Abstract
This writing tells about the variation of Bataknese cultural of Angkola on torture and misery novel. Since Indonesia literature was born. The variation of culture always enrich it. The variation of culture especially visible on novel, the some likes torture and misery in Merari Siregar which is coloured by Bataknese of Angkola. The variation of Bataknese culture of Angkola on the novel, such as position of clan and the system of arrangement, tradition of martandang (visiting to girl’s house), belief to native doctor and soul of human being that was die, and the system of division of belongings.
Bahasa Abstract
Tulisan ini menguraikan warna budaya Batak Angkola dalam novel Azab dan Sengsara. Sejak sastra Indonesia lahir, warna budaya selalu memperkayanya, warna-warna budaya ini khususnya tampak dalam novel. Demikian juga novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar yang diwarnai oleh budaya Batak Angkola. Warna budaya Batak Angkola dalam novel tersebut, seperti kedudukan marga dan sistem pengaturannya, tradisi martandang (berkunjung ke rumah gadis), kepercayaan terhadap dukun dan arwah manusia yang meninggal dan sistem pembagian harta warisan.
References
Anonim. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. ---------. (1998). “Perkembangan Sastra Lokal” Bendungan-Semarang: Universitas Diponegoro. Budianta, M. (terj.). (1997). Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Hudson, W.H. (1963). An Introdution to The Study of Literatur. London: George G. Harrap dan Co. Ltd. Ichwan. (1979). Sari Bangsa-bangsa (Ethologi). Jakarta: Erlangga. Teeuw, A. (1981). Sastra Baru Indonesia 1. Ende – Flores: Nusa Indah Zaidan,A.R., dkk (1991).Kamus Istilah Sastra Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud.
Recommended Citation
Fitrah, Y. (2008). Warna Lokal Batak Angkola Dalam Novel “Azab Dan Sengsara” Karya Merari Siregar. Makara Human Behavior Studies in Asia, 12(1), 21-26. https://doi.org/10.7454/mssh.v12i1.131