran PP No.44 Tahun 1999. Serpong: Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan.
  33. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Laporan Penemuan Pneumonia tahun 2012. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
  34. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri. Jakarta
  35. Kukec, A., Erzen, I., Farkas, J., & Kragelj, L. Z. (2013). Impact of air Pollution with PM10 on Primary Health Care Consultations for Respiratory Diseases in Children in Zasavje, Slovenia: A Time-Trend Study. Slovenian Journal of Public Health, 0(0), 55- 68. doi: 10.2478/sjph-2014-0007
  36. Kusnoputranto, Haryoto & Susanna, Dewi. Kesehatan Lingkungan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, 2000.
  37. Leeson, S., & Summers, J. D. (2000). Commercial Poultry Nutrition (3 ed.). Canada: University Book.
  38. Lindawaty. (2011). Partikulat (Pm10) Udara Rumah Tinggal Yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) Pada Balita (Penelitian Di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan Tahun 2009-2010). Tesis Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia
  39. Mukono, H. J. (1997). Pencemaran Udara Dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernapasan. Surabaya: Airlangga University Press.
  40. Naini, I. (2009). Pajanan Debu Kapuk (PM10) dengan Kejadian ISPA pada Pekerja Industri Kapuk di Kecamatan Bukut Kecil Kota Palembang Tahun 2009. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok
  41. Nelson, K. E., & William, C. F. M. (2007). Infectious Disease Epidemiology: Theory And Practice. Boston: Jones And Bartlett.Sukana, B., & Mardiana. (2011). Kejadian ISPA Dengan Curah Hujan Dan Kualitas Udara (PM10) Di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Ekologi Kesehatan, 10(3), 195-207.
  42. Nugroho, H. (2012). Hubungan Konsentrasi Kadar Debu PM10 Di Ruang Perkantoran Dengan Kejadian Gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada Karyawan Rumah Sakit Kanker Dharmais Tahun 2012. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Depok.
  43. Nurussakinah. (2013). Faktor Risiko Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) Pada Pekerja Bagian Material, Cutting Dan Sewing Industri Garmen P.T. X Tahun 2013. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Depok.
  44. Ocupational Safety and Health Administration. (2013). Wood Dust Carcinogen. Retrieved 24 Januari 2018 from https://www.osha.gov/SLTC/etools/woodworking/health_wooddust.html
  45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 26 Mei 1999. Jakarta.
  46. Purnomo, A. (2008). Pajanan Debu Kayu PM10 Dan Gejala Penyakit Saluran Pernapasan Pada Pekerja Mebel Sektor Informal Di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Tesis Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
  47. Romieu, I., Avila, M. H., & Holguin, F. (2006). Ambient Air Pollution. In B. S. Levy, D. H. Wegman, S. L. Baron & R. K. Sokas (Eds.), Occupational And Environmental Health. USA: Lippincott Williams & Wilkins.
  48. Sacks, J. D., Stanek, L. W., Luben, T. J., Johns, D. O., Buckley, B. J., Brown, J. S., & Ross, M. (2010). Particulate Matter–Induced Health Effects: Who Is Susceptible. Environment Health Perspect 446-454. doi: http://dx.doi.org/10.1289/ehp.1002255
  49. Suma’mur. (1995). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV Haji Masagung.
  50. Sutra, D. E. (2009). Hubungan Antara pemajanan (PM10)Dengan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Pekerja Pertambangan KApur Tradisional (Studi di Pertambangan Kapur Tradisional Gunung Masigit, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009). Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Depok.
  51. Tecer, L. H., Alagha, O., Karaca, F., Tuncel, G., & Eldes, N. (2008). Particulate Matter (PM2.5, PM10- 2.5, and PM10) and Children’s Hospital Admissions for Asthma and Respiratory Diseases: A Bidirectional Case-Crossover Study Journal of Toxicology and Environmental Health, 71(8), 512-520. doi: 10.1080/1287390801907459
  52. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2009 Ketenagakerjaan. 25 Maret 2003 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 49. Jakarta.
  53. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3 Oktober 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140. Jakarta.
  54. United States Environmental Protection Agency. (2004). Air Quality Criteria for Particulate Matter, (Vol. 2). US: EPA.
  55. World Health Organization. (2005). Acute respiratory infections. Diambil 9 Januari 2018 dari http://www.who.int/vaccine_research/diseases/ari/en/.
  56. World Health Organization. (2007). Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Yang Cenderung Menjadi Epidemi Dan Pandemi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jenewa; World Health Organization.
  57. World Health Organization. (2013a). Database: outdoor air pollution in cities. Diambil pada 10 Januari 2018 dari http://www.who.int/phe/health_topics/outdoorair/databases/en/
  58. Yulistiyani, L. (2012). Pajanan Debu Teh (PM10) Dengan Gejala ISPA Pada Pekerja Pabrik Teh Di 3 Kecamatan ( Kecamatan Cipanas, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Cibeber) Kabupaten Cianjur Tahun 2012. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Depok.
  59. Yusnabeti, Wulandari. R. A, Luciana. R. (2010). PM10 Dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Pekerja Industri Mebel. Makara Kesehatan, Vol 14 No. 1, 25-30.

Bahasa Abstract

Latar Belakang. Kondisi proyek konstruksi yang padat akan pekerja dengan jam kerja lebih dari 8 jam serta banyaknya aktifitas keluar masuk kendaraan yang membawa material bangunan menyebabkan para pekerjanya rentan mengalami gejala ISPA karena terkena paparan PM10 terus menerus. Berdasarkan penelitian ini penulis mengangkat masalah hubungan antara konsentrasi kadar debu PM10 dengan kejadian gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada pekerja proyek konstruksi di wilayah Kota Depok. Metode. Penelitian ini merupakan studi Cross Sectional (potong lintang) dengan mengambil sampel dari 100 responden. Hasil. Hasil rata-rata pengukuran PM10 di 7 titik di dalam gedung bangunan dan di luar gedung adalah 159,43 μg/m3. Umur pekerja di proyek konstruksi tersebut rata-rata 35 tahun dengan umur termuda 21 tahun dan yang tertua adalah 65 tahun. Pada umumnya para pekerja bekerja selama 12 jam setiap harinya dan rata-rata sudah menjadi pekerja di proyek tersebut selama 1 tahun. Jumlah pekerja yang memiliki kebiasaan merokok di proyek konstruksi sebanyak 65 orang (65,7%) dan 34 orang (34,3%) yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Pekerja yang mengalami gejala ISPA ada 80 orang (80,8%) dan 19 orang (19,2%) yang tidak mengalami gejala ISPA. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperlukan adanya kesadaran dari para pekerja untuk selalu memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja di lingkungan proyek konstruksi tersebut dan perlu terdapat perhatian dari pengelola terhadap kesehatan dan keselamatan kerja untuk para pekerja proyek konstruksi khususnya di wilayah Kota Depok.

Share

COinS