Industrial-Based Learning (IBL): Promoting Excellent on Polytechnics and Vocational Higher Education
Abstract
The industrial sector plays an important role in the national and global economy. A significant global change has shaped many industries recently: That is, industrial operation modes have shifted from local to global markets. Digital business and the implementation of extended enterprise are becoming a new playground and have become strategies for survival. Based on this, we find that more practical and business-oriented education (polytechnics and vocational higher education (PVHE), specifically) is actively participating and playing an important role in industrializing the nation. The current and future competitiveness of national industry depends on highly educated and motivated professionals, as their capabilities are critical to future industry viability. and vocational higher education (PVHE) in Indonesia are required to be included as major drivers with important roles in promoting excellence for national industry, leveraging their competitive advantages, and leveling up the national economics in order to cope with global challenges in the years to come[1]. In general, the practice of most PVHE in Indonesia has been carried out separately and independently from industry. It is difficult for industry to comprehend and adapt directly to the technological advances from the PVHE. Therefore, PVHE needs a new collaboration approach in order to prepare industry for innovation and to maintain its competitive advantages. This paper will discuss a specific implementation of manufacturing education in one PVHE in Indonesia, known as Politeknik Manufaktur (POLMAN) Bandung. The discussion emphasizes the way in which POLMAN Bandung carries out manufacturing education by means of an Industrial-Based Learning (IBL) model that embraces collaboration between education and industry. Implemented in the last two decades, POLMAN Bandung’s IBL model has shown its quality as a promising breakthrough for integrating a “real” industry environment with the education concept. With IBL, POLMAN Bandung has been able to establish a new definition and education paradigms within which direct involvement of all stakeholders is carried out through a number of collaborative actions linking needs of both the industrial and education systems. Moreover, IBL brings up a number of important issues in manufacturing education, such as embedding entrepreneurship and innovation within the education system, providing an education model as a means of developing qualified workforces and professionals for new job environments, and promoting an integrated approach of Tri-Dharma Perguruan Tinggi (education and training, research and technology transfers, and community services). POLMAN Bandung IBL is one of promising models in manufacturing education as it is able to address a number of emerging challenges related to industry, academia and society in general (including government); as well as to comprehend the implementation of knowledge transfer to maintain technological excellence in industry. Furthermore, POLMAN Bandung IBL also promotes and develops competency and professionalism that can be used as a strategic framework for promoting productive teaching and active learning at the PVHE in general.
Bahasa Abstract
Sektor industri memegang peranan penting dalam perekonomian nasional dan global. Perubahan global yang signifikan telah membentuk sebagian besar industri baru-baru ini. Modus operasi industri telah berubah dari pasar lokal ke pasar global. Bisnis digital dan implementasi perusahaan yang diperluas menjadi tempat bermain baru dan telah menjadi strategi untuk bertahan. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa politeknik dan pendidikan kejuruan (SMK) secara khusus - pendidikan yang lebih praktis dan berorientasi bisnis - harus berpartisipasi secara aktif dan memainkan peran penting mereka dalam industrialisasi bangsa. Daya saing industri nasional saat ini dan masa depan membutuhkan profesional berpendidikan dan termotivasi karena kemampuan mereka juga penting bagi kelangsungan hidup industri di masa depan. Mengenai hal ini, politeknik dan pendidikan kejuruan (SMK) di Indonesia diharuskan untuk dibangun sebagai salah satu pendorong utama yang dapat memainkan peran penting mereka dan berpartisipasi dalam mempromosikan keunggulan industri nasional, memanfaatkan keunggulan kompetitif mereka, dan pada akhirnya meningkatkan tingkat nasional ekonomi untuk mengatasi tantangan global di tahun-tahun mendatang [1]. Secara umum, praktik PVHE paling banyak di Indonesia sampai batas tertentu telah dilakukan secara terpisah dan independen dari industri. Sulit bagi industri untuk memahami dan menyesuaikan diri secara langsung dengan kemajuan teknologi dari PVHE. Oleh karena itu, PVHE diperlukan agar memiliki pendekatan kolaborasi baru untuk mempersiapkan industri inovasi dan untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Makalah ini akan membahas implementasi khusus pembuatan pendidikan di salah satu PVHE di Indonesia yang dikenal dengan Politeknik Manufaktur (POLMAN) Bandung. Diskusi tersebut memberi penekanan pada cara di mana POLMAN Bandung melaksanakan pendidikan manufaktur dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Industri (IBL) yang mencakup kolaborasi antara pendidikan dan industri. Diimplementasikan dalam dua dekade terakhir, model IBL POLMAN Bandung telah menunjukkan kualitasnya sebagai terobosan yang menjanjikan untuk mengintegrasikan lingkungan industri 'nyata' dengan konsep pendidikan. Dengan IBL, POLMAN Bandung telah mampu membangun paradigma definisi dan pendidikan baru di mana keterlibatan langsung semua pemangku kepentingan dilakukan melalui sejumlah tindakan kolaboratif yang menghubungkan kebutuhan ke sistem industri dan pendidikan. Selain itu, IBL memunculkan sejumlah isu penting dalam pembuatan pendidikan seperti menanamkan kewiraswastaan dan inovasi dalam sistem pendidikannya, memberikan model pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan tenaga kerja dan profesional berkualitas untuk lingkungan kerja baru, dan mempromosikan pendekatan terpadu Tri-Dharma Perguruan Tinggi (transfer pendidikan dan pelatihan, penelitian dan teknologi, dan layanan masyarakat). POLMAN Bandung IBL adalah salah satu model yang menjanjikan dalam bidang pendidikan manufaktur karena mampu menangani sejumlah tantangan yang muncul terkait dengan industri, akademisi dan masyarakat pada umumnya (termasuk pemerintah); serta untuk memahami pelaksanaan transfer pengetahuan untuk mempertahankan keunggulan teknologi di industri. Selanjutnya, POLMAN Bandung IBL juga mempromosikan dan mengembangkan kompetensi dan profesionalisme yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja strategis untuk mempromosikan pengajaran produktif dan pembelajaran aktif di PVHE pada umumnya.
Recommended Citation
Ilyas, Ismet P. and Semiawan, Transimissia
(2017)
"Industrial-Based Learning (IBL): Promoting Excellent on Polytechnics and Vocational Higher Education,"
Jurnal Vokasi Indonesia: Vol. 5:
No.
1, Article 7.
DOI: 10.7454/jvi.v5i1.1115
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jvi/vol5/iss1/7
Included in
Accounting Commons, Arts Management Commons, Business Administration, Management, and Operations Commons, Business Analytics Commons, Educational Administration and Supervision Commons, Insurance Commons, Tourism and Travel Commons