Abstract
This article aims to explain the poverty in Flores by using a political economy perspective. Through qualitative research method by literature review, this article argues that poverty in the region is caused by the accumulation by dispossession through three main areas, namely the long colonial history, agrarian inequality, and the de- politicization of the masses. The long history of colonization has led to the change of the system of administration and the agrarian structure for the sake of the accumulation by dispossession. The agrarian inequalities facilitate the process of accumulation by dispossession. Just by relying on unorganized spontaneous resistances, the accumulation by dispossession is unstoppable and keeps escalating until today.
Bahasa Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan persoalan kemiskinan di Flores dari perspektif ekonomi politik. Melalui penelitian kualitatif dengan tinjauan kepustakaan, tulisan ini berargumen bahwa kemiskinan di Flores disebabkan oleh akumulasi melalui perampasan yang berkaitan dengan tiga hal pokok, yakni sejarah penjajahan yang panjang, ketimpangan agraria, dan depolitisasi massa rakyat. Penjajahan yang panjang telah menyebabkan perubahan struktur pemerintahan dan agraria demi akumulasi melalui perampasan. Ketimpangan agraria mempermudah proses akumulasi melalui perampasan. Dengan hanya mengandalkan perlawanan spontan yang tak terorganisasi, proses akumulasi melalui perampasan tak terbendung dan terus mengeskalasi hingga saat ini.
References
Aidit, D.N. 1963. Peran Koperasi Dewasa Ini. Jakarta: Depagitprop CC PKI. Allerton, C. 2003, “Authentic Housing, Authentic Culture? Transforming A Village Into a ‘Tourist Site’ in Manggarai, Eastern Indonesia.” Indonesia and the Malay World 31(89):119-128. Angelis, MDE. 2005. “The Political Economy of Global Neoliberal Governance.” Review 28(3):229-257. Antlove, H. 2003. “Village Government and Rural Development in Indonesia: the New Democratic Framework.” Buletin of Indonesia Economic Studies 39(2):193-214. Arndt, P. 1924. Agama Orang Ngada: Dewa, Roh-roh Manusia dan Dunia. Maumere: Candraditya. Aspinal, Edward. 2010. “Indonesia: The Irony of Success.” Journal of Democracy 21(2):20-34. Awang, SA. 2005. “Sejarah Pemikiran Pengelolaan Hutan Indonesia.” Wacana. Edisi ke-20. Yogyakarta: Insist Press. Barnes, R.H. 1993. “Construction Sacrifice, Kidnapping and Head- Hunting Rumors on Flores and Elsewhere in Indonesia.” Ocenia 64(2):146-158. Bereuh, Daud. 2015. “Masa Depan Penuntasan Kasus Pelanggaran HAM 1998.” Diskusi Mingguan MAP Corner, May 19. Bekkum WV. 1946. Sejarah Manggarai (Warloka-Todo-Pongkor). Unpublished manuscript. Budiman, Arief. 1990. Sistem Perekonomian Pancasila dan Ideologi Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka. ------. 1987. Jalan Demokratis ke Sosialisme: Pengalaman Chili di Bawah Allende. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. ------. 1996. Teori Negara: Negara, Kekuasaan dan Indeologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Bernstein, Henry. 2010. Class Dynamics of Agrarian Change. Kanada: Fernwood Publishing. Boelaars, H.J.W.M. 1991. Indonesianisasi: Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Clark, Samuel. ed. 2004. More than Just Ownership: Ten Land and Natural Resource Conflict Case Studies from East Java and Flores. Jakarta: World Bank Report. Corta, LD. 2010. “The Political Economy of Agrarian Change: Dinosaur or Phonenix?” Hlm. 18-46 dalam The Comparative Political Economy of Dvelopment: Asia and South Asia. Disunting oleh Hariss-Barbara White dan Judith Hayer. New York: Routledge. Dale, C.J.P. 2013. Kuasa, Pembangunan, dan Pemiskinan Sistemik. Labuan Bajo: Sunspirit Books. Dhakidae, Daniel. 