•  
  •  
 

Abstract

Background. ARI is the most common cause of death among children in developing countries. This research is using cross-sectional design, to find out the association of PM10 in the classroom air with the incidence of ARI in elementary school students under Cilebut Primary Health Care work area, Bogor. Methods. The samples are 184 students in 4th and 5th grade in three selected elementary schools. In addition to PM10, other variables thought to be associated with ARI in elementary school students (temperature, humidity, lighting, ventilation, density of the classroom, nutritional status of the students). Results. The results showed that the variables which associated with ARI in elementary school students were PM10 (p = 0,0001; OR = 3,862), lighting (p = 0.011; OR = 3.111), and density of the classroom (p = 0,004; OR = 2,952). Found that students who were in the classroom with an above median PM10 concentration and uneligible class density were at risk 4.5 times for ARI compared with those in the classroom with concentrations below median and eligible class density. Conclusions. Effort that need to be done are maintaining the cleanliness of the classroom; adding ventilation and lighting sources; planting trees; and limiting the number of students in one class.

References

  1. Achmadi, Umar Fahmi. 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: UI Press
  2. Bahri, Beben. 2008. Pajanan PM10 Udara dalam Ruang Kelas dan Gangguan ISPA serta Fungsi Paru pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Cakung Jakarta Timur [tesis]. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
  3. Departemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta: Depkes RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
  4. EPA. 2012. Overview of Particle Air Pollution (PM10 and PM2,5) El-Salvador: Air Quality Communication Workshop [online] Tersedia di: https://www.epa.gov/sites/production/files/2014-05/documents/huff-particle.pdf [Diakses pada 6 Maret 2018]
  5. Fithri, Nayla K., Handayani, Putri., Vionalita, Gisely. 2016. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Jumlah Mikroorganisme Udara dalam Ruang Kelas. Forum Ilmiah Volume 13 Nomor 1
  6. KEPMENKES RI No. 1405 Tahun 2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkugan Kerja Perkantoran dan Industri
  7. KEPMENKES RI No. 1429 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
  8. KEPMENKES RI No. 1995 Tahun 2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
  9. Laila, Nur. 2015. Hubungan PM10 dalam Udara Ruang Kelas dengan Kejadian ISPA pada Siswa SD di Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur. [tesis]. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
  10. Li, K., Liang, T., Wang, L. 2015. Risk assessment of atmospheric heavy metals exposure in Baotou, a typical industrial city in northern China. Environmental Geochemistry and Health, 38 (3), pp.843-853.
  11. Lindawaty. 2010. Partikulat (PM10) Udara Rumah Tinggal yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita Kecamatan Mampang 2009-2010. [tesis]. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
  12. Mangunjaya, Fachruddin M. 2006. Hidup Harmonis dengan Alam. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
  13. Matic, B., Rakic, U., Jovanovic, V., Dejanovic, S., Djonovic, N. 2016. Key Factors Determining Indoor Air PM10 Concentrations in Naturally Ventilated Primary School in Belgrade, Serbia. Zdr Varst 2017; 56(4): 227-235.
  14. Mukti, Fuad. 2017. PM10 dalam Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tapos Depok [skripsi]. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
  15. PERMENKES RI No. 1077 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah
  16. Pramayu, Ajeng. 2012. Hubungan Konsentrasi PM10 dalam Ruang Kelas dengan Gangguan ISPA Siswa SD Kecamatan Cipayung Kota Depok [tesis]. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
  17. Pipatlakar, P., Gajghate, D., Khaparde, V. 2011. Source Identification of Different Size Fraction of PM10 Using Factor Analysis at Residential cum Commercial Area of Nagpur City. Bulletin of Environmental Contamination and Toxicology, 88 (2), pp.260-264
  18. Rovelli, Sabrina., Cattaneo, Andrea., Nuzzi, Camilla P., Spinazze, Andrea., Piazza, Silvia, et al. 2014. Airborne Particulate Matter in School Classrooms of Northern Italy. International Journal of Environmental Research and Public Health; Vol. 11, Iss. 2: 1398-421
  19. Sastroasmoro, Sudigdo. 2001. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto
  20. Sepriani, K.D. 2015. Sebaran Partikulat (PM10) Pada Musim Kemarau Di Kabupaten Tangerang Dan Sekitarnya [skripsi] Bogor: Program Sarjana IPB
  21. Simoes, E., Cherian, T., Chow, J., Shahid-Salles, S., Laxminarayan, R., John, J. 2006. Disease Control Priorities in Developing Countries. 2nd edition: Chapter 25 Acute Respiratory Infections in Children. New York: Oxford University Press [online] Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11786/ [Diakses pada 25 Februari 2018]
  22. Syam, D.M., Ronny. 2016. Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan sebagai Faktor Risiko Kejadian Penyakit ISPA pada Balita di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala. Higiene; Vol.2 pp.133-139
  23. Vallius, Marko. 2005. Characteristics and Sources of Fine Particulate Matter in Urban Air. Findlan: Department of Environmental Health, National Public Health Institute [online] Tersedia di: http://epublications.uef.fi/pub/urn_isbn_951-740-508- 1/urn_isbn_951-740-508-1.pdf [Diakses pada 6 Maret 2018]
  24. Wahyuni, Ni Putu Sri. 2014. Pengaruh Particulate Matter 10 (PM10) Udara Rumah Tinggal yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi Tahun 2013 [skripsi]. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
  25. WHO. 2005. WHO Air Quality Guideliner for Particulate Matter, Ozone, Nitrogen Dioxide and Sulfur Dioxide. Switzerland: WHO Press [online] Tersedia di: http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69477/1/WHO_SDE_PHE_OEH_06.02_eng.pdf [Diakses pada 6 Maret 2018]
  26. WHO. 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. [Online]. Tersedia di: http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69707/14/WHO_CDS_EPR_2007.6_ind.pdf?ua=1 [Diakses pada 25 Februari 2018]
  27. WHO. 2013. Health Effect of Particulate Matter: Policy implications for countries in eastern Europe, Caucasus and central Asia. Denmark: WHO Regional Office for Europe [online] Tersedia di: http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0006/189051/Health-effects-of-particulate-matter-final-Eng.pdf [Diakses pada 6 Maret 2018]
  28. Williams, BG., Gouwas, E., Boschi-Pinto, C., Bryce, J., Dye, C. 2002. Estimates of world-wide distribution of child deaths from acute respiratory infections. Switzerlend: PubMed [online] Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/11892493 [Diakses pada 25 Februari 2018]
  29. Yang J, McBride J, Jinxing Z dan Zhenyuan S. 2005. The urban forest in Beijing and its role in air pollution reduction. Journal Urban Forestry & Urban Greening 3 : 65–78.
  30. Yusnabeti., Wulandari, Ririn.., Luciana, Ruth. 2010. PM10 dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Pekerja Industri Mebel. Makara Kesehatan Vo. 14 pp.25-30

