Abstract

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global. Kecamatan Arongan Lambalek merupakan daerah rawan malaria di Kabupaten Aceh Barat dengan kategori Medium Incidence Area dengan nilai Annual Parasite Incidence (API) 3,67 per 1000 penduduk masih di atas target API Nasional pada fase eliminasi API kurang dari 1 per 1000 penduduk tahun 2013. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik, sosial ekonomi, perilaku, dan kondisi lingkungan rumah yang berpengaruh terhadap kejadian malaria di Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan kasus kontrol dengan metode penarikan sampel yaitu purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini terdiri 33 kasus dan 33 kontrol, kelompok kasus adalah orang yang dinyatakan positif malaria sedangkan kelompok kontrol orang yang dinyatakan negatif berdasarkan pemeriksaan mikroskopis/rapid diagnostic test tahun 2014. Analisis statistik yang digunakan analisis univariat, bivariat (kai kuadrat), dan multivariat (regresi logistik). Hasil analisis bivariat diketahui ada lima variabel yang berpengaruh, yaitu pekerjaan (p = 0,000, OR = 0,05), pengetahuan (p = 0,000; OR = 17,5), sikap (p = 0,001; OR = 7,43), tindakan (p = 0,000; OR = 9,8), dan lingkungan (p = 0,000; OR = 9,0). Berdasarkan hasil analisis multivariat, pengetahuan adalah determinan yang paling berpengaruh (p = 0,006; OR = 12,783, CI 95% = 2,045–79,893). Penyuluhan yang intensif mengenai malaria perlu dilakukan untuk lebih menambah pengetahuan dan informasi masyarakat. Malaria is an infectious disease of global concern. The Subdistrict of Arongan Lambalek in West Aceh which belongs to the Medium Incidence Area category was a malaria endemic area with Annual Parasite Incidence (API) 3,67 at 1000 population in 2013. The API was higher than national API on elimination phage less than 1 at 1000 population. The objective of this research was to analyze the characteristic, socioeconomic, behavioral, home environment conditions to determine of malaria incidence in Arongan Lambalek Subdistrict, of West Aceh District. This research was analytic observational case control approach with purposive sampling method. The number of samples in this study comprised 33 cases and 33 controls, the cases are people who tested positive for malaria, while the control group of people who tested negative by examination microscopic/rapid diagnostic test in 2014. The statistical analysis used univariate, bivariate (chi-square), and multivariate (logistic regression). The results of the bivariate analysis are five variables known to affect malaria, they are job (p = 0.000, OR = 0.05), knowledge (p = 0.000; OR = 17.5), attitude (p = 0.001; OR = 7.43 ), action (p = 0.000; OR = 9.8), and the environment (p = 0.000; OR = 9.0). Based on the results of the multivariate analysis (logistic regression) knowledge is the most dominan determinan (p = 0.006; OR = 12.783, 95% CI = 2.045 to 79.893). Intensive counseling regarding malaria is needed, to make people know more knowledge and information about malaria.

References

1. CDC [homepage in internet]. Impact of malaria. 2010[cited 2014 Sept 10]. Available from: http://www. cdc.gov/ malaria/malaria_ worldwide /impact.html.

2. Dinas Kesehatan Aceh Barat. Laporan bulanan penemuan dan pengobatan malaria bidang pengedalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Aceh Barat: Dinas Kesehatan Aceh Barat; 2013.

3. Hayat F, Kurniatillah N. Situasi malaria di Kabupaten Lebak. Kesmas Jurnal Kesmas Nasional. 2009; 3(6): 259-63.

4. Achmadi UF. Manajemen penyakit berbasis wilayah. Jakarta: Universitas Indonesia Press; 2008.

5. Harijanto PN. Epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, dan penanganan. Jakarta: Penerbit EGC; 2000.

6. Sasroasmoro S, Ismail S. Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis. Jakarta: Universitas Indonesia; 2002

7. Sugiono. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta; 2011.

8. Anies. Mewaspadai penyakit lingkungan. Jakarta: PT Elex Media Komputer; 2006.

9. Notobroto HB, Hidajah AC. Faktor risiko penularan malaria di daerah berbatasan. Jurnal Penelitian Media Eksakta. 2009; 8 (2): 143-151.

10. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

11. Suharjo, Mardiana. Pengetahuan Masyarakat tentang Malaria di Kabupaten Seribu. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2009; 8 (4): 1077-83.

12. Salim M, Suhartono, Endah N. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah pertambangan emas tanpa izin (peti) Kecamatan Mandor Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2012; 11 (2): 160-5.

13. Untari J, Hasanbasri M. Kemana pemilik kartu sehat mencari pertolongan (Analisis Survei Sosial Ekonomi Nasional 2001). Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2007; 10 (1): 20-5.

14. Kelle Y, Arsin AA, Daud A. Perbedaan malaria pada daerah dataran rendah dengan dataran tinggi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Jurnal Masyarakat Epidemiologi Indonesia. 2013; 2 (1): 71-5.

15. Sari RM, Ambarita LP, Sitorus H. Akses pelayanan kesehatan dan kejadian malaria di Provinsi Bengkulu. Media Litbangkes. 2013; 23 (4): 158-64. 1

6. Erlan A, Ningsih, Malonda, dan Puryadi. Perilaku Kesehatan Masyarakat Kaitannya dengan Kejadian Malaria di Wilayah Puskesmas Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Jurnal Vektor Penelitian. 2008; 2 (1): 25-30.

17. Serumpaet SM, Tarigan R. Faktor Risiko Kejadian Malaria di Kawasan Ekosistem Leuser Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Jurnal IKM. 2007; 11 (13): 55-63.

18. Irawan A, dan Pujianto A. Pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat di daerah kejadian luar biasa Desa Wagirpandan Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen. Jurnal Vektora. 2011; 4 (2): 65-74.

19. Wogu MN, Nduka FO, Wogu MD. Effectiveness and compliance of long lasting insecticide nets (LLINs) on malaria parasitemia among pregnant women attending antenatal clinics in Port Harcourt, Rivers State. British Journal of Medicine & Medical Research. 2013; 3(4): 1233-9.

20. Bhatt RM, Sharma SN, Uragayala S, Dash AP, Kamaraju R. Effectiveness and Durability of Interceptor Long-Lasting Insecticidal Nets in a Malaria Endemic Area of Central India. Malaria Journal. 2012;11:189.

21. Rubianti I, Wibowo TA, Solikhah. Faktor-Faktor Resiko Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota Bima Nusa Tenggara Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2009; 3(3): 162-232.

22. Santi, Fitriangga A, Natalia D. Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Desa Sungai Ayak 3 Kecamatan Belitang Hiling, Kabupaten Sekadau. JKLI. 2014; 4 (1): 265-75.

23. Imbiri J, Suhartono, dan Nujazulli. Analysis of Malaria Risk Factors in Sarmi Municipal Public Health Service Working Area. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2012; 11 (2): 130-7.

24. Ahmadi S, Sulistyani, dan Raharjo M. Faktor Risiko Kejadian Malaria Di Desa Lubuk Nipis Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2008;8 (1): 20-5.

Share

COinS