Abstract
Religious life in Indonesian state of law is still faced with friction and instability. This is due to dualism of interpretation of constitutional norms, differences in human rights perspectives on the freedom of religion and belief, and conflicts over statutory regulations. This research analyzes the concept of freedom of religion and belief (Religious Freedom) by conceptually exploring the discourse on relationship between religion and state and mapping the Constitutional Court's decision on commitment of the Religious Freedom. Normative juridical research is carried out using case, historical, and conceptual approaches. The finding is that relationship between state and religion is conceptually dichotomous between the ideas of the founding fathers who wanted limited separation and the ideas of legal experts in modern era who wanted a more active role for the state towards religion in administering the state. These two concepts result in religious fragmentation in society which underlies the dominant attitude of majority over minorities. Meanwhile, Constitutional Court's commitment to Religious Freedom experienced a dualism between strong commitment (judicial activism) and weak commitment (judicial restraint) which resulted in the realization of freedom of religion and belief facing systemic and cultural problems that couldn’t be realized optimally. A paradigm shift is needed from Constitutional Court, government, and society to act independently and move away from majority perspective to present meaningful concept of equality for Religious Freedom with an understanding of moderation and religious pluralism not based on narrow fanaticism.
Bahasa Abstract
Kehidupan beragama dalam negara hukum Indonesia masih dihadapkan pada pergesekan dan instabilitas. Hal demikian disebabkan karena dualisme tafsir konsitusional norma konstitusi, perbedaan perspektif HAM atas KBB, dan konflik peraturan perundang-undangan. Penelitian ini menganalisis konsep KBB dalam diskursus hubungan agama dan negara secara konseptual dan memetakan putusan Mahkamah Konstitusi atas komitmen terhadap KBB. Penelitian secara yuridis normatif dilakukan dengan pendekatan kasus, historis, dan konseptual. Temuan menunjukan bahwa hubungan negara dan agama secara konseptual terdikotomi antara gagasan the founding father yang menghendaki pemisahan secara terbatas dan gagasan pakar hukum di era modern yang menghendaki peran negara yang lebih aktif terhadap agama dalam penyelenggaraan negara. Kedua konsep tersebut mengakibatkan fragmentasi religius dalam masyarakat yang mendasari sikap dominasi mayoritas atas minoritas. Sementara itu, komitmen Mahkamah Konstitusi atas KBB mengalami dualism antara strong commitment (judicial activism) dan weak commitment (judicial restraint) yang mengakibatkan pewujudan KBB menghadapi persoalan sistemik dan kultural yang belum diwujudkan secara optimal. Diperlukan perubahan paradigma dari Mahkamah Konstitusi, pemerintah, dan masyarakat untuk bersikap independen dan keluar dari perspektif mayoritas untuk menghadirkan kesetaraan atas KBB yang bermakna dengan moderasi dan kemajemukan beragama yang tidak berdasar pada fanatisme sempit.
References
Buku
Ahmed, Dawood. Religion-State Relation. Swedia: IDEA Internasional, 2014.
Arizona, Yance., Endra Wijaya, & Tanius Sebastian. Pancasila Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi (Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Dalam Perkara yang Berkaitan Dengan Perlindungan Hak Kelompok Marginal). Jakarta: Epistema Institute, 2014.
Asshiddiqie, Jimly. Konstitusi dan Konstitutionalisme di Indonesia. Cet. 3. Jakarta: Sinar Grafika, 2020.
HR, Ridwan. Hukum Administrasi Negara. Depok: Rajawali Pers, 2018.
Kaelan. Filsafat Pancasila: Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Paradigma, 2009.
Ma’arif, Samsul. dkk. Merangkul Penghayat Kepercayaan Melalui Advokasi Inklusi Sosial. Yogyakarta: CRCS UGM, 2019.
Mahfud MD, Moh. Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum (Edisi Revisi). Cet. 14. Jakarta: Prenada Media Group, 2019.
Sitabuana, Tundjung Herning. Berhukum di Indonesia. Jakarta: Konpress, 2017.
Smith, Rhona K. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: PUSHAM UII, 2008.
Sovia, Sheyla Nichlatus. Dkk (Eds). Ragam Penelitian Hukum. Kediri: Lembaga Studi Hukum Pidana, 2022.
Jurnal
Budiyono. “Hubungan Negara dan Agama Dalam Negara Pancasila.” Fiat Justitia: Jurnal Ilmu Hukum 8, No. 3 (2014): 410-423. https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v8no3.305.
Darojat, Zakiyah. “Relasi Agama dan Negara: Perspektif Sejarah.” Buletin Al-Turas 25, No. 1 (2019): 75-91.
Eddyono, Luthfi Widagdo. “Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 140/PUU-VII/2009 dan Jaminan Konsttusional Islam Nusantara.” Analisis: Jurnal Studi Keislaman 15, No. 2 (2015): 361-381. http://dx.doi.org/10.24042/ajsk.v15i2.728.
Fathuddin. “Kebebasan Beragama Dalam Bingkai Otoritas Negara.” Jurnal Legislasi Indonesia 12, No. 2 (2015): 1-25. https://doi.org/10.54629/jli.v12i2.398.
