•  
  •  
 

DOI

10.21143/jhp.vol46.no2.77

Abstract

This paper describes the intervention of customary law in the resolution of cases of violence against women and children - especially the intervention that is considered to be able to give justice to the victims. Settlement cases selected by the families of the victims of the indigenous peoples are not limited to cases which are brought to the formal judicial forum. Non-formal mechanisms (through elders) often provide resolution forums. Kupang, Atambua, and Waingapu become the communities that still choose traditional institutions in resolving the case as option, including in resolving some cases of violence against women. Figures of violence against women in those areas are also quite high (in 2012 recorded 478 cases based on data from the National Commission on the Rights of Women and Children). This research is based on the perspective of socio-legal studies, especially the anthropology of law. Studying law with using interdisciplinary approaches, in order to enrich the legal studies with mainstream perspectives.

Bahasa Abstract

Tulisan ini menggambarkan intervensi hukum adat dalam penyelesaian kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak - secara khusus yang dianggap dapat memenuhi rasa keadilan korban. Penyelesaian kasus yang dipilih oleh keluarga korban pada masyarakat adat tidak terbatas pada forum peradilan formal saja. Mekanisme non formal (melalui tetua adat) juga kerap menjadi forum penyelesaian. Dari sekian banyak komunitas adat di Indonesia, masyarakat adat di NTT, yaitu di Kupang, Atambua, dan Waingapu menjadi salah satu komunitas yang hingga kini masih memilih lembaga adat dalam menyelesaikan kasus, termasuk kekerasan terhadap perempuan. Angka kekerasan terhadap perempuan di wilayah tersebut juga cukup tinggi (tahun 2012 tercatat 478 kasus berdasarkan data dari Komisi Nasional Hak Asasi Perempuan dan Anak). Penelitian ini berada dalam genre socio-legal studies, khususnya antropologi hukum, yaitu studi hukum dengan pendekatan interdisipliner, sebagai suatu pengayaan terhadap studi hukum arus utama.

References

Banakar, Reza and Max Travers. Introduction to Section One in Reza Banakar and Max Travers (ed.), "Theory and Method in Socio­ Legal Research", Oxford and Portland Oregon: Hart Publishing, 2005.

Berenschot, Ward dan Adriaan Bedner. Akses terhadap Keadilan, Sebuah Pengantar tentang Perjuangan Indonesia Menjadikan Hukum Bekerja untuk Sei;nua Orang, dalam "Akses terhadap Keadilan", Jakarta: KlTLV, HuMa, VVI Leiden University, Epistema Institute, 2011

Bohannan, Paul J. Anthropology and the Law, in Sol Tax (ed.)., Horizons of Anthropology, Chicago: Aldine Publishing Company.

, Edisi terjemahan Antropologi dan Hukum dalam T.O. Ihromi (ed.). "Antropologi dan Hukum", Jakarta: Yayasari Obor Indonesia, 1993.

Danandjaja, James. Folklor Indonesia Ilmu Gossip, Dongeng, dan lain­ lain. Jakarta: Grafiti, 1991.

Flood, John. Socio-legal Ethnography in Reza Banakar and Max Travers (ed.), "Theory and Method in Socio-Legal Research", Oxford and Portland Oregon: Hart Publishing, 2005.

Felstiner, William L., Richard L. Abel, dan Austin Sarat. "The Emergence and Transformation of Disputes: Naming, Blaming, and Claiming", Law and Society Review", 15: ¾ (1980/1981).

Harkrisnowo, Harkristuti. "Rekonstruksi Konsep Pemidanaan: Suatu Gugatan Terhadap Proses Legislasi dan Pemidanaan di Indonesia", (Orasi Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Pidana FHUI). Depok: Balai Sidang UI, 8 Maret 2003.

Holleman, J.F. Trouble-Cases and Trouble-Less Cases In The Study Of Customary Law And Legal Reform' dalam Keebeth vort Benda­ Beckmann dan Foss Strijbosch, "Anthropology of Law in the Netherlands", Dordrecht: Foris Publications.

Ihromi, Tapi Omas. Kata Pengantar dalam T.O. Ihromi (ed.), "Antropologi dan Hukum", Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993..

, Beberapa Catatan mengenai Metode Kasus Sengketa yang Digunakan dalam Antropologi Hukum, dalam T.O. Ihromi (ed.), "Bunga Rampai Antropologi Hukum", Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993.

, et.al. Laporan Akhir Tim Pengkajian Hukum tentang Penerapan Ketentuan Pidana Adat oleh Badan Peradilan. Jakarta: Departemen Kehakiman, Badan Pembinaan Hukum Nasional, 1997.

Malinowski, Bronislaw. Crime and Custom in Savage Society, dalam Sally Falk Moore (editor), "Law and Anthropology A Reader", Oxford: Blackwell Publishing: 2005.

Moeljatno. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.

Reksodiputro, Mardjono. Pembaharuan Hukum Pidana (Kumpulan Karangan Buku Keempat). Jakarta: Pusat Pelayamui Keadilan dan Pengabdian Hukum UI, 1997.

Schapera, Isaac. A Handbook of Tswana Law and Custom, dalam Sally Falk Moore (editor), "Law and Anthropology A Reader", Oxford: Blacwell Publishing: 2005.

Soekanto, Soerjono. Hukum Adat Indonesia. Cet.2. Jakarta: Rajawali Press, 1983.

Spradley, James P. Metode Etnografi (terjemahan Bahasa Indonesia).

Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1997.

von Benda-Beckmann, Franz. Who's Afraid of Legal Pluralism, "Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law", Commission on Legal Pluralism.: No 47/2002.

, Keebet von Benda-Beckmann, Anne Griffiths. Space and Legal Pluralism: An Introduction, in Franz von Benda-Beckmann, Keebet von Benda-Beckmann, Anne Griffiths (eds.)., "Spatializing Law: An Anthropological Geography of Law in Society", Burlington: Ashgate Publishing Company, 2009.

-----, Keebet von Benda-Beckmann, Anne Griffiths. Mobile People, Mobile Law: An Introduction, in Franz von Benda-

Beckmann, Keebet von Benda-Beckmann, Anne Griffiths (eds.)., Mobile People Mobile Law: Expanding Legal Relations in a Contracting World, Burlington: Ashgate Publishing Company, 2005.

Included in

Family Law Commons

Share

COinS