Abstract

Malnutrisi akut berat merupakan malnutrisi yang paling serius yang memengaruhi balita dan merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara berkembang. Malnutrisi telah meluas baik di perkotaan maupun perdesaan. Akar permasalahan malnutrisi di negara berkembang salah satunya adalah faktor sosial demografi. Tujuan penelitian untuk melihat perbedaan kejadian malnutrisi dan determinannya di area perkotaan dan pedesaan di Yogyakarta. Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan responden adalah semua balita malnutrisi akut berat di Kabupaten Sleman (23 balita) dan Kota Yogyakarta (33 balita). Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2012 - Februari 2013. Prevalensi balita malnutrisi akut lebih banyak di perkotaan daripada di pedesaan (59% vs. 41%). Persentase faktor risiko kejadian malnutrisi pada kelompok urban dan rural adalah jumlah balita dalam keluarga satu orang (60,7%), jenis kelamin laki-laki (58,9%), riwayat pemberian ASI tidak eksklusif (60,7%), usia ibu kurang dari 35 tahun (62,5%), pekerjaan non-PNS (98,2%), penghasilan orang tua lebih dari UMR (58,9%), tingkat pendidikan ayah dan ibu tinggi (71,4% dan 64,3% ) dan pengasuh balita di rumah adalah ibu (82,1%). Perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada variabel pekerjaan dan penghasilan orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan pengasuh balita, sedangkan hasil pengukuran antropometri tidak menunjukkan adanya perbedaan. Determinan kejadian malnutrisi pada kelompok urban dan rural adalah jumlah balita dalam keluarga. Severe acute malnutrition is the most serious form of malnutrition affecting children under-five and widely recognized as a major health problem in developing countries. It is wide spread in rural and urban areas. Social demographic factor is one of the main causes of severe acute malnutrition. This study was conducted to determine the prevalence of severe acute malnutrition and determinants of children in urban and rural area in Yogyakarta. A cross-sectional study was used in this study, where the respondents were all children with severe acute malnutrition in Sleman and Yogyakarta (23 and 33 children respectively). Descriptive and inferencial statistic were used to analyze the data. The study was carried out in December 2012-February 2013. The prevalence of severe acute malnutrition children was higher in urban than rural communities (59% vs. 41%). Risk factors percentage of malnourished were number of children in family was one person (60.7%), male gender (58.9%), the history of not exclusive breastfeeding (60.7%), mother age less than 35 years old (62.5%), lower class job (98.2%), monthly income was high (58.9%), higher education of father and mother (71.4% and 64.3% respectively), and children caregiver was mother (82.1%). There were a significant diference (p<0.05) in father profession, parents’ education, household economic status, and caregiver of children, whereas anthropometric measurement did not show any difference between two groups. Determinants of malnutrition in urban and rural groups is the number of children in the family.

References

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia; 2012.

2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia; 2011.

3. Huriah T. Hubungan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi terhadap status gizi balita di Kecamatan Beji Depok [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2006.

4. Correa B, Merhi VAL, Fogaca KP, Oliveira MRM. Caregiver’s education level, not income as determining factor of dietary intake and nutritional status of individuals cared for at home. The Journal of Nutrition Health and Aging. 2009; 13 (7): 609-14.

5. Goudet SM, Faiz S, Bogin BA, Griffihs PL. Pregnant women’s and community health workers’ perceptions of root causes of malnutrition among infants and young children in the slums of Dhaka. Bangladesh. American Journal of Public Health. 2011; 101 (7): 1225-33.

6. Svedberg. Peter. How many people are malnourished? Annual Review of Nutrition. 2011; 31: 263-83.

7. Fotso JC, Madise N, Baschieri A, Cleland J, Zulu E, Mutua MK, Essendi H. Child growth in urban deprived settings : does household poverty status matter? At which stage of child development? Health & Place. 2012; 18: 375-84

8. Magadi Monica. Cross-national analysis of the risk factors of child malnutrition among children made vulnerable by HIV⁄AIDS in sub-Saharan Africa: evidence from the DHS. Tropical Medicine and International health. 2011; 16 (5): 570-8.

9. Abuya BA, James G, Kimani ME. Effect of mother’s education on child’s nutritional status in the slums of Nairobi. BMC Pediatrics. 2012; 12: 80.

10. Srinivasan C, Zanello G, Shankar B. Rural-urban disparities in child nutrition in Bangladesh and Nepal. BMC Public Health. 2013; 13: 581.

11. Kingori P, Muchimba M, Sikateyo B, Amadi B, Kelly P. Rumours and clinical trials: a retrospective examination of a pediatric malnutrition study in Zambia. Southern Africa. BMC Public Health. 2010; 10: 55.

12. Firestone R, Punpuing S, Peterson KE, Garcia DA, Gortmaker SL. Child overweight and undernutrition in Thailand: is there an urban effect? Social Science and Medicine. 2011; 72: 1420-8.

13. Collins S, Yates R. The need to update the classification of acute malnutrition. The Lancet. 2003; 362 (9379): 249.

14. World Health Organization. Child growth standards and the identification of severe acute malnutrition in infants and children. Geneva: WHO; 2009.

15. Nabag FO. Comparative study of nutritional status of urban and rural school girl’s children Khartoum State Sudan. Jurnal of Science and Technology. 2011; 12 (02).

16. FAO [homepage in internet]. Assessment of nutritional status in urban areas. 2010 [cited 2014 Nov 5]. Available from: http://www.fao.org/ag/agn/nutrition/urban_assessment_en.stm.

17. Edeh Onyinya A. Addessing child malnutrition in Kopanga: lessons in transitioning from a homegrown nutrition program to a community-based program [thesis]. Washington: University of Washington; 2013.

18. Bhagowalia P. Chen Susan E. Masters WA. Effects and determinants of mild underweight among preschool children across countries and over time. Economics and Human Biology. 2011; 9: 66-77.

19. Roche. Marion Leslie. A community-based positive deviance/hearth intervention to improve infant and young child nutrition in the Ecuadorian Andes [thesis]. Montreal Quebec, Canada: McGill University; 2011.

20. BAPPENAS/Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana aksi nasional pangan dan gizi 2011-2015. Jakarta: Bappenas; 2011.

21. Yang W, Li X, Zhang S, Liu L, Wang X, Li W. Anemia malnutrition and their correlation with socio-demographic characteristics and feeding practices among infants aged 0-18 months in rural areas of Shaanxi province in northwestern China: a cross-sectional study. BMC Public Health. 2012; 12: 1127.

22. Thompson ME, Keeling AA. Nurse’s role in the prevention of infant mortality in 1884-1925: health disparities then and now. Journal of Pediatric Nursing. 2012; 27: 471-8.

23. Royal College of Nursing. Malnutrition: what nurses working with children and young people need to know and do. London Royal College of Nursing. 20 Cavendish Square; 2006.

24. Khomsan A. Pangan dan gizi untuk kesehatan. Jakarta: PT Grafindo Persada; 2010.

25. Soekirman. Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendiikan Nasional; 2005.

26. Dewanti M. Analisis pengaruh pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendidikan ayah terhadap status gizi balita di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo [skripsi]. Solo: Universitas Negeri Sebelas Maret; 2008.

Share

COinS