Abstract

Jumlah layanan air minum melalui depot air minum di Kota Kupang meningkat dengan rata-rata 1,44 setiap tahun sejak 2010, sementara tidakterdapat jaminan kualitas air minum isi ulang memenuhi syarat setiap saat. Hasil pemeriksaan sampel air minum isi ulang di Kota Kupang tahun 2013 menunjukkan 37,5% tercemar mikroba. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis cemaran mikroba dan mengetahui determinan cemaran Escherichia coli (E. coli) dan total koliform pada air minum isi ulang. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang periode Januari Maret 2015. Populasi penelitian berjumlah 51 depot air minum yang ditentukan menggunakan teknik total sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, analisis bivariat menggunakan uji regresi logistik sederhana, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Hasil penelitian terhadap 51 depot air minum menunjukkan air minum telah tercemar mikroba sebanyak 26 depot air minum (51%), tercemar E. coli 33,33%, dan tercemar total koliform 51%. Deteminan cemaran mikroba dengan uji bivariat adalah pengetahuan (nilai p = 0,01), sikap operator (nilai p = 0,05). Sedangkan determinan cemaran mikroba uji multivariat adalah pengetahuan operator (nilai p = 0,026), kebersihan operator (nilai p = 0,05) dan sanitasi depot air minum (nilai p = 0,044). Variabel yang paling dominan memengaruhi cemaran mikroba adalah pengetahuan, kebersihan operator, dan sanitasi depot air minum. Amount of drinking water services through drinking water depots in Kupang City is increasing in avarage of 1.44 every year since 2010, meanwhile there is no guarantee that refill drinking water quality meets any requirement every time. Results of refill drinking water sample in Kupang City in 2013 showed the water was 37.5% contaminated by microbes. This study aimed to analyze microbial contamination and determine determinants of Escherichia coli (E. coli) and total Coliform on refill drinking water. This study used cross sectional design on January - March 2015. The population was 51 depots determined using total sampling technique. Data analysis was conducted in univariate, bivariate using simple logistic regression test and multivariate using multiple logistic regression test. Results showed drinking water contaminated by microbes worth 26 depots (51%), by E. coli 33.33% and by total Coliform 51%. Microbial contamination determinants using bivariate were knowledge (p value = 0.01) and behavior of operator (p value = 0.05). Meanwhile, microbial contamination determinants conducting multivariate were knowledge (p value = 0.026), hygiene of operator (p value = 0.05) and depot sanitation (p value = 0.044). Most dominating variables influencing microbial contamination are knowledge, operator’s hygiene and depot sanitation.

References

1. Suprihatin, Suparno O. Teknologi proses pengolahan air. Bogor: IPB Press; 2013.

2. Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2011.

3. Mukono. Prinsip dasar kesehatan lingkungan. Surabaya: Airlangga Universitas Press; 2011.

4. Entjang I. Ilmu kesehatan masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti; 2000.

5. Tabor M, Kibret M, Abera B. Bacteriological and physicochemical quality of drinking water and hygiene sanitation practices of consumnes in Bahir Dar City, Ethiopia. Ethiophian Journal of Health Science. Mar 2011 [cited 2014 Oct 15]; 21 (1): 19–26. Avalaible from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3275851/.

6. Eshcol J, Mahapatra P, Keshapagu. Is fecal contamination of drinking water after collection assosiated with household water handling and hygiene practice? A study of urban slum households in Hyderabad, India. Journal of Water and Health. 2009 [cited 2014 Oct 5]; 7 (1): 145-54. Avalaiable from: http://www.iwaponline.com/jwh/007/0145/ 070145.pdf.

7. Anwar MS, Lateef S, Siddiq GM. Bacteriological of drinking water in Lahore. Biomedica. 2010 [2014 Nov4]; 26: 66-9. Avalaible from: www.thebiomedicapk.com/articles/206.pdf.

8. Admassu M, Wubset M, Gelaw B. A survey of bacteriological quality of drinking water in North Gondar. Department of Laboratory Technology: 2004 [Cited 2014 Oct 12]. Avalaible from: http://ejhd.uib.no/ejhdv18- no2/8survey.pdf.

