Abstract
Waqf is one of the potential financial instruments in Islamic economics. As a country with the largest Muslim population in the world, Indonesia has responded positively to developments in the waqf model, especially productive waqf. The waqf potential predicted in 2024 will reach 71.8 trillion, while the realization of waqf is only 199 billion. This means that there is a gap of up to 71.6 trillion between the waqf potential and its realization. This occurs as a result of the lack of knowledge about waqf, including nazhir as the manager of waqf assets. Moreover, the majority of nazirs in Indonesia is considered inexperienced, so that the management of waqf assets is only for consumption. As a vital human resource in the management of waqf, nazhir is required to have a principle of professionalism in his work, and he must understand his duties. This research is a qualitative descriptive research using literature study method. The results of this research show that the problems are caused by human resources who do not understand the functions of the nazhir profession, so certification and standardization of nazhir competencies must be implemented. As one of the nazhirs with legal entities, Pondok Pesantren can be the main target for the professional nazhir certification program. This is based on the fact that people get waqf information from religious leaders and choose to channel waqf funds through institutions that already have legality. Therefore, it is necessary to carry out certification and standardization of professional nazhir competencies so that the management of productive waqf in Indonesia is growing, especially for Pondok Pesantren because religious leaders still have a strong influence in society. Besides that, human resources of Islamic boarding school have been equipped with adequate religious knowledge in understanding waqf. Many of the Pondok Pesantren have productive waqf assets. However, it must be supported by certification so that its legality in positive law can be recognized.
Bahasa Abstract
Wakaf merupakan salah satu instrumen keuangan potensial dalam ekonomi Islam. Sebagai negara berpenduduk Muslik terbesar di dunia, Indonesia sangat merespon positif perkembangan model wakaf, terutama wakaf produktif. Potensi wakaf yang diprediksi tahun 2024 mencapai 71.8 triliun, sedangkan realisasi wakaf hanya 199 Milyar. Artinya terjadi gap mencapai 71.6 triliun antara potensi wakaf dan realisasinya. Kondisi ini terjadi karena pemahaman masyarakat mengenai wakaf masih kurang, termasuk juga nazhir sebagai pengelola aset wakaf. Mayoritas nazhir di Indonesia masih belum profesional, sehingga pengelolaan aset wakaf masih sebatas konsumtif. Sebagai SDM vital dalam pengelolaan wakaf, nazhir dituntut untuk memiliki asas profesionalisme dalam pekerjaanya, selain itu harus mengerti mengenai tugas kenazhirannya. Penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan metode studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa permasalahan profesi nazhir dikarenakan SDM yang tidak paham akan fungsi kenazhirannya, sehingga harus dilakukan sertifikasi dan standarisasi kompetensi nazhir. Sebagai salah satu nazhir berbadan hukum, Pondok Pesantren dapat dijadikan sasaran utama untuk program sertifikasi nazhir profesional. Hal tersebut dilandasi karena masyarakat mendapatkan informasi wakaf dari tokoh agama dan memilih menyalurkan dana wakaf melalui lembaga yang sudah memiliki legalitas. Melihat hal tersebut, perlu dilakukan sertifikasi dan standarisasi kompetensi nazhir profesional agar pengelolaan wakaf produktif di Indonesia semakin berkembang, terutama untuk pondok pesantren karena tokoh agama masih memiliki pengaruh kuat di masyarakat. Selain itu, SDM pondok pesantren sudah dibekali ilmu agama yang cukup sebagai modal dalam memahami perwakafan. Banyak diantara pondok pesantren yang telah memproduktifkan aset wakafnya. Namun harus didukung oleh sertifikasi agar legalitasnya dalam hukum positif dapat diakui.
References
Abdullah, A. (2020). Nadzir dalam Perspektif Kelembagaan Wakaf di Indonesia. JIEI: Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(3), 403-408. Retrieved from http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie
Ahmadi, F. (2018). Kompetensi Nazhir dalam Pengelolaan Aset Wakaf Menurut Perspektif Hukum Islam. Thesis. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (6 ed.). Jakarta: Rineka Cipta.
Azzahra, N. F. (2020). Dampak Undang-Undang Pesantren terhadap Sistem Pendidikan Indonesia - Sebuah Proyeksi. Center for Indonesian Policies Studies, 1-32.
Badan Wakaf Indonesia. (2020). Meneladani Kisah Sejuta Manfaat SPBU Wakaf Gontor. Retrieved January 02, 2021, from Badan Wakaf Indonesia: https://www.bwi.go.id/5678/2020/11/17/meneladani-kisah-sejuta-manfaat-spbu-wakaf-gontor/
Baharuddin, A. Z., & Iman, R. Q. (2018). Nazhir Wakaf Profesional, Standarisasi, dan Problematikanya. Li Falah: Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam, 3(2), 62-74.
Bank Indonesia. (2018). Tiga Program Kemandirian Ekonomi Pesantren untuk Mendukung Ekonomi Indonesia. Retrieved January 02, 2021, from Bank Indonesia: www.bi.go.id
Dahlan, A. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruho Persepsi Nazhir terhadap Wakaf Uang. Al-Iqtishad, 6(2), 305-315.
Darwanto. (2012). Wakaf sebagai Alternatif Pendanaan Penguatan Ekonomi Masyarakat Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, 3(1), 1-14.
Dhofier, Z. (2015). Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.
