•  
  •  
 

Abstract

Background. The existence of traditional markets which are places where food sales have a huge impact on public health. Conditions of traditional market that do not comply with these health norms can be a site of disease outbreaks. Method. This research is a descriptive explorative study. The population in this study is all subjects who perform activities in the Bantar Gebang Traditional Market. Samples were taken by quota sampling technique to get a sample of 150 people. The variables studied in this study are market infrastructure; market sanitation; hygiene and personal sanitation; temperature and humidity; lighting; water quality; fly density; frequency, duration, and health problems of populations at risk being in the market. Data collection by questionnaire filling, observation using checklist, and measurement of environmental components. Result. The study showed that Bantar Gebang market building infrastructure, sanitation, hygiene and personal sanitation, temperature, humidity, and lighting in Bantar Gebang market is still lacking. It is found that the four types of clean water sources are not eligible the standard number of clean water coliform and the physical parameters. The number of flies is many at the point polling station, chicken, fish, and live poultry traders. The number of flies that tend to be slightly at the point of meat and other food traders. It is found that the most frequent in the market is daily with average length per day is 8.5 hours per days. The most common health problems experienced by population at risk in the Bantar Gebang market are influenza, cough, fever, and itchy on the hands. Conclusion: The condition of Bantar Gebang Traditional market is still less in terms of health, especially on market building and market sanitation. Thus it can be a risk factor for disease in the traditional market.

References

  1. Ananchaipattana C. (2012). Prevalence of foodborne pathogens in retailed foods in Thailand. Foodborne Pathogens and Disease Mary Ann Liebert, Inc. Vol. 9, No. 9
  2. Christabel CF. (2012). Kualitas Udara Dalam Ruang Dengan Kejadian Sick Building Syndrome di Gedung 4 Kantor Pusat Badan Pusat Statistik, Jakarta Pusat, Tahun 2012. FKM UI: Depok
  3. Departemen Dalam Negeri RI. (2012). Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 20 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan dan Pembedayaan Pasar Tradisional. Depdagri RI. Jakarta
  4. Departemen Kesehatan RI. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.519 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat, Depkes RI. Jakarta
  5. Departemen Kesehatan RI. (1992). Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Depkes RI. Jakarta
  6. Departemen Perdagangan RI. (2015). Laporan Akhir Analisis Arah Pengembangan Pasar Rakyat. Depdag RI. Jakarta
  7. EPA. (1991). Indoor Air Facts No. 4 (revised) Sick Building Syndrome. Research and Development EPA: US
  8. Environmental Protection Agency. (2011). Exposure Factor Handbook. National Center for Environmental Assessment. Washington 14
  9. Fithri NK, dkk. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Jumlah Mikroorganisme Udara Dalam Ruang Kelas Lantai 8 Universitas Esa Unggul Forum Ilmiah Volume 13 Nomor 1: Jakarta
  10. Hasanah N, dkk. (2017). Analisis Kepadatan Penghuni, Luas Lantai dan Luas Ventilasi Terhadap Suhu Dan Kelembaban di Rumah Kos Putri Kajor, Nogotirto, Gamping, Sleman, DIY. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.8 No.4 Hal 195 – 200: Yogyakarta
  11. Inayah Z, Hermanta, Fidayanti D. (2012). Perbedaan Kepadatan Lalat Yang Hinggap Pada Fly Grill Yang Berbeda Warna Di Pasar Srimangunan. STIKES Insan Unggul Surabaya: Surabaya
  12. Integrated Environmental Health Impact Assessment System. (ND). Exposure Factors Diakses dari : http://www.integrated-assessment.eu/eu/index4f79.html?q=guidebook/exposure_factors_0
  13. Irdianty, Eka. (2011). Studi Deskriptif Sanitasi Dasar di Tempat Pelelangan Ikan Lempasing Teluk Betung Bandar Lampung Tahun 2011. Skripsi-FKM UI. Depok
  14. Jannah DN. (2006). Perbedaan Kepadatan Lalat Pada Berbagai Warna Fly Grill (Studi di TPS Pasar Beras Bendul Merisi, Surabaya). Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga: Surabaya
  15. Jjemba, Patrick K. (2004). Environmental Microbiology Principles and Applications. Science Publisher: New Hampshire
  16. Jin Ah Kim, dkk. (2016). Heavy Metal Distribution in Street Dust from Traditional Markets and the Human Health Implications Int. J. Environ. Res. Public 10Health 13, 820. Seoul
  17. L. Šeduikytė, R. Bliūdžius (2003). Indoor Air Quality Management. Environmental Research, Engineering And Management, No.1(23), P.21-30: Kaunas
  18. Liu, dkk. (2014). Risk Factors for Influenza A (H7N9) Disease—China, 2013. Oxford University Press. Vol. 59(6):787–94. America.
  19. Lupitosari, Dewi. (2011). Dampak Jumlah Pasar, Jumlah Pedagang dan PAD Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Sebelum dan Sesudah Kebijakan Revitalisasi Pasar Tradisional. Skripsi FE-UNS. Surakarta
  20. Mulyati, Ani. (2014). Jurus “Sambal Nusantara” Pak Rachmat. INTRA Insight Edisi II. Publikasi Internal Kementerian Perdagangan RI.
  21. N.T. Nhung, dkk. (2018). Antimicrobial residues and resistance against critically important antimicrobials in non-typhoidal Salmonella from meat sold at wet markets and supermarkets in Vietnam. International Journal of Food Microbiology 266 301– 309. Vietnam
  22. PojokJabar.com. Wow, Penghasilan Pasar Bantargebang Capai Miliaran, tapi… diakses dari : http://jabar.pojoksatu.id/bekasi/2016/03/23/wow-penghasilan-pasar-bantargebang-capai-miliaran-tapi/
  23. Purnama, Yuzar. (2016). Masyarakat Kesepuhan Cisetu: Studi Eksplorasi. Patrawidya. Vol 17 No. 3. Bandung
  24. Prayoga HA. (2014). Intensitas Pencahayaan Dan Kelainan Refraksi Mata Terhadap Kelelahan Mata. KEMAS 9 (2) (2014) 131-136: Semarang
  25. Ribas, dkk. (2016). Rodents as a Source of Salmonella Contamination in Wet Markets in Thailand. Mary Ann Liebert, Inc. Vol 16 No.8. Thailand
  26. Siaran Pers Kementerian Perdagangan. (2018). Awali Tahun 2018, Mendag: Perkuat Perdagangan Dalam Negeri dan Tingkatkan Ekspor. Kemendag. Jakarta
  27. Susanti S. (2015). Pengaruh Kombinasi Warna Terhadap Kunjungan Lalat Rumah (Muaca Domestica L.) di TPAS Desa Tungkal Salatan Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat: Padang
  28. World Health Organization 2005. The Robens Institute. Fact sheets on environmental sanitation
  29. World Health Organization. (2006). A Guide to Healthy Food Markets. WHO. Geneva
  30. Wulandari. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Streptococcus di Udara pada Rumah Susun Di Bandarharjo Semarang. UNNES: Semarang