2003. Cendekiawan dan Kekuasaan Dalam Negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia. ------. 2013. “Dari Tempat Pembuangan Menjadi Rumah Pemulihan: Makna Sukarno Bagi Ende dan Ende Bagi Sukarno.” Prisma 32(2&3):113-146. Djawang, Umbu S. et al., ed. 1987. Mosaik Pariwisata Nusa Tenggara Timur. Kupang: Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tingkat Satu NTT. Dolu, H.G. 2016. “Persoalan Tanah Ulayat, Masyarakat Adat Maumere Menanti Keadilan dari Gereja dan Negara.” Diakses 22 Agustus 2016 (http://indonesiasatu.co/detail/persoalan-tanah- ulayat--masyarakat-adat-maumere-menanti-keadilan-dari-gereja- dan-negara). Drake, R.A. 1989. “Construction Sacrifice and Kidnapping Rumor Panics in Borneo.” Oceania 59(4):269-79. Erb, Maribeth. 1991.“Construction Sacrifice, Rumors and Kidnapping Scares in Manggarai: Further Comparative Notes from Flores.” Oceania 62(2):146-158. ------. (2005a). “Shaping a ‘New Manggarai’: Struggles over culture and tradition in an Eastern Indonesian regency.” Asia Pacific Viewpoint 46(3):323-334. ------. 2006. “Between Empowerment and Power: The Rise of the Self-Supporting Church in Western Flores, Eastern Indonesia.” Journal of Social Issues in Southeast Asia 21(2):204-229. ------. 1999. The Manggaraians: A Guide to Traditional Lifestyles. Times Editions: Singapore. ------. 2010. “Kebangkitan Adat di Flores Barat: Budaya, Agama dan Tanah.” Hlm. 269-299 dalam Adat dalam Politik Indonesia. Disunting oleh James S. Davidson et al. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Escobar, Arturo. 1995. Encountering Development: the Making and Unmaking of The Third World. New Jersey: Princeton University Press. Ferguson, James. 1990. The Anti-Politics Machine: “Development,” Depoliticization, and Bureaucratic Power in Lesotho. Cambridge: Cambridge University Press. Fine, B. 2015. “Negara Pembangunan Sudah Mati –Hidup Modal Sosial?” Jurnal Suluh Pergerakan 1:59-91. Forth, Gregory. 2001. “Dualism and Hierarchy: Processes of Binary Combination in Keo Society.” Oxford: Oxford University Press. Gordon, J.L. 1975. The Manggarai: Economic and Social Transformation in an Eastern Indonesia Society. Disertasi. Cambridge, Massachusetts: Harvard University. Gramsci, Antonio. 1971. Selection from the Prison Notebooks. New York: International Publisher. Hadiz, Vedi R. dan & Dakidae D.,ed. 2006. Ilmu Sosial dan Kekuasaan di Indonesia. Jakarta: PT Equinox Publishing Indonesia. Hardum, S. E. 2016. “NTT Jadi Fokus Perhatian Kementrian Desa.” Diakses 23Agustus 23 (http://www.beritasatu.com/ ekonomi/358133-ntt-jadi-fokus-perhatian-kementerian-desa.html). Harvey, David. 2003. The New Imperialism. New York: Oxford University Press. Hasiman, F. 2014. Monster Tambang. Jakarta: JICP OFM. Hurek, L. Lusi. 2011. “Alex Beding Pelopor Pers NTT.” Laporan wawancara dengan Pater Alex Beding 17 Februari. Diakses 20 Agustus 2016 (http://hurek.blogspot.co.id/2011/02/alex-beding- pelopor-pers-di-ntt.html). Jalong, Fransiskus. 2001. Kairos dan Developmentalism: Politik Wacana Patronase di Manggarai. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Jebadu, A. et al., ed. 2009. Pertambangan di Flores-Lembata: Berkah atau Kutuk? Maumere: Penerbit Ledalero. Klinken, v.G. 2015a. The Making of Middle Indonesia: Kelas Menengah di Kota Kupang, 1930an-1980an. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan KITLV-Jakarta. ------. 2015b. “Pembunuhan di Maumere.” Jurnal Ledalero 14(1):9-33. Kolimon, M dan Wetangterah, L.,ed. 2012. Memori-Memori Terlarang Perempuan Korban & Penyintas Tragedi ’65 di Nusa Tenggara Timur. Kupang: Yayasan Bonet Pinggupir. Kolimon, M. 2015. “Pelaku Mencari Kesembuhan.” Jurnal Ledalero 14(1):34-59. Kompas. 2011. “Ekspedisi Jejak Peradaban NTT: Laporan Jurnalistik Kompas.” Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Lane, Max. 2013. Unfinished Nation. Jakarta: Penerbit Djaman Baroe. Lele, G. 2012. “Flores dan Kemiskinan.” Wawancara di Yogyakarta, Univesitas Gadjah Mada, September 5. Levant, A. 2012. “Rethinking Spontaneity Beyond Classical Marixism: Re-reading Luxemburg Through Benjamin, Gramsci and Thompson.” Critique: Journal of Socialist Theory 40(3):367-387. Li, Tania Murray. 2007. The Will to Improve: Governmentality, Development, and the Practice of Politics. USA: Duke University Press. ------. 2012. The Will to Improve: Perencanaan, Kekuasaan dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Marjin Kiri. Lucas, A. 1992. “Land Dispute in Indonesia: Some Current Perspectives.” Indonesia 53:79-92. Marx, Karl. 1867. Kapital: Sebuah Kritik Ekonomi Politik. Buku 1. Jakarta: Hasta Mitra dan Ultimus. Metzner, J. K. 1982. “Agriculture and Population Pressure in Sikka, Isle of Flores: A contribution to the study of the stability of agricultural systems in the wet and dry tropics.” Development Studies Centre Monograph 28. Australian National University. Molnar, A. K. 1997. “Christianity and Traditional Religion among the Hoga Sara of West-Central Flores.” Anthropos 92:389-408. Madung, O. G. dan Prior, J. M. eds. 2015. Berani Berhenti Berbohong: 50 Tahun Pascaperistiwa 1965-1966. Maumere: Ledalero, Litbang STFK Ledalero. Muda, H. 1986. The Supreme Being of the Ngadha People in Flores (Indonesia): Its Transcendence and Immanence. Disertasi. Rome: Pontifica Universita Gregoriana. Nama, S. 2012. “Kerasulan Sosial Ekonomi: Bagian Integral Pewartaan Injil, dalam Chen Martin dan Suwendi.” Hlm. 53- 80 dalam Budaya & Pergumulan sosial: Refleksi Yubeleum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai. Disunting oleh Martin Chen dan Charles Suwendi. Jakarta: Obor. ------. 2011. “Koperasi dan Kemiskinan di Flores.” Wawancawa di Ruteng, November 23. Obon, F. 2007. “Mencari Rakyat dalam APBD.” Laporan Jurnalistik “Diskusi Tematik Fakultas Ekonomi Universitas Flores: Fenomena Pengelolaan APBD Yang Berpihak Pada Rakyat,” Ende, 22 Februari. Diakses 13 Mei2016 (http://fransobon.blogspot. co.id/2007/07/mencari-rakyat-dalam-apbd.html). Orinbao, S. 1992. Tata Berladang Tradisional dan Pertanian Rasional Suku-Bangsa Lio. Maumere: Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Osborne, David dan Gaebler, Te. 1996. Mewirausahakan Birokrasi. Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta. Prior, John. 2013. “Land Disputes and the Church: Sobering Thoughts from Flores.” pp. 215-242 in: Land for the People: The State and Agrarian Conflict in Indonesia. Ohio: Ohio University Press. -----. 2004. “Land, Church, and State.” Inside Indonesia. Diakses 23 Januari 2016 (http://www.insideindonesia.org/land-church-and- state). -----. 2011. “The Silent Scream of a Silenced History.” Exchange 40:117-43, 311-12 Regus, M. 2011. “Tambang dan Perlawanan Rakyat: Studi Kasus Tambang di Manggarai, NTT.” Masyarakat: Jurnal Sosiologi 16(1):1-28. Samuel, Hanneman. 