Fatmawati. “Perlindungan Hak atas Kebebasan Beragama dan Beribadah Dalam Negara Hukum Indonesia.” Jurnal Konstitusi 4, No. 11 (2011): 489-520. Doi: https://doi.org/10.31078/jk844.
Futuhaat, Al-Hiqnii., Nisa Aurellia, & Winalda Aulia Salsabila. “Optimalisasi Perlindungan Hukum Terkait Administrasi Kependudukan Kelompok Penghayat Kepercayaan Berdasarkan Nilai Demokrasi Pancasila (Studi Kasus Putusan Mahkamah Konatitusi Nomor 97/PUU-XIV/2016.” Al-Ahkam: Islamic Law & Contemporary Issues 2, No. 1 (2021): 20-28.
Hasyahwardhana, Shandy. “Akibat Putusan MK No. 97/PUU-XIV/2016 Tentang Judicial Review UU Administrasi Kependudukan Terhadap Penghayat Aliran Kepercayaan.” Arena Hukum 13, No. 2 (2020): 369-387. https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2020.01302.10.
Hidayat, Arief. “Negara Hukum Berwatak Pancasila.” Agustus 21, 2019. Makalah disampaikan dalam kegiatan “Peningkatan Pemahaman Hak Konstitusional Bagi Asosiasi Dosen Pancasila dan Kewarganegaraan & Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia, Bogor.
Latipulhidayat, Alif. “Editorial: Mendudukan Kembali Judicial Activisme dan Judicial Restraint Dalam Kerangka Demokrasi.” Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum 4, No. 3 (2017): 1-6. https://doi.org/10.22304/pjih .v4n3.a0.
Manan, Bagir., Ali Abdurahman, & Mei Susanto. “Pembangunan Hukum Nasional yang Religius: Konsepsi dan Tantangan Dalam Negara Berdasarkan Pancasila.” Jurnal Bina Mulia Hukum 5, No. 2 (2021): 176-195. https://doi.org/10.23920/jbmh.v5i2.303.
Marzuki, Suparman. “Perspektif Mahkamah Konstitusi Tentang Hak Asasi Manusia (Kajian Tiga Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 065/PUU-II/2004; Nomor 102/PUU-VII/2009; dan Nomor 140/PUU-VII/2009.” Jurnal Yudisial 6, No. 3 (2013): 189-206. Doi: https://doi.org/10.29123/jy.v6i3.98.
Muktiono. “Mengkaji Politik Hukum Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia.” Jurnal Dinamika Hukum 12, No. 2 (2012): 344-357. http://dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2012.12.2.59.
Mursalin, Ayub. “Legalitas Perkawiinan Beda Agama: Mengungkap Disparitas Putusan Pengadilan di Indonesia.” Undang: Jurnal Hukum 6, No. 1 (2023): 113-150. https://doi.org/10.22437/ujh.6.1.113-150.
Nahuddin, Yusuf Eko & Angga Prastyo. “Hubungan Agama Dengan Pancasila Dalam Perspektif Konstitusi.” Jurnal Cakrawala Hukum 11, No. 3 (2020): 282-290. https://doi.org/10. 26905/idjch.v11i3.4070.
Nasution, Koharuddin. “Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI): Tentang Ahmadiyah.” Millah 7, No. 2 (2008): 273-290.
Ncube, Bakani Mark., Admire Dube, & Kim Ward. “The Domestication of the African Union Model Law on Medical Products Regulation: Perceived Benefits, Enabling Factors, and Challenges.” Frontier in Medicine 10, (2023): 1-16. https://doi.org/ 10.3389%2Ffmed.2023.1117439.
Nugroho, Faiz Ridho & Maria Madalina. “Analisa Putusan Mahkamah Konstitusi No. 97/PUU-XIV/2016 Terkait Pencantuman Aliran Kepercayaan Pada Kolom Agama Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga.” Res Publica 3, No. 2 (2019): 173-186. https://doi.org/10.20961/respublica.v3i2.45634.
Radjawane, Pieter. “Kebabasan Beragama Sebagai Hak Konstitusi di Indonesia.” Jurnal SASI 20, No. 1 (2014): 30-36. https://doi.org/10.47268/ sasi.v20i1.343.
Rahmatullah, Indra. “Meneguhkan Kembali Indonesia Sebagai Negara Hukum Pancasila.” ‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan 4, No. 2 (2020): 39-44.
Sadzali, Ahmad. “Hubungan Agama dan Negara di Indonesia: Polemik dan Implikasinya Dalam Pembentukan dan Perubahan Konstitusi.” Undang: Jurnal Hukum 3, No. 2 (2020): 341-375. https://doi.org/10.22437/ujh.3.2.341-375.
Saleh, Ali Ismail & Fifiana Wisnaeni. “Hubungan Agama dan Negara Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia 1, No. 2 (2019): 237-249. https://doi.org/10.14710/jphi.v1i2.237-249.
Sihombing, Uli Parulian. “Penafsiran atas Makna Agama di Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Menurut Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-XIV/2016 dan Nomor 140/PUU-VII/2009.” Jurnal Konstitusi 16, No. 4 (2019): 677-694. https://doi.org/10.31078/jk1641.