9. Suprihatin. Sebagian air minum isi ulang tercemar bakteri coliform.Tim Penelitian Laboratorium Teknologi dan Manajemen lingkungan. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2013.

10. Wandrivel R, Suharti N, Lestari Y. Kualitas air minum yang diproduksi DAMIU di Kecamatan Bungus Padang berdasarkan persyaratan mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 129-33.

11. Pratiwi AW. Kualitas bakteriologis air minum isi ulang di wilayah Kota Bogor. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2007; 2 (2): 58- 63.

12. Radji M, Oktavia H, Suryadi H. Pemeriksaan bakteriologis air minum isi ulang di beberapa depo air minum isi ulang di daerah Lenteng Agung dan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2009; 5 (2): 101-9.

13. Marpaung DM, Marsono DB. Uji kualitas AMIU di Kecamatan Sukolilo Surabaya ditinjau dari perilaku dan pemeliharaan alat. Jurnal Teknik Publikasi Ilmiah Online Mahasiswa ITS. 2013; 2 (2).

14. Natalia AL, Bintari HS, Mustikaningtyas D. Kajian kualitas bakteriologis air minum isi ulang di Kabupaten Blora. Unnes Journal of Life Science. 2004; 3(1).

15. Bambang AG, Fatimawali, Kojong NS. Analisis cemaran bakteri coliform dan identifikasi Escherichia coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2014; 3 (3): 325-34.

16. Apriliana E, Ramadhian MR, Gapila M. Backteriological quality of refill depot water at refill drinking water depot in Bandar Lampung. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung [online]. 2014 [diakses tanggal 5 Mei 2015]; 4 (7); 142-6. Diunduh dari: http://download.Portal garuda.org/article.

17. Copeland CC, Beers BB, Thompson MR, Fitzgerald RP, Barrett LJ, Sevilleja JE, et al. Faecal contamination of drinking water in a Brazilian shanty town: importance of household storage and new human faecal marker testing. Journal of Water and Health. 2009: 7 (2): 324-31.

18. Abdilanov D, Hasan D, Marsaulina I. Penyelenggaraan hygiene sanitasi dan pemeriksaan kualitas air minum pada depot air minum isi ulang di Kota Padang tahun 2012. Jurnal Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja. 2013 [diakses tanggal 8 Oktober 2015]: 2. Diunduh dari http://id.portalgaruda.org/? ref=browse&mod= viewarticle &article=110056

19. Yudo S, Rahardjo PN. Evaluasi teknologi air minum isi ulang di DKI Jakarta. Jurnal Akuakultur Indonesia. 2005 [diakses tanggal 5 Mei 2015]; 1 (3). Diunduh dari: http://ejurnal.bppt.go.id/ index.php/JAI/article/view/48/47.

20. Asfawi S. Analisis faktor yang berhubungan dengan kualitas bakteriologis air minum isi ulang pada tingkat produsen di Kota Semarang [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2004.

21. Mirza MN. Hubungan antara hygiene sanitasi dengan jumlah coliform air minum pada depot air minum isi ulang (DAMIU) di Kabupaten Demak. Kemas. 2013; 67-73.

22. Prihatini. Kualitas air isi ulang pada depot air minum di wilayah Kabupaten Bogor [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia; 2009

23. Chemulity JK, Gatura PB, Kyule MM, Njeruh MM. Bacteriological qualities of indoor and out-door drinking water in Kibera sub-location in Nairobi, Kenya. East African Medical Journal. 2002 [cited 2015 Jan 08]; 79 (5): 271-3. Avalaible from: http://www.ajol.info/index. php/eamj/article/view/8868/1821

24. Levy K, Nelson KL, Hubbard A, Eisenberg JNS. Following the water: A controlled study of drinking water storage in Northern Coastal Ecuador. Environmental Health Perspectives. 2011 [cited 2014 Dec 5]; 111 (11): 1533-40. Avalaible from: http://ehp.niehs.nih.gov/wp-content/uploads/116/11/ehp.11296.pdf

25. Rahayu CR, Setiani O, Nurjazuli. Faktor resiko pencemaran mikrobiologi pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2013; 12 (1).

Share

COinS