•  
  •  
 

DOI

10.21143/jhp.vol.48.no.1.1594

Abstract

One of interesting developments about the global security is the issue of territorial disputes in the South China Sea between Philippines and China. Philippines has brought the dispute to the Permanent Court of Arbitration. The ruling from Permanent Court of Arbitration said that China’s claim about a nine-dash line does not have a legal basis. However, China rejects the ruling and remains aggressive which might cause instability in South China Sea region. This research aims to look at the implications of the ruling of the Permanent Court of Arbitration for State Parties and states around the South China Sea region. Authors use juridical normative research method with literature studies. This research shows that States Parties have to implement and respect the ruling because it has already become the source of international law. For the states that located around the region, the ruling also has an effect to facing China’s aggressiveness and rules handling maritime claims in the South China Sea region.

Bahasa Abstract

Salah satu perkembangan yang menarik mengenai keamanan global saat ini adalah isu sengketa Laut China Selatan antara Filipina dengan Tiongkok. Filipina telah membawa sengketa tersebut ke Permanent Court of Arbitration. Putusan dari Permanent Court of Arbitration mengatakan bahwa klaim Tiongkok mengenai nine dash line terbantahkan dan tidak memiliki dasar hukum. Akan tetapi Tiongkok menolak putusan tersebut dan tetap agresif di Laut China Selatan sehingga berpotensi menimbulkan instabilitas kawasan Laut China Selatan. Artikel ini bertujuan untuk melihat implikasi putusan Permanent Court of Arbitration bagi negara pihak dan negara sekitar kawasan Laut China Selatan. Penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara pihak yang bersengketa harus melaksanakan dan menghormati putsan Permanent Court of Arbitration tersebut karena sudah menjadi sumber hukum internasional. Bagi negara di sekitar kawasan, putusan tersebut juga memiliki pengaruh di dalam menghadapi agresivitas Tiongkok dan pengaturan mengenai klaim maritim di kawasan Laut China Selatan.

References

Buku Born, Gary B. International Commercial Arbitration Commentary and Material, The Hague: Kluwer Law International, 2001. Cryer, Robert (et.al.). An Introduction To International Criminal Law And Procedure, Cambridge: Cambridge University Press, 2010. Davina Oktivana, “Sengketa Kepemilikan Pulau Dokdo/Takeshima dalam Perspektif Hukum Internasional”, dalam Idris (ed), Peran Hukum Dalam Pembangunan Di Indonesia Kenyataan, Harapan, dan Tantangan,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Dikdik Mohamad Sodik, Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2014. Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase Nasional Indonesia dan Internasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2013. Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional,Bandung: Keni Media, 2011. ------------------, Dasar-Dasar, Prinsip & Filosofi Arbitrase, Bandung: Keni Media, 2014. ------------------, Hukum Penyeleseaian Sengketa Internasional,Jakarta: Sinar Grafika 2014. I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional,Bandung: Mandar Maju, 2003. Mahan, A.T., The Influence Of Sea Power Upon History 1660-1783,Boston: Little, Brown And Company, 1890. Merrills, J.G. International Dispute Settlement, Cambridge: Cambridge University Press, 2011. Poltak Partogi Nainggolan, Konflik Laut Tiongkok Selatan Dan Implikasinya Terhadap Kawasan, Jakarta: Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi, 2013. Oppenheim, International Law Volume 1: Peace Edited by Sir Robert Jennings and Sir ArthurWatts,Harlow: Longman, 1992. Priyatna Abdurrasyid, Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) Suatu Pengantar, Jakarta: Fikahati Aneska, 2011. Sefriani, Peran Hukum Internasional Dalam Hubungan Internasional Kontemporer,Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016. Shaw, Malcolm N. International Law Fifth Edition, Cambridge: Cambridge University Press, 2003. Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Pustaka, 2006. Starke, J.G., Introduction to International Law, London: Butterworth & Co., 1989. Susanti Adi Nugroho, Penyelesaian Sengketa Arbitrase Dan Penerapan Hukumnya,Jakarta: Prenadamedia Group, 2015. S.M. Noor, Sengketa Laut Cina & Kepulauan Kuril, Makassar: Pustaka Pena Press, 2015. T. May Rudy, Hukum Internasional 1,Bandung: Refika Aditama, 2010. Jurnal/Artikel/Makalah Gao, Zhiguo dan Bing Bing Jia, “The Nine-Dash Line In The South China Sea: History, Status, And Implications”, American Journal of International Law, 107 Am. J. Int'l L. 98, Januari 2013. Quintos, Mary Fides A., “Artificial Islands in the South Tiongkok Sea and their Impact on Regional Insecurity”, Center For International Relations & Strategic Studies, Vol. II No. 2, Maret, 2015. Sefriani, “Ketaatan Masyarakat Internasional terhadap Hukum Internasional dalam Perspektif Filsafat Hukum”, Jurnal Hukum No. 3 Vol. 18, Juli, 2011. Instrumen Hukum Internasional Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (Charter of the United Nations). Statuta Mahkamah Internasional (Statute of the International Court of Justice). the 1907 Convention for the Pacific Settlement of International Disputes. Konvensi Hukum Laut 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea). Declaration on Principles of International Law concerning Friendly Relations and Cooperation among States in accordance with the Charter of the United Nations. Putusan Badan Peradilan The South China Sea Arbitration Award. Website/Internet Beijing Tolak Keputusan Mahkamah Arbitrasi Terkait Sengketa Laut Tiongkok Selatan, http://internasional.kompas.com/read/2016/07/12/17193561/ beijing.tolak.keputusan.mahkamah.arbitrasi.terkait.sengketa.laut.china.selatan, diakses pada tanggal 19 November 2016. Damos Dumoli Agusman, “Mengingat Putusan Tribunal atas Laut China Selatan”, http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160817165644-21-152034/mengingat-putusan-tribunal-atas-laut-china-selatan/, diakses pada tanggal 1 Maret 2017. Foreign Ministry Spokesperson Lu Kang's Remarks on Statement by Spokesperson of US State Department on South China Sea Arbitration Ruling, http://www.fmprc.gov.cn/nanhai/eng/fyrbt_1/t1380409.htm, diakses pada tanggal 19 November 2016. Indonesia dan China di Pusaran Laut China Selatan, http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160624092606-75-140606/ indonesia-dan-china-di-pusaran-laut-china-selatan/, diakses pada tanggal 1 Maret 2017. Introduction to the PCA, https://pca-cpa.org/en/about/introduction/history/, diakses pada tanggal 21 Februari 2017 Why the South China Sea is so crucial, http://www.businessinsider.co.id/why-the-south-china-sea-is-so-crucial-2015-2/?r=US&IR=T#vDHPAcip2 MDEl5Sj.97, diakses pada tanggal 15 November 2016.

Share

COinS