Abstract
Pada tahun 2011, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Bantul mempunyai jumlah tenaga bidan konselor ASI terbanyak, tetapi cakupan ASI eksklusif masih menempati urutan terendah ketiga. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis implementasi kebijakan pemberian ASI eksklusif melalui konseling oleh bidan konselor ASI berdasarkan faktor disposisi dan struktur birokrasi di puskesmas wilayah Kabupaten Bantul. Penelitian deskriptif kualitatif ini mengambil informan penelitian secara purposive dengan informan utama adalah empat orang bidan konselor ASI. Informan triangulasi adalah empat bidan koordinator, Kasie Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, empat kepala puskesmas, dan 12 orang ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan, nifas dan imunisasi bayi ke puskesmas terpilih. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis isi. Hasil penelitian menemukan implementasi kebijakan pemberian ASI melalui konseling ASI di puskesmas belum berjalan optimal, disposisi/ sikap bidan konselor ASI adalah menyetujui tugas memberikan konseling ASI. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul disarankan menyusun SOP pelaksanaan konseling ASI dan puskesmas disarankan melaporkan kinerja bidan konselor ASI ke dinas kesehatan. Bantul is a district that has the highest number of midwives counselor of breastfeeding in Yogyakarta Province with 40 persons but the exclusive breastfeeding coverage of this district was the third lowest in 2011. The study aimed to analyze the policy implementation of exclusive breastfeeding counseling by midwives counselor of breastfeeding based on disposition and bureaucratic structure factors at Public Health Centers in Bantul district. Design of this study was descriptive qualitative using a purposive sampling. The main informants were four midwives counselor of breastfeeding in health centers and triangulation informants namely four head of health centers, four coordinator of midwives, a head of nutrition section and 12 mothers i.e.pregnant women, postpartum mothers and mothers of infants that are immunized at health center. Data were collected from in-depth interview. Processing and analysis of data by using content analysis. The result of this study shows that breastfeeding policy implementation through breastfeeding counseling in health centers is not optimal, the midwives counselor of breastfeeding agreed to do breastfeeding counseling. It is suggested to Bantul Regency Health to formulate standard operating procedures of midwife counselor of breastfeeding and for the health centers to reports the performance of midwives counselor of breastfeeding to regency health.
References
1. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Laporan pencapaian tujuan pembangunan milenium Indonesia 2010. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 2010. 2. Dinas Kesehatan Propinsi D. I. Yogyakarta. Profil kesehatan Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 2013. 3. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2012. Bantul: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul; 2013. 4. Roesli U. Inisiasi menyusu dini plus ASI eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda; 2008. 5. Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga-Etego S, Owusu-Agyei S, Kirkwood BR. Delayed breastfeeding initiation increases risk of neonatal mortality. Journal of Pediatrics. 2006; 117(3): e380-6. 6. Fikawati S, Syafiq A. Kajian implementasi dan kebijakan air susu ibu eksklusif dan inisiasi menyusu dini di Indonesia. Jurnal Makara seri Kesehatan. 2010; 14 (1): 17-24. 7. Minarto. Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat (RAPGM) tahun 2010-2014 [online]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011[Diakses tanggal 12 Juni 2012]. Diunduh dalam: http: //www. gizikia.depkes.go.id/archives/658. 8. Nankunda J, Tumwine JK, Soltvedt Å, Semiyaga N, Ndeezi G, Tylleskär T. Community based peer counsellors for support of exclusive breastfeeding: experiences from rural Uganda. International Breastfeeding Journal. 2006; 1: 19. 9. Winarto B. Kebijakan publik teori dan proses. Edisi revisi. Yogyakarta: Media Pressindo; 2008. 10. Purwanto EA, Sulistyastuti DR. Implementasi kebijakan publik. Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Gava Media; 2012. 11. Jalaludin R. Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 2012. 12. Nursalam, Pariani SS. Pendekatan praktis metodologi riset keperawatan. Jakarta: Infomedika; 2001. 13. Sarwono S. Sosiologi kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2004. 14. Ibrahim S. Analisis terhadap pelaksanaan konseling kehamilan oleh bidan di Puskesmas Kecamatan Wilayah Jakarta Timur Tahun 2004 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2004. 15. Wiryanto. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT Grasindo; 2008. 16. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 17. Dhaki RH, Hadi H, Sudargo T. Evaluasi kegiatan pemberian makanan tambahan dalam program jaringan perlindungan sosial bidang kesehatan di Kodya Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2000; 2 (4): 195-205. 18. Handayani L, Mulasari SA, Nurdianis N. Evaluasi program pemberian makanan tambahan anak balita. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2008; 11 (1): 21-6. 19. Izwar DL, Hartriyanti Y, Probandari A. Inisiasi menyusu dini pada seksio sesarea: studi mixed methods pada dua Rumah Sakit Swasta Sayang Ibu dan Anak di Jakarta dan Bekasi. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2012; 15 (3): 105-10. 20. Reisdian R, Soeaidy MS, Sukanto. Implementasi kebijakan pengarusutamaan hak anak dalam rangka mewujudkan kabupaten layak anak (Studi pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang). Jurnal Administrasi Publik. 2013; 1 (6): 1247-56. 21. Siregar, MA. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian air susu ibu oleh ibu melahirkan [Tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2004. 22. Purwaningrum Y. Analisis implementasi pemeriksaan kadar haemoglobin dalam pelayanan antenatal di Puskesmas Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2011. 23. Humas Ditjen AHU. Rakor penyusunan laporan kegiatan [online]. 2013 [diakses tanggal 27 Oktober 2013]. Diunduh dalam: http://ditjenahu. kemenkumham.go.id/publikasi/berita/item/301-rakorpenyusunan- laporan-kegiatan. 24. Alifah N. Analisis sistem manajemen program pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Candilama Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012; 1 (2): 97-107. 25. Syamsurizal S. Evaluasi pelaksanaan program Puskesmas Santun Usila di Singkawang Kalimantan Barat [Tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2007.
Recommended Citation
Santi MY .
Implementasi Kebijakan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Melalui Konseling oleh Bidan Konselor.
Kesmas.
2014;
8(8):
346-352
DOI: 10.21109/kesmas.v8i8.403
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/kesmas/vol8/iss8/2