Fathurrahman, T. (2012). Wakaf dan Usaha Penanggulangan Kemiskinan Tinjauan Hukum Islam Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia (Studi Kasus Pengelolaan Wakaf di Kabupaten Bandung). Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Fitri, R., & Wilantoro, H. P. (2018). Analisis Prioritas Solusi Permasalahan Pengelolaan Wakaf Produktif (Studi Kasus Kabupaten Banjarnegara). Jurnal Al-Muzara'ah, 6(1), 41-59. doi:10.29244/jam.6.1.41-59
Hakim, A. (2010). Manajemen Harta Wakaf Produktif dan Investasi dalam Sistem Ekonomi Syariah. Riptek, 4(11), 21-28.
Herman, D. M. (2013). Sejarah Pesantren Indonesia. Jurnal Al-Ta'dib, 6(2), 145-158.
Hermawan, W. (2017). Pengembangan Wakaf di Pusat Pengembangan Wakaf Daarut Tauhiid. Jurnal Pendidikan Agama Islam - Ta'lim, 15(1), 1-15.
Huda, M. (2012). Wakaf dan Kemandirian Pesantren dari Tebuireng Hingga Gontor. ISLAMICA, 7(1), 211-231.
Huda, N. (2015). Prioritas Solusi Permasalahan Wakaf di Provinsi Jawa Barat dengan Metose ANP. Retrieved January 02, 2021, from Badan Wakaf Indonesia: https://bwi.or.id/index.php/in/publikasi/jurnal-al-awqaf/sekilas-jurnal-al-awqaf.html
Huda, N. (2020). Perlunya Sertifikasi Nazhir. Retrieved January 02, 2021, from Badan Wakaf Indonesia: www.bwi.go.id/2037/2020/06/22/perlunya-sertifikasi-nazhir/
Kasdi, A. (2016). Pergeseran Makna dan Pemberdayaan Wakaf (dari Konsumtif ke Produktif). ZISWAF: Jurnal Zakat dan Wakaf, 3(1), 1-17.
Kementrian Agama RI. (2020). Data Tanah Wakaf. Retrieved January 14, 2021, from Kementrian Agama RI: siwak.kemenag.go.id
Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. (2018). Masterplan Ekonomi Sariah Indonesia 2019-2024. Jakarta: Bappenas.
Khosim, A., & Busro. (2018). Konsep Nazhir Wakaf Profesional dan Implementasinya di Lembaga Wakaf NU dan Muhammadiyah. Al-Awqaf: Jurnal Wakaf dan Ekonomi, 11(1), 49-74. doi:https://doi.org/10.47411/al-awqaf.v11i1.28
Khusaeri. (2015). Wakad Produktif. Al-A'raf: Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, 12(1), 1-20.
Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. (2020). Siaran Pers Pesantren Harus Menjadi Penggerak Ekonomi Kerakyatan di Tengah Pandemi Covid-19. Jakarta: KNEKS.
Komite Nasional Keuangan Syariah. (2019). Menangkap Peluang Tren Wakaf Produktif: Pelayang dan Tantangan Wakaf di Era 4.0. INSIGHT: Buletin Ekonomi Syariah, 20-30.
Lugina, U. (2017). Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren di Jawa Barat. Risalah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 4(2), 53-64. doi:https://doi.org/10.5281/zenodo.1227465
Mubarok, A. S. (2020). Prospek Nazhir Wakaf Global Berbasis Pesantren di Era Digital. Jurnal Binmas Islam, 12(1), 23-50.
Mubarok, J. (2008). Wakaf Produktif. Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Mubarok, J. (2008). Wakaf Produktif. Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Nufzatutsaniah. (2019). Pengaruh Wakaf Produktif terhadap Peningkatan Ekonomi Pesantren Darunnajah Jakarta. JIMF: Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma, 1(3), 72-84.
Qahaf, M. (2006). Al-Waqf al-Islami Tathawwuruh Idaratuh Tanmiyatuh. Damaskus: Dar al-Fikr.
Rohmaningtyas, N. (2018). Pengumpulan Wakaf Berbasis Pesantren: Sturi Kasus di Pondok Modern Darussalam Gontor dan Pondok Modern Tazakka. ADILLA: Jurnal Ekonomi Syariah, 1(1), 1-21.
Rozalinda. (2015). Manajemen Wakaf Produktif. Jakarta: Rajawali Pers.
Rusydiana, A. S., & Rahayu, S. S. (2019). Bagaimana Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia? Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 5(1), 15-33.
Saptono, I. T. (2020). Laporan Hasil Survey Indeks Literasi Wakaf 2020. Public Expose Hasil Survey Indeks Literasi Wakaf 2020 (pp. 1-15). Jakarta: Badan Wakaf Indonesia.
Suryani, E., & Mursyidah, A. (2020). Manajemen Wakaf Berbasis Teknologi Blockchain dalam Meningkatkan Produktivitas Nadzir dan Kebijakan Sustainable Development Goals. RESLAJ: Religion Education Social Laa Riba Journal, 2(1), 18-31.
Syakir, A. (2016). Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam Indonesia melalui Wkaaf Produktif. Jurnal Al-Intaj, 2(1), 25-45.
Tiswarni. (2014). Peran Nazhir dalam Pemberdayaan Wakaf (Tinjauan terhadap Strategi Pemberdayaan Wakaf Badan Wakaf Al-Quran dan Wakaf Center). Al-'Adalah, 12(2), 33-48.
Recommended Citation
Ibrahim, Salawat Fatih
(2023)
"Certification of Pondok Pesantren as Professional Nazhir to Develop Productive Waqf,"
Journal Of Middle East and Islamic Studies: Vol. 10:
No.
1, Article 2.
DOI: 10.7454/meis.v10i1.156
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/meis/vol10/iss1/2