•  
  •  
 

Abstract

Jilbab or veil is a special cloth in Islam religion, particularly for women. The users are increased significantly in a recent decade in Indonesia. Not to mention also the issue about using of veil in higher education is important in which the discourse about religion is getting easier for being spread by Islamic activists. This article attempts to explain that the phenomenon of differentiation about variation of using veil that occur in campuses is because the differentiation of legitimation from the variation group in Islam itself; Tarbiyah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), and Salafi. The main argument from this article is that jilbab or veil being used because the context of teology or a form of commitment to the religion which being manifestated in each of the groups. Jilbab is eventually not only being used because of the commitment in teology, but also because of the conformity that is done by a person, so that she can be accepted socially by each variation groups that has been mentioned. Research method that being used is qualitative research which tries to depicts the variation of using jilbab or veil in higher education as it becomes symbol from the variation in Islam (HTI, Salafi, andTarbiyah) which also conduct collective identity. The implication is that there is social boundaries from one group to other groups which suffered contestation, yet there is no serious conflict between them as the individuals inside those groups are already being educated.

Bahasa Abstract

Jilbab merupakan pakaian khas Islam bagi perempuan yang selama satu dekade terakhir penggunaannya terus meningkat di Indonesia, termasuk di perguruan tinggi, tempat di mana diskursus tentang agama semakin mudah disebarluaskan oleh aktivis Islam. Artikel ini berupaya untuk menjelaskan bahwa fenomena perbedaan variasi jilbab yang terjadi di kampus disebabkan oleh perbedaan legitimasi dari ulama yang berbentuk tafsir, dalam konteks ini ialah perbedaan legitimasi dari varian Islam, yaitu Tarbiyah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Salafi. Pokok argumentasi dari tulisan ini, jilbab digunakan karena konteks teologis atau komitmen terhadap keagamaan yang merupakan manifestasi dalam varian Islam yang berbeda. Jilbab ternyata digunakan bukan hanya karena komitmen teologis semata, namun juga karena konformitas yang dilakukan oleh individu agar dapat diterima secara sosial oleh tiap varian Islam. Penelitian untuk penulisan artikel ini menggunakan metode kualitatif yang berupaya untuk menggambarkan bahwa varian- varian jilbab dalam ranah perguruan tinggi merupakan representasi simbol dari varian Islam (HTI, Salafi, Tarbiyah) yang membentuk identitas kolektif. Implikasinya, terjadi sekat sosial antara kelompok satu dengan kelompok lainnya yang mengalami kontestasi, namun tidak terjadi konflik serius karenakan individu dalam kelompok telah teredukasi.

