•  
  •  
 

Abstract

Permukiman Candi Baru adalah bagian awal pengembangan fase modernisasi Kota Semarang pada 1906-1942. Permukiman tersebut didesain dengan konsep garden city oleh Ir. Herman Thomas Karsten pada tahun 1916. Dalam praktiknya, Karsten dan ahli-ahli lokal yang membantunya, tidak utuh menerapkan konsep Garden City by Howard. Desain dibuat dengan penyesuaian kondisi Indonesia. Secara struktur, kawasan ini masih menampakan karakter garden city. Bangunan-bangunan yang ada di kawasan tersebut sebagian besar adalah bangunan yang sama tuanya dengan kawasan itu sendiri. Melihat hal tersebut, Kawasan Candi Baru dapat dimasukkan dalam kawasan cagar budaya. Akan tetapi, kawasan ini belum ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya pada rencana tata ruang wilayah Kota Semarang. Oleh karena itu, anilisis nilai penting kawasan Candi Baru akan sangat bermanfaat untuk mendukung Kawasan Candi Baru dijadikan sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu mengeksplorasi sejarah dan kondisi saat ini pada Kawasan Candi Baru. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, teknologi dan pariwisata memiliki nilai yang tinggi, sedangkan nilai agama cenderung tidak ada. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Kawasan Candi Baru memiliki nilai penting yang tinggi, sehingga layak diajukan sebagai kawasan cagar budaya.

References

Andriany, V. (2021). Trend Staycation Sebagai Potensi Bisnis Alternatif Peningkatan Perekonomian di Masa Pandemi. Jurnal Ekobistek, 10(4). pp 200-206 Astari, S., Ginting, N., & Pane, I.F. (2021). Study of The Forming Elements of Utopia City in Medan to Create a Sustaineable City (Case Study of Medan Johor District). IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 780 012020. DOI 10.1088/1755-1315/780/1/012020 Australia, E. H. (2014). Engineering Heritage Australia Engineering Heritage & Conservation Guidelines. Australia ICOMOS., & International Council on Monuments and Sites. (2013). The Burra Charter : the Australia ICOMOS charter for places of cultural significance 2013 : with associated guidelines and code on the ethics of co-existence. 23. Beevers, R. (1988). The Garden City Utopia: A Critical Biograpghy of Ebenezer Howard. London: MacMillan Press. Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approach 4th Ed. California: SAGE Publication Inc. Christanto, J. (2014). Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Universitas Terbuka, 1–29. Darmawan, F. (2022). Konservasi vs Pariwisata Massal: Konflik Kebijakan dan Tantangan Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO. Jurnal Vokasi Indonesia, 10(1). 22- 28 Kurniawati, W., Mussadun, Apriana, M., Dewi, N.S.R., Febrianto, A., Suryaning P, S.A. (2021). Penerapan Konsep Garden City di Kawasan Candi Baru Semarang. Jurnal Arsitektur Zonasi, 4(3), 410-416 Mamik. (2015). Metodologi Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher Pichierri, M., Petruzzellis, L., & Passaro, P. (2022). Investigating Stavcation Intention: The Influence of Risk Aversion, Community Attachment and Perceived Control During The Pandemic. Current Issues in Tourism, 26(4). DOI 10.1080/13683500.2022.2069551 Putri, P.A.V.A, Santoso, E.B, Sulistyarso, H. (2020). Potensi dan Kelemahan Kawasan Cagar Budaya sebagai Destinasi Wisata Heritage di Kota Pontianak. Jurnal Penataan Ruang, 15(1). P 14-22 Purwantiasning, A.W. (2022). Penetapan Kawasan Bersejarah Sebagai Sebuah Usaha Pelestarian. NALARs Jurnal Arsitektur, 21(1). Purwanto, E. (2009). Jejak Kearifan Lokal Permukiman Candi Semarang (Berbasis Kota Taman/ Garden City). Implikasi UdangUndang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 Terhadap Konsep Pengembangan Kota Dan Wilayah Berwawasan Lingkungan, V1–V11. https://doi.org/ISBN-978-979-197-38-0-9 Setyohadi K, B. (1998). Kajian Keterkaitan Kemampuan Bertahan Permukiman Dengan Struktur Sosial Masyarakat (Studi Kasus Permukiman Candi Baru Semarang). (Tesis Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro) Setyohadi K., B. (2007). Tipologi Pola Spasial dan Segresi Sosial Lingkungan Permukiman Candi Baru. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, 2(9). 97-106 Soesilo, A.R. (2014, November 22). Multi Ethnic Approach as the Social Capital in Promoting Heritage Conservation in Semarang City: Towards a Heroic Heritage Conservation. Paper presented at the third international Conference on Urban Heritage and Sustainable Infrastructure Development (UHSID). Retrieved from http://repository.unika.ac.id/17813/1/58719820 072014G1_Multiethnic%20%20management% 20UHSID3%20rudyanto%20soesilo%20%20te mplate%20FAD.pdf Soetomo, S. (2003). Pola Tata Ruang Koridor Jalan S. Parman Kawasan Pemukiman Candi Baru Semarang. Thesis. Universitas Diponegoro Ward, S. (2005). The Garden City: Past, Present and Future. Routledge. Wibisono, M.W, Tanudiarjo, D.A, & Hindarto. (2022). Nilai Penting Sumber Daya Budaya Kotawaringin Lama. Naditira Widya, 16(1). Pp 85-44 Wulasari, K. (2014). Evolusi Konsep Ruang Hijau Publik di Kota Semarang pada Awal Abad ke 20 Hingga Sekarang (Ruang Hijau Publik di Kawasan Candi Baru). Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 11(1). pp 1 – 35 Yuliati, D. (2013). Strengthening Indonesian National Identity Through History Semarang as a Maritime City: A Medium of Unity in Diversity. Humanika, 18(2). https://doi.org/10.14710/humanika.18.2

Share

COinS