Abstract

Penyalahgunaan narkotika yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan berganti-ganti mitra seksual merupakan perilaku berisiko. Masalah yang diakibatkan penyalahgunaan narkotika sangat kompleks, seperti masalah sosial dan kesehatan. Kecenderungan pengguna narkotika melakukan perilaku seksual dini dan tidak aman semakin memperparah kondisi kualitas hidup pecandu dan tentunya berdampak besar pada kelangsungan hidup di masa depan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui determinan perilaku seksual berisiko di kalangan pengguna narkotika. Metode penelitian adalah potong lintang menggunakan data sekunder kajian rekam medis di instalasi Medical Psikiatric Evaluation di rumah sakit ketergantungan obat (RSKO) Jakarta tahun 2013. Populasi penelitian adalah pasien ketergantungan narkotika yang dirawat inap di RSKO Cibubur selama tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat inap berjumlah 74 responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian membuktikan bahwa mayoritas responden telah melakukan perilaku seksual berisiko, yaitu sebesar 82,4% dengan usia pertama kali berhubungan seksual ≤ 17 tahun sebesar 78,4%. Usia pertama kali berhubungan seksual ≤ 17 tahun merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku seksual berisiko di kalangan pecandu narkotika. Model akhir analisis multivariat menunjukkan bahwa pengguna narkotika yang telah melakukan hubungan seksual ≤ 17 tahun berpeluang 6,74 kali (CI = 1,84 – 24,73) untuk melakukan perilaku seksual berisiko dibandingkan dengan pengguna narkotika > 17 tahun. Narcotic abuse having premarital sexual intercourse and multiple sexual partners is risky behavior. Problems caused by narcotic abuse are very complex, such as social and health problems. Tendency of narcotic users committing early and unsafe sexual intercourse worsen condition of the addict’s quality of life and definitely has a big impact on life survival in the future. This study aimed to determine determinants of risky sexual behavior among narcotic users. The method was cross sectional study using secondary data of medical record assessment at Medical Psikiatric Evaluation installation in Jakarta hospital for drug addicts in 2013. The study population was narcotic-addicted patients hospitalized at Cibubur Hospital for Drug Addicts within 2013. Sample of this study was all hospitalized patients amounted to 74 respondents. Data analysis used was univariate, bivariate and multivariate analysis. Results proved that most respondents had committed risky sexual behaviors worth 82.4% in which the age of first intercourse ≤ 17 years old worth 78.4%. The age of first intercourse ≤ 17 years old was the most influential variable to risky sexual behavior among narcotic addicts. The final model of multivariate analysis showed that narcotic users who committed sexual intercourse ≤ 17 years had 6.74 times opportunity (CI = 1.84 – 24.73) to commit risky sexual behavior than > 17 yearold narcotic users.

References

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Strategi promosi pencegahan penyalahgunaan Napza di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2001.

2. Besral, Utomo B, Zani AP. Potensi penyebaran HIV dari pengguna NAPZA suntik ke masyarakat umum. Makara Seri Kesehatan. 2004; 8: 53-8.

3. Badan Narkotika Nasional. Pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Jurnal Data P4GN. Jakarta: Badan Narkotika Nasional; 2012.

4. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan kesehatan reproduksi remaja: survei demografi dan kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2012.

5. Centers for disease control and prevention [online]. 2015 [cited 2015 Aug 5]. Available from: www.cdc.gov/ncbddd/child development.

6. Setiawan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks berisiko terhadap penularan HIV/AIDS pada kelompok pengguna Narkoba suntik di Jakarta, Bandung dan Surabaya (Analisis Data Behavior Surveilance Survey) [laporan penelitian]. Depok: Center for Health Research, University of Indonesia; 2002.

7. Assari S, Yarmohamadivasel M, Narenjiha H, Rafiey H, Noori R, Shirinbayan P, et al. Having multiple sexual partners among Iranian injection drug users. Frontiers in Psychiatry. 2014; 5: 125.

8. Heny LS. Perilaku berisiko remaja di Indonesia menurut survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2011; 1 (3): 136-44.

9. Iskandar S, Basar D, Hidayat T, Siregar I, Pinxten L, van Crevel R, et al. High risk behavior for HIV transmission among former injecting drug users: a survey from Indonesia. BMC Public Health. 2010; 10 (1): 472.

10. Purnomowardani AD. Penyingkapan diri, perilaku seksual, dan penyalahgunaan narkoba. Jurnal Psikologi. 2000; 27 (1): 60-72.

11. Farid NDN, Che’Rus S, Dahlui M, Al-Sadat N, Aziz NA. Predictors of sexual risk behaviour among adolescents from welfare institutions in Malaysia: a cross sectional study. BMC Public Health. 2014; 14 (Suppl 3): S9.

12. Fassino S, Daga GA, Delsedime N, Rogna L, Boggio S. Quality of life and personality disorders in heroin abusers. Drug and Alcohol Dependence. 2004; 76 (1): 73-80.

13. Kemp R, Miller J, Lungley S, Baker M. Injecting behaviours and prevalence of hepatitis B, C and D markers in New Zealand injecting drug user populations. The New Zealand Medical Journal. 1998; 111 (1060): 50-3.

14. Syarif F, Tafal Z. Karakteristik remaja pengguna narkoba suntik dan perilaku berisiko HIV/AIDS di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2008; 3 (2): 70-5.

15. Karow A, Reimer J, Schäfer I, Krausz M, Haasen C, Verthein U. Quality of life under maintenance treatment with heroin versus methadone in patients with opioid dependence. Drug and Alcohol Dependence. 2010; 112 (3): 209-15.

16. Diehl A, Vieira DL, Rassool GH, Pillon SC, Laranjeira R. Sexual risk behaviors in non-injecting substance-dependent Brazilian patients. Adicciones: Revista de socidrogalcohol. 2014; 26 (3): 208-20.

Share

COinS