Sodikin. “Hukum dan Hak Kebebasan Beragam.” Jurnal Cita Hukum 1, No. 2 (2013): 175-186. http://dx.doi.org/10.15408/jch.v1i2.2989.
Sumadi, Ahmad Fadlil. “Hak Konstitusional Beragama dan Mahkamah Konstitusi.” Harmoni: Jurnal Multikultural & Multireligius 11, No. 2 (2012): 7-14.
Syafi’ie, M. “Ambiguitas Hak Kebebasan Beragama di Indonesia dan Posisinya Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi.” Jurnal Konstitusi 8, No. 5 (2011): 675-706. Doi: https://doi.org/10.31078/jk853.
Tobroni, Faiq. “Kebebasan Hak Ijtihad Nikah Beda Agama Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi.” Jurnal Konstitusi 12, No. 3 (2015): 604-630. https://doi.org/10.31078/ jk1239.
Vargholy, Muhammad Najih. “Diskursus Perkawinan Beda Agama Dalam Perspektif Pancasila dan Konstitusi: Konflik Antara Nilai dan Realitas.” Jurnal Kajian Konstitusi 3, No. 2 (2023): 118-138. https://doi.org/10.19184/j.kk.v3i2.44167.
Wardhana, Allan Fatchan Gani. “Peran Mahkamah Konstitusi Dalam Perlindungan Hak Asasi Manusia Bagi Warga Negara Penganut/Penghayat Kepercayaan dan Gagasan Constitutional Complaint.” Jurnal Majelis: Media Aspirasi Konstitusi 4, (2018): 99-113.
Wijaya, Made Hendra. “Karakteristik Konsep Negara Hukum Pancasila.” Jurnal Advokasi 5, No. 2 (2015): 199-214.
Yunazwardi, Muhammad Iqbal & Aulia Nabila. “Implementasi Norma Internasional Mengenai Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia.” Indonesian Perspective 6, No. 1 (2021): 1-21. https://doi.org/10.14710/ip.v6i1.37510.
Peraturan Perundang-undangan dan Putusan Pengadilan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2023 tentang Kementerian Agama (LNRI Tahun 2023 No. 21).
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 24/PUU-XX/2022.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 65/PUU-XIX/2021.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-XIV/2016.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 68/PUU-XII/2014.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 140/PUU-VII/2009.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (LNRI Tahun 2006 No. 124, TLNRI No. 4674).
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convention on Civil and Political Rights (Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik) (LNRI Tahun 2005 No. 119, TLNRI No. 4558).
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (LNRI Tahun 1999 No. 165, TLNRI No. 3886).
Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama.
Internet
Adede, A. O. “Domestication of International Obligation.” Constitution of Kenya Review Commision. September 15, 2001. http://www.commonlii.org/ke/other/KECKRC/2001/14.html. Diakses pada Juni 20, 2024.
Argawati, Utami. “Fungsi MK Sebagai Penjaga Gawang Konstitusi,” Desember 17, 2022. https:// www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=18792&menu=2. Diakses pada 20 Juni 2024.
Faiz, Pan Mohamad. “Judicial Restraint vs Judicial Activism.” Desember 31, 2017. https://panmohamadfaiz.com/2017/12/31/judicial-restraint-vs-judicial-activism/. Diakses pada 24 Juni 2024.
Hasugian, Maria Rita. “MUI Masih Anggap Syiah Agama Sesat.” Tempo. November 20, 2015. https://nasional.tempo.co/read/720729/mui-masih-menganggap-syiah-aliran-sesat. Diakses pada 24 Juni 2024.
Rahmanto, Fawwaz Iqbal. “Analisis Penerapan Judicial Activism dan Judicial Restraint Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 072-073/PUU-II/2004.” Opini, 1-6.
Saputra, Andi. “Hakim MK Arief Hidayat Ingatkan Hukum Indonesia Bukan Sekuler.” Detiknews. Oktober 29, 2023. https://news.detik.com/berita/d-7007790/hakim-mk-arief-hidayat-ingatkan-hukum-indonesia-bukan-hukum-sekuler. Diakses pada 22 Juni 2024.
Saputra, Andi. “Hakim MK: RI Bukan Negara Sekuler, Tetapi Negara Hukum Berketuhanan.” Detiknews. September 26, 2021. https://news.detik.com/berita/d-5740848/hakim-mk-ri-bukan-negara-sekuler-tapi-negara-hukum-berketuhanan. Diakses pada 22 Juni 2024.
Recommended Citation
Sanjaya, Dixon and Rahim, Akhlish Aulia
(2024)
"Freedom Of Religion And Belief In The Indonesian State Of Law: Dualism Of Conceptual Interpretation And Constitutional Court Decision,"
Jurnal Konstitusi & Demokrasi: Vol. 4:
No.
1, Article 2.
DOI: 10.7454/JKD.v4i1.1402
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jurnalkonsdem/vol4/iss1/2
Included in
Constitutional Law Commons, Courts Commons, Human Rights Law Commons