•  
  •  
 

DOI

10.21143/jhp.vol50.no2.2584

Abstract

Legal scholars in Indonesia discuss whether Pancasila is grundnorm or not. Grundnorm according to Hans Kelsen is the basis for validity of legal norms. Kelsen is therefore considered a foundational scholar according to Luc J. Wintgens. Meanwhile, in the view of foundationalism, certain foundation can be accepted if such foundation becomes belief. Thus, saying that Pancasila is basic norm or not, in the view of foundationalism shall answer whether Pancasila is a belief or not. Instead of continuing the debates whether Pancasila is a grundnorm or not, this article instead takes the pre-debates stands, namely reflecting critically the question Pancasila is a grundnorm or not, as unreasonable based on a foundationalism philosophy. For Kelsen, grundnorm is merely source of validity. Kelsen rejected grundnorm containing belief, which psychological in nature, an alien element to the law. While Pancasila is philosophical value, a belief which cannot be reduced only to the validity.

Bahasa Abstract

Ahli hukum di Indonesia berpolemik Pancasila itu grundnorm atau tidak. Grundnorm menurut Hans Kelsen adalah sebuah dasar berlakunya seluruh norma hukum. Kelsen karena itu dianggap sebagai pemikir fondasional menurut Luc J. Wintgens. Sementara itu, dalam pandangan filosofi fondasionalisme, suatu dasar dapat diterima apabila dasar itu menjadi suatu keyakinan (belief). Dengan demikian, mengatakan Pancasila adalah norma dasar atau tidak, dalam pandangan fondasionalisme harus menjawab pertanyaan apakah Pancasila adalah suatu keyakinan (belief) atau tidak. Alih-alih meneruskan arus polemik apakah Pancasila adalah grundnorm atau tidak, tulisan ini malah mengambil posisi pra-polemik tersebut, yakni merefleksikan secara kritis tidak layaknya mempertanyakan Pancasila adalah grundnorm atau tidak berdasarkan filosofi fondasionalisme. Ini karena di mata Kelsen, grundnorm adalah sumber validitas belaka. Kelsen dengan tegas menolak grundnorm mengandung keyakinan, yang psikologis sifatnya, suatu anarsir asing bagi hukum. Sementara Pancasila adalah sebuah gagasan yang bernilai filosofis, yang menjadi dasar keyakinan (belief), yang tidak bisa direduksi hanya ke persoalan validitas.

References

Jurnal

Alston, William P. 1976. “Two Types of Foundationalism.” The Journal of Philosophy, Vol. 73, No. 7 (Apr. 8), hal. 165-185.

Audi, Robert. 1982. “Axiological Foundationalism.” Canadian Journal of Philosophy, Vol. 12, No. 1 (Mar.), hal. 163-183.

Black, Oliver. 1996. “Legal Validity and the Infinite Regress.” Law and Philosophy, Vol. 15, No. 4, hal. 339-368.

Manullang, E. Fernando M. 2007. “Negara dan Panasila: Refleksi Kritis atas Gagasan Hukum Padmo Wahjono.” Jurnal Hukum Jentera, Edisi 15-Tahun IV, Januari-Maret, hal. 134-155.

-----. 2015. “The Purpose of Law, Pancasila and Legality According to Ernst Utrecht: A Critical Reflection.” Indonesia Law Review, 2, hal. 187-207.

-----. “Sesat Pikir Aplikasi Hermeneutika Hukum Menurut Hans-Georg Gadamer”, Jurnal Hukum & Pembangunan, Vol. 48, No. 2 (2018), hal. 390-419.

Oetken, J. Paul. 1991. “Form and Substance in Critical Legal Studies.” The Yale Law Journal, Vol. 100, No. 7 (May), hal. 2209-2228.

Rachmat, Suliati. 1981. “Pemogokan di Indonesia tidak Sesuai dengan Pancasila.” Jurnal Hukum dan Pembangunan, Vol. 11, No. 1, hal. 68-74.

Stone, Julius. 1963. “Mystery and Mystique in the Basic Norm.” The Modern Law Review, Vol. 26, No. 1 (Jan.), hal. 34-50.

Buku

Attamimi, A. Hamid S. 1990. “Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara: Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IV. Disertasi. Jakarta: Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia.

Besson, Samantha. 2005. The Morality of Conflict: Reasonable Disagreement and the Law. Oregon: Hart Publishing, 2005.

Bezemek, Christoph. 2016. “Pure Formalism? Kelsenian Interpretative Theory between Textualism and Realism” dalam Hans Kelsen in America – Selective Affinities and the Mysteries of Academic Influence, ed. D. A. Jeremy Telman. Switzerland: Springer, hal. 249-263.

Cahyadi, Antonius & Manullang, E. Fernando M. 2007. Pengantar Ke Filsafat Hukum, Edisi Pertama, Cetakan Ke-4. Jakarta: Kencana.

Conklin, William E. 2001. The Invisible Origins of Legal Positivism: A Re- Reading of a Tradition. Dordrecht: Springer.

Crowe, Michael Bertram. 1977. The Changing Profile of The Natural Law. The Hague: Martinus Nijhoff.

Freeman, M. D. A. 1994. Llyod’s Introduction to Jurisprudence. Sixth Edition. London: Sweet & Maxwell.

Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.

Kartohadiprodjo, Soediman. 2017. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, ed. Achmad Suhardi Kartohadiprodjo et al. Jakarta: Graha Pustaka.

Kelsen, Hans. 1967. Pure Theory of Law. California: University of California Press.

Kusuma, A. B. 2004. Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945: Memuat Salinan Dokumen Otentik Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha2 Persiapan Kemerdekaan. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tatanegara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004.

Manullang, E. Fernando M. 2007. Menggapai Hukum Berkeadilan: Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomi Nilai. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

-----. 2016. Legisme, Legalitas dan Kepastian Hukum. Jakarta: Kencana. -----. 2018. Korporatisme dalam Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: Prenada. Rawls, John. 1993. Political Liberalism. New York: Columbia University Press. Saleh, Roeslan. 1979. Penjabaran Pancasila dan UUD’45 dalam Perundang-

Undangan. Jakarta: Aksara Baru. Simanjuntak, Marsillam. 1994. Pandangan Negara Integralistik: Sumber,

Unsur, dan Riwayatnya dalam Persiapan UUD 1945. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Soeharto. 1978. Pandangan Presiden Soeharto tentang Pancasila, ed.

Krissantono. Jakarta: Center for Strategic and International Studies (CSIS). Sosa, Ernest. 2007. A Virtue Epistemology: Apt Believe and Reflective

Knowledge, Volume I. Oxford: Oxford University Press. -----. 2009. Reflective Knowledge: Apt Belief and Reflective Knowledge, Volume

II. Oxford: Clarendon Press. Sumakto, Yogi. 2013. “Pancasila Qua Grundnorm di dalam Struktur Hirarkis

Norma-Norma Sistem Hukum Indonesia: Suatu Kajian Kritis terhadap Konstruksivisme Hukum dalam Perkembangan Teori Murni Hans Kelsen.” Disertasi. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Wahjono, Padmo. 1981. Bahan-Bahan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Jakarta: Aksara Baru.

Wintgens, Luc J. 2012. Legisprudence: Practical Reason in Legislation. Farnharm: Ashgate Publishing.

Share

COinS