•  
  •  
 

DOI

https://doi.org/10.21143/jhp.vol52.no1.3334

Abstract

Criminalization Of Civil Disputes Is A Common Case In Indonesia. This Case Can Occur Because An Act Or Action May Violate Two Laws At The Same Time, Those Are Civil Law And Criminal Law. The Intersection Between A Civil Dispute And A Criminal Act Does Not Only Make The Borderline Between Civil And Criminal Cases Thin. Settlement Of Disputes Over Acts That Contain Elements Of Fraud Arising From A Contractual Relationship Through Civil Law Mechanisms By Filing A Lawsuit (Onrechtmatige Daad Or Default) Or Criminal Law Mechanisms (Wederrechtelijk), Is Often Confusing. How To Determine An Act With An Element Of Fraud Is Included In The Domain Of Criminal Or Civil Law And How To Resolve Disputes That Arise As A Result Of Fraud In A Timber Sale And Purchase Agreement (Case Study: Supreme Court Decision Number: 449k/Pid/2001), Is The Formulation Of The Problem, Which Will Be Discussed In This Paper Using Normative Legal Research Methods. Settlement Of Disputes Resolution Through A Criminal Case For An Act Containing Fraud Elements In A Timber Sale And Purchase Agreement (Case Study: Supreme Court Decision Number: 449k/Pid/2001) Is Incorrect. Settlement Of Disputes That Arise In This Case Must Be Resolved By Filing A Civil Claim.


Bahasa Abstract

Kriminalisasi atas sengketa keperdataan adalah hal yang lazim ditemui di Indonesia. Peristiwa ini dapat terjadi karena suatu perbuatan atau tindakan dapat melanggar dua hukum sekaligus, yaitu hukum pidana maupun hukum perdata. Irisan antara suatu tindak pidana dan sengketa keperdataan tidak hanya menjadikan tipisnya garis batas antara perkara pidana dan perkara perdata. Penyelesaian sengketa yang mengandung unsur bedrog (penipuan) yang timbul dari suatu hubungan perjanjian melalui gugatan perdata (onrechtmatige daad atau wanprestasi) dan melalui hukum pidana (wederrechtelijk), seringkali membingungkan. Bagaimana menentukan suatu perbuatan dengan unsur penipuan masuk dalam ranah hukum pidana atau perdata dan bagaimana pula penyelesaian sengketa yang timbul akibat adanya unsur penipuan dalam perjanjian jual-beli kayu (studi kasus: Putusan Mahkamah Agung Nomor: 449K/Pid/2001), adalah rumusan masalah yang hendak dibahas dalam tulisan ini dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif. Pengajuan penyelesaian sengketa melalui perkara pidana atas perbuatan yang mengandung unsur penipuan dalam perjanjian jual beli kayu (studi kasus: Putusan Mahkamah Agung Nomor: 449K/Pid/2001), adalah tidak tepat. Penyelesaian sengketa yang timbul dalam kasus ini, harus dilakukan melalui pengajuan gugatan keperdataan.

References

Buku

Adams, Michelle. “Causation and Responsibility in Tort and Affirmative Action.” Texas Law Review 79, no. Februari (2001).

Agustina, Rosa. Perbuatan Melawan Hukum. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003.

Agustina, Shinta; et.al. Unsur Melawan Hukum. Jakarta: LeIP, 2016.

Anindita, Sri Laksmi “Tidak Dilaksanakannya Suatu Perjanjian Mengakibatkan Wanprestasi atau Penipuan?”, dalam Percikan Pemikiran Makara Merah dari FHUI Untuk Indonesia, diedit oleh Heru Susetyo, Mutiara Hikmah, Tiurma M.P. Allagan, dan Qurata Ayuni, 129-187. Depok: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018.

Boom, W. H. van. Unification of Tort law: Fault. Kluwer Law International B.V., 2005.

Cooke, John. Law of Tort. London: Pitman Publishing, 1992.

Cruz, Peter de. Perbandingan Sistem Hukum Common Law. Bandung: Bandung, 2010.

