Abstract
Terrorism is the use of force or threat to use force with the aim of bringing a political change, this is the definition according to Brian Jenkins. It is not doubted by anyone that the crime of terrorism is an act of crime that is extraordinary. However, similar to any other crimes, the principle of innocent until proven guilty should always be upheld. This is due to the fact that we should presume anyone’s innocence until the court of law hold otherwise. This paper is aimed to further discuss pertaining to the human rights of an accused of crime of terrorism both in Indonesia and in Malaysia based on terrorism laws of both countries, namely, Law Number 5 of the Year 2018 and Security Offences (Special Measures) Act 2012 (SOSMA) & Prevention of Terrorism Act 2015 (POTA).
Bahasa Abstract
Terorisme adalah penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan yang bertujuan untuk membawa perubahan politik, definisi ini adalah menurut Brian Jenkins. Tidak dapat dipungkiri oleh siapapun bahwa aksi tindak pidana terorisme adalah suatu kejahatan yang luar biasa. Namun, sama halnya dengan tindak pidana lainnya, asas praduga tidak bersalah harus tetap ditegakkan. Hal ini dikarenakan kita harus menduga siapapun sebagai tidak bersalah sampai dengan putusan hakim yang memastikan dia bersalah. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam perihal Hak Asasi Manusia tersangka tindak pidana terorisme di Indonesia dan juga di Malaysia berdasarkan Undang-Undang Terorisme yang ada di dua negara tersebut, yaitu, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 dan Security Offences (Special Measures) Act 2012 (SOSMA) & Prevention of Terrorism Act 2015 (POTA).
References
Buku
Laqueur, W. (1999) The New Terrorism: Fanaticism and the Arms of Mass Destruction. Oxford University Press
Harapan, A. B., Sutardi, N. (2006) Hak Asasi Manusia dan Hukumnya. CV. Yani’s, 33-34
Hadjon, P. M. (1987). Perlindungan hukum bagi rakyat di Indonesia: sebuah studi tentang prinsip-prinsipnya, penanganannya oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan umum dan pembentukan peradilan administrasi negara. Bina Ilmu.
Wignjosoebroto, S. (2002). Hukum: paradigma, metode, dan dinamika masalahnya. Elsam.
Barda Nawawi Arief, S. H. (2016). Bunga rampai kebijakan hukum pidana. Prenada Media.
Sunardi, D., & Wijaya, E. (2011). Perlindungan Hak Asasi Manusia Tersangka/Terdakwa.
Jurnal
Hoffman, P. (2004). Human rights and terrorism. Human Rights Quarterly, 26(4), 932-955.
Kusuma, A. J. (2018). The Allegation of Human Rights Violation in the Process of Counter-Terrorism Acts in Indonesia by Densus 88 Force. Advanced Science Letters, 24(5), 3394-3398.
Plantilla, J. (1997). Elusive promise: transitional justice in the Philippines. Human Rights Dialogue, 1(8).
Suntoro, A. (2020). Penerapan Asas dan Norma Hak Asasi Manusia dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (The Application of Human Rights Principles and Norm in the Law on Combating Criminal Acts of Terrorism). Negara Hukum: Membangun Hukum untuk Keadilan dan Kesejahteraan, 11(1).
Brown, G. K. (2013). Malaysia in 2012: promises of reform; promises met?. Southeast Asian Affairs, 2013(1), 153-167.
Dhanapal, S., & Sabaruddin, J. S. (2015). Rule of law: An initial analysis of security offences (Special measures) Act (SOSMA) 2012. IIUM Law Journal, 23(1).
Pangaribuan, L. M. (2014). Hakim Pemeriksa Pendahuluan (HPP) dalam Rancangan Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. Teropong: Media Hukum dan Keadilan, 1, 2-18
Afandi, F. (2016). Perbandingan Praktik Praperadilan dan Pembentukan Hakim Pemeriksa Pendahuluan dalam Peradilan Pidana Indonesia. Mimbar Hukum-Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 28(1), 93-106.
Dokumen Hukum:
United Nations Counter-Terrorism Implementation Task Force. (2011). Securing the fundamental principles of a fair trial for persons accused of terrorist offenses. https://www.un.org/es/terrorism/ctitf/pdfs/right_to_fair_trial_concept_note.pdf
Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights Human Rights,. (2008). Terrorism and Counter-Terrorism’.
(1988, Apr. 8) CCPR General Comment No. 16: Article 17 (Right to Privacy) The Right to Respect of Privacy, Family, Home and Correspondence and Protection of Honour and Reputation. Office of the High Commissioner for Human Rights
Internet (Online Journals)
The Sun. (2008, Desember 30). ISA stays despite strong protests. Malaysia Bar. Retrieved from https://www.malaysianbar.org.my/article/news/bar-news/news/isa-stays-despite-strong-protests
Gabrillin, A. (2016, Maret 26). Kontras Duga Densus 88 Lakukan Pelanggaran HAM terhadap Siyono. Kompas. Retrieved from https://nasional.kompas.com/read/2016/03/26/15183741/Kontras.Duga.Densus.88.Lakukan.Pelanggaran.HAM.terhadap.Siyono
Madun, M, T. (2022, Apr. 7) Ahli Parlimen lebih membela hak penggana. Kosmo. https://www.kosmo.com.my/2022/04/07/ahli-parlimen-lebih-membela-hak-pengganas/
Recommended Citation
Adesta, Fayez Ghazi Mutasim Mr. and Priyanto, Sapto Dr.
(2022)
"HAK ASASI MANUSIA TERSANGKA TINDAK PIDANA TERORISME: STUDI PERBANDINGAN ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA,"
Journal of Terrorism Studies: Vol. 4:
No.
1, Article 5.
DOI: 10.7454/jts.v4i1.1046
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jts/vol4/iss1/5
Included in
Criminal Procedure Commons, Defense and Security Studies Commons, Human Rights Law Commons, Terrorism Studies Commons