References

Abdurakhman. 2013. Gerakan Tarbiyah 1980-2010: Respon Ormas Islam terhadap Gerakan Islam Transnasional. Disertasi: Depok: Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi Sejarah, Universitas Indonesia. Al-Albani, Syaikh Nashiruddin. 2000. Jilbab Wanita Muslimah. Jakarta: Media Hidayah. An-Nabhani, Taqiyuddin. 2012. Sistem Pergaulan dalam Islam: Edisi Mu’tamadah. Jakarta: HTI Press. Bartkowski, John P. dan Jen’nan Ghazal Read. 2000. “To Veil or not to Veil? A Case Study of Identity Negotiation among Muslim Women in Austin, Texas.” Gender and Society 14(3):395-417. ________. 2003. ”Veiled Submission: Gender, Power and Identitiy Among Evangelical and Muslim Women in the United States.” Journal of Qualitative Sociology 26(1):71-92. Berger, Peter L. 1967. The Sacred Canopy: Elements of a Sociological Theory of Religion. New York: Garden City. ________. 1967. The Social Reality of Religion. Britain: Penguin University Books. ________ dan Luckman Thomas. 1979. The Social Construction of Reality. Britain: Penguin Books. Brenner, Suzanne. 1996. “Reconstructing Self and Society: Javanese Muslim Women and The Veil.” American Ethnologist 23(2):673-697. Budiati, Atik Catur. 2011. “Jilbab: Gaya Hidup Baru Kaum Hawa.” Jurnal Sosiologi Islam 1(1):59-70. Castells, Manuel. 1997. The Power of Identity, The Information Age: Economy, Society, and Culture. USA: Blackwell Publishers. Chozin, Muhammad Ali. 2013. “Strategi Dakwah Salafi di Indonesia.” Jurnal Dakwah 14(1):1-25. Dawam, Ainurrofiq. 2007. “Jilbab dalam Perspektif Sosial Budaya.” Jurnal Innovatio 6(12):365-377. Franks, Myfanwy. 2000. “Crossing the boarders of whiteness? White Muslim Women Who Wear Hijab in Britain Today.” Ethnic and Racial Studies 23(5):917-929. Furseth, Inger. 2006. An Introduction to the Sociology of Religion: Classical and Contemporary Perspective. London, UK: Ashgate Book Publisihing. Hefner, Nancy J. Smith. 2007. “Javanese Women and the Veil in Post- Soeharto Indonesia.” The Journal of Asian Studies 66(2):389-420. Hisyam, Muhammad. 2010. “Anatomi Konflik Dakwah Salafi di Indonesia.” Jurnal Multikultural dan Multireligius 9(33):26-45. Jenkins, Richard. 2008. Social Identity. 3rd ed. London and New York: Taylor and Francis. Kementerian Agama RI, Badan Litbang dan Diklat. 2011. Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan. Kovacs, Amanda. 2014. “Saudi Arabia Exporting Salafi Education and Radicalizing Indonesia’s Muslims.” Giga Focus International Journal 7:1-8. Lamont, Michele and Virag Molnar. 2002. “The Study of Boundaries in the Social Sciences.” Annual Reviews Sociology 28(1):167-195. Machmudi, Yon. 2008. Islamising Indonesia: The Rise of Jemaah Tarbiyah and The Prospereous Justice Party (PKS). Canberra: Australian National University Press. Maiyusnida. 2006. “Tren Jilbab Mewarnai Dunia Kampus.” Jurnal Kerabat 1(1):19-52. Neuman, W. Lawrence. 2004. Social Research Methods: Quantitative and Qualitative Approaches. Boston: Allyn & Bacon Osman, Mohamed Nawab. 2010. “The Transnational Network of Hizbut Tahrir Indonesia.” South East Asia Research 18(4):735-755. Parekh, Bhikhu. 2008. A New Politics of Identity: Political Principles for an Interdpendent World. New York, USA: Palgrave Macmillan. Ritzer, Gorge dan Douglas J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Penerbit Kencana. Suhendra, Ahmad. 2013. “Kontestasi Identitas Melalui Pergeseran Interpretasi Hijab dan Jilbab dalam Al Qur’an.” Jurnal Palastren 6(1):1-22. Tajfel, Henri. 1982. Social Identitiy and Intergroup Relations. Cambridge: Cambridge University Press. Turmudi, Endang. 2016. “The Passion of Jilbab: Socio-Cultural Transformation of Indonesian Muslim Women.” International Journal of Scientific and Research Publications 6(5):287-292. Wagner, Wolfgang, Sen Ragini, dan Risa Permanadeli. “The Veil and Muslim Women’s Identity: Cultural Pressures and Resistance of Stereotyping.” Culture and Pshychology Journal 18(4):521-541. Wahid, Din. 2007. “Pentas Jihad Gerakan Salafi Radikal Indonesia.” Jurnal Studia Islamika 14(2):341-362. __________. 2014. Nurturing the Salafi Manhaj: A Study of Salafi Pesantrens in Contemporary Indonesia. Tesis. Dutch Ministry of Foreign Affairs. http://entrepreneur.bisnis.com/read/20140724/263/245799/pengguna- hijab-meningkat-produsen-kerudung-raih-untung-besar. Diakses pada 12 Agustus 2016, Pkl 20.36 WIB. http://medan.tribunnews.com/2014/04/20/foto-demonstrasi- mahasiswa-ui-tolak-larangan-polwan-berjilbab. Diakses pada 12 Agustus 2016 Pkl 21.00 WIB

Share

COinS