2010. Genealogi Kekuasaan Ilmu Sosial Indonesia: Dari Kolonialisme Belanda Hingga Modernisme Amerka. Depok: Penerbit Buku Kepik Ungu. Sato, K. T. dan Tennien, P. M. 1976. Aku Terkenang Flores (I Remember Flores). Ende: Nusa Indah. Satu, A. 2012. “Karya Pastoral SVD di Manggarai: 1914-Sekarang dan Masa Mendatang.” Hlm. 38-52 dalam Budaya & Pergumulan sosial: Refleksi Yubeleum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai. Disunting oleh Martin Chen dan Charles Suwendi. Jakarta: Penerbit Obor. Scott, James C. 1985. Weapons of the Weak: Everyday Forms of Peasant Resistance. New Heaven & London: Yale University Press. Siahaan, N. H. T. 2007. Hutan, Lingkungan, dan Paradigma Pembangunan. Jakarta: Pancuran Alam. Therborn, Goran. 2008. From Marxism to Post-Marxism. New York and London: Verso. Timor Express. 2013. “TKI Ilegal Terbanyak dari Flores Timur.” Diakses 10 September 2013 (http://www.tifafoundation.org/tki- illegal-terbanyak-dari-flores-timur-2/). Tolo, Emilianus Y. S. 2012. “Flores Kaya, Tapi Miskin.” Flores Pos, 28 April. ------. 2013a. “Public Participation in the Implementation of Forestry Decentralization in Indonesia.” Bisnis & Birokrasi 20(2):113-120. ------. 2013b. ”Tradisi, Hak atas Tanah, dan Penciptaan Kesejahteraan Masyarakat Lokal”. Laporan Penelitian Lapangan (8-23 Oktober 2013) di Flores oleh Universitas Gadjah Mada dan University of Agder, Norwegia. ------. 2014. “Land Grabbing dan Reforma Agraria Indonesia.” Majalah Basis 1-2, Tahun 63, Yogyakarta. ------. 2016. “Tour de Flores dan Reproduksi Kemiskinan.” Islam Bergerak, Mei 21. Diakses 20 Agustus 2016 (http://islambergerak. com/2016/05/1819/) Tule, P. 2004. Longing for the House of God, Dwelling in the House of Ancestors: Local Belief, Christianity, and Islam among the Keo of Central Flores. Freiberg, Swis: Studia Instituti Anthropos 50. Academic Press. ------. 2006. “We are Children of the Land: A Keo Perspective, dalam Reuter”, Hlm. 211-236 dalam Sharing the Earth, Dividing the Land: Land and Territory in the Austronesian World. disunting oleh Thomas Reuter. Australia: Australian National University Press. ------. 2013. “Comunal Land Tenure in Flores.” makalah dipresentasikan kepada mahasiswa University of Agder Norwegia di Maumere, Ledalero, Januari 2013. Webb, R. A. F. P. 1986. “Adat and Christianity in Nusa Tenggara Timur: Reaction and Counteraction.” Philippine Quarterly of Culture and Society 14:339-365. Wuryandari, G., ed. 2014. Pengembangan Wilayah Nusa Tenggara Timur dari Perspektif Sosial: Permasalah dan Kebijakan. Jakarta: LIPI Press. Zaenudin, Dundin. 2014. “Pengembangan Wilayah Nusa Tenggara Timur: Catatan Penutup.” Hlm. 367-366 dalam Pengembangan Wilayah Nusa Tenggara Timur dari Perspektif Sosial: Permasalah dan Kebijakan. Disunting oleh Wuryandari, G. Jakarta: LIPI Press.
Recommended Citation
Tolo, Emilianus Yakob Sese
(2016)
"Akumulasi Melalu Perampasan dan Kemiskinan di Flores,"
Masyarakat: Jurnal Sosiologi: Vol. 21:
No.
2, Article 3.
DOI: 10.7454/MJS.v21i2.1062
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/mjs/vol21/iss2/3
Included in
Critical and Cultural Studies Commons, Development Studies Commons, Gender, Race, Sexuality, and Ethnicity in Communication Commons, Human Geography Commons, International and Area Studies Commons, Nature and Society Relations Commons, Organizational Communication Commons, Sociology Commons