Bahasa Abstract

Latar Belakang. ISPA merupakan penyakit penyebab kematian yang paling umum pada anak-anak di Negara berkembang. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan PM10 dalam udara ruang kelas dengan kejadian ISPA pada siswa SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Cilebut, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor tahun 2018. Metode. Sampel sebanyak 184 siswa kelas 4 dan 5 sekolah dasar yang berada di tiga sekolah terpilih. Selain PM10, variabel lainnya yang diteliti yang diduga berhubungan dengan kejadian ISPA pada siswa sekolah dasar yaitu suhu, kelembaban, pencahayaan, ventilasi dan kepadatan hunian ruang kelas, serta status gizi siswa. Hasil. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada siswa SD/MI yaitu PM10 (p=0,0001;OR=3,862), pencahayaan (p=0,006;OR=3,111), dan kepadatan hunian kelas (p=0,002;OR=2,952). Setelah dikontrol dengan variabel konfonding, didapatkan bahwa siswa yang berada dalam ruang kelas dengan konsentrasi PM10 di atas median dan kepadatan hunian yang tidak memenuhi syarat berisiko 4,5 kali untuk mengalami kejadian ISPA dibandingkan dengan siswa yang berada di ruang kelas dengan konsentrasi di bawah median dan kepadatan hunian yang memenuhi syarat. Simpulan. Upaya yang perlu dilakukan diantaranya menjaga kebersihan ruang kelas; menambahkan ventilasi dan sumber pencahayaan dalam ruang kelas; menambahkan pepohonan di sekitar lingkungan sekolah; serta membatasi jumlah siswa dalam satu kelas.

Share

COinS