Bahasa Abstract

Latar belakang. Keberadaan pasar tradisional yang merupakan tempat penjualan bahan pangan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan masyarakat. Keadaan pasar tradisional yang tidak memenuhi kaidah kesehatan dapat menjadi tempat penularan wabah penyakit. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh subjek yang melakukan aktivitas di lingkungan pasar tradisional Bantar Gebang. Sampel diambil dengan teknik quota sampling berjumlah 150 sampel. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah infrastruktur, sanitasi, higiene dan sanitasi personal, suhu, kelembaban udara, pencahayan, kualitas air bersih, kepadatan lalat, frekuensi, lama, dan keluhan kesehatan populasi berisiko berada di pasar. Pengumpulan data dengan pengisian kuesioner, observasi menggunakan checklist, dan pengukuran komponen lingkungan. Hasil. Penelitian menunjukan bahwa infrastruktur bangunan pasar Bantar Gebang; sanitasi pasar; higiene dan sanitasi personal; serta suhu, kelembaban udara, dan suhu masih kurang dan tidak memenuhi syarat. Keempat jenis sumber air bersih tidak memenuhi standar jumlah coliform air bersih dan memenuhi standar parameter fisik. Didapatkan bahwa jumlah lalat banyak pada titik pedagang ayam, TPS, pedagang ikan, dan pedagang unggas hidup. Jumlah lalat yang cenderung sedikit berada pada titik pedagang daging, dan pedagang bahan pangan lain. Frekuensi tersering individu berada di pasar adalah setiap hari dengan rata-rata lama per harinya adalah 8,5 jam per hari. Gangguan atau keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh individu berisiko di pasar Bantar Gebang adalah flu, batuk, demam, dan gatal pada tangan. Kesimpulan. Keadaan pasar Bantar Gebang masih kurang dalam hal kesehatan terutama dalam hal bangunan pasar dan sanitasi pasar. Dengan demikian hal tersebut dapat menjadi faktor risiko penyakit di pasar.

Share

COinS