Curzon, L.B. Basic Law. Playmounth: Mac Donald and Evans, 1981.

Dirdjosisworo, Soedjono. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994.

Djojodirdjo, M.A. Moegni. Perbuatan Melawan Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita, 1982.

Dyson, Andrew, James Goudkamp, dan Frederick Wilmot-Smith. Defences in Tort. Bloomsbury Publishing, 2015.

Garner, Bryan A. Black ’s Law Dictionary, tenth edition. United State of America: Thomson Reuters, 2004.

Loebis, AB. Ganti Kerugian Perbuatan Melanggar Hukum oleh Perorangan/Badan Hukum dan Pengusaha. Jakarta: Gramedia, 1982.

Mardzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2014.

Marpaung, Leden. Unsur-Unsur Perbuatan yang Dapat Dihukum (Delik). Jakarta: Sinar Grafika, 1991.

Muljadi, Kartini, dan Gunawan Widjaja. Perikatan pada umumnya. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.

Setiawan, Rachmat. Tinjauan Elementer Perbuatan Melawan Hukum. Bandung: Alumni, 1982.

Smith, Patricia. The Nature and Process of Law, An Introduction to Legal Philosophy. New York: Oxford University Press, 1993.

Soeroso, R. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2015.

Soeroso, R. Perbandingan Hukum Perdata. Jakarta: Sinar Grafika, 2003.

Statsky, William P. Essentials of Torts. United States of America: Delmar Cengage Learning, 2012.

Vollmar, H.F.A. Pengantar Studi Hukum Perdata Jilid II. Jakarta: CV. Rajawali, 1984.

Zweigert, Konrad, dan Hein Kotz. Introduction to Comparative Law. Oxford: Clarendom Press, 1995.

Artikel Ilmiah

Anindita, Sri Laksmi. "Valuasi Kerugian Akibat Hilangnya Nyawa Manusia dalam Perkara Perdata." Disertasi Doktor Universitas Indonesia, Jakarta, 2019.

Anisah, Siti, dan Trisno Raharjo. “Batasan Melawan Hukum Dalam Perdata Dan Pidana Pada Kasus Persekongkolan Tender.” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 25, no. 1 (2018): 24–48.

Aries. Peranan PPATK dalam Mencegah Terjadinya Money Laundering. Depok: Gramata Publishing, 2010.

Hasnas, John. “University of Idaho College of Law Federalism Symposium: VII, What’s Wrong With a Little Tort Reform?” Idaho Law Review 32 (1996).

Mc Chesney, Fred S. “Tortious interference with contract versus ‘efficient’ breach: Theory and empirical evidence.” Journal of Legal Studies 28, no. 1 (1999): 131.

Owen, David G. “Detterrence and Desert in tort: A Comment.” California Law Review 73 (2001).

Peck, Cornelius. “Negligence and Liability Without Fault in Tort Law.” Washington Law Review 46, no. 2 (1971).

Sardjono, Agus. “Batas-Batas antara Perbuatan Melawan Hukurn dan Wanprestasi dalam Kontrak Komersial.” Jurnal Hukum Bisnis 29, no. 2 (2010).

Sari, Indah. “Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dalam Hukum Pidana dan Hukum Perdata.” Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara 11, no. 1 (2020): 53–70.

Shapo, Marshall S. “A Social Contract Tort.” Texas Law Review 75 (1997).

Suhendro. “Understanding of Breach and Tort Law on Academic Discourse and Judicial Practice.” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 175, no. 1 (2018).

Wright, Richard W. “Causation in Tort Law.” California Law Review 73 (1985).

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. UU No. 8 Tahun 1981. LN No. 76 Tahun 1981. TLN No. 3209.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Wetboek van Straftrecht]. Diterjemahkan oleh Moeljatno. Jakarta: Pradnya Paramita, 1976.

Internet

Association of Certified Fraud Examiners. “The Fraud Trial.” Last modified 2011. https://www.acfe.com/uploadedFiles/Shared_Content/Products/Self-Study_CPE/Fraud-Trial-2011-Chapter-Excerpt.pdf.

Share

COinS