Abstract

Kelainan otot rangka merupakan gangguan fungsi otot, tendon, saraf, pembuluh darah, tulang dan ligamen yang biasa diderita oleh pekerja dengan aktivitas kerja menggunakan kekuatan otot, seperti pekerja laundry. Penelitian ini bertujuan mengetahui sikap kerja pekerja laundry dan hubungan dengan risiko musculoskeletal disorders di Kecamatan Purwokerto Utara. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling dengan kriteria inklusi responden bekerja hanya pada satu bagian kerja tertentu dari laundry, tidak memiliki keterbatasan komunikasi dan kriteria eksklusi responden keluar dari pekerjaan dan tidak bersedia dijadikan responden. Sampel sebanyak 150 orang dengan kuota masing-masing bagian diambil sebagai sampel sebanyak 30 orang, meliputi bagian penimbangan, pencucian, pengeringan, penyetrikaan dan pengemasan. Penelitian menemukan sikap kerja yang berhubungan dengan risiko kelainan otot rangka adalah pada bagian pencucian (nilai p = 0,014, nilai p < 0,05). Sedangkan sikap kerja bagian penimbangan (nilai p = 0,77), pengeringan (nilai p = 0,257), penyetrikaan (nilai p = 0,109) dan pengemasan (nilai p =0,370) tidak berhubungan dengan risiko MSDs (nilai p > 0,05). Hanya sikap kerja pada bagian pencucian yang berisiko menimbulkan MSDs, sehingga perlu dilakukan intervensi berupa pelatihan sikap kerja mencuci yang benar. Musculoskeletal disorders (MSDs) are disorders of muscle function, tendons, nerves, blood vessels, bones and ligaments that usually occur in workers with work activities using muscle power, such as laundry workers. The study aimed to determine the attitude of the working relationship with the risk of MSDs in the Nothren Purwokerto district. Type cross-sectional study with a quantitative approach. The sampling technique using quota sampling with inclusion criteria of the respondents worked only on one particular part of the laundry work, they do not have any communication limilimitations and exclusion criteria respondents out of work and not willing to be the respondent. Based on these criteria obtained a sample of 150 people with a quota of each section is taken as a sample of 30 people, which is part of the weighing, washing, drying, ironing and packing. The results showed that the attitude of work-related MSDs are at the risk of leaching (p value= 0.014, p< 0.05). While the attitude of the weighing part employment (p= 0.77), drying (p= 0.257), ironing (p= 0.109), and packaging (p= 0.370) was not associated with risk of MSDs, because the value of p> 0.05. So it is concluded that only work attitude on the part pose a risk of MSDs washing. Therefore, it is necessary to intervene in the form of job training wash right attitude.

References

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat; 2006. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pemantauan status gizi orang dewasa dengan indeks massa tubuh (IMT). Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat; 2007. 3. Hendra, Rahadrjo S. Risiko ergonomi dan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerja panen kelapa sawit. Makalah disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Ergonomi IX di Semarang tanggal17- 18 November 2009. Semarang: TI UNDIP; 2003 [Disitasi tanggal 5 Januari 2014]. Diunduh dalam: www.staff.ui.ac.id/system/ files/users/dahen/publication/d11.pdf. 4. Sutajaya IM. A musckuloskeletal disorders and working heart rate among Batako worker at Gianyar Regency, Bali. Presented in International Conference on Ocupational Health and Safety in the Informal Sector in Bali, Oktober 21-24. 2007. 5. Humantech. Applied ergonomics training manual. Australia: Barkeley Vale; 2006 6. Tiyas R. Hubungan sikap angkat dan frekuensi angkut dengan keluhan nyeri punggung pada tenaga kerja pengangkut barang di Gudang Bulog 402 Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2013; 8 (2): 63-71. 7. Lukman N. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika; 2012. 8. Miftah I. Analisis faktor risiko gangguan muskuloskeletal dengan metode quick exposure checklist (Qec) pada perajin gerabah di Kasongan Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat [online]. 2012 [diakses tanggal 2 Januari 2014]; 1(2). Diunduh dalam: http://ejournals1.undip.- ac.id/index.php/jkm. 9. Abdilah F. Analisis postur kerja dengan metode rapid upper limb assesment (Rula) pada pekerja kuli angkut buah di “Agen Ridho Illahi” Pasar Johar Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat [online]. 2013 [diakses tanggal 4 Mei 2013]; 2(1). Diunduh dalam: http://ejournals1.- undip.ac.id/index.php/jkm. 10. La Dao J. Occupational health & safety. 2nd ed. Illionis: National safety Council; 2004. 11. Zulfiqor, Taufik M. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan musculosceletal disorders pada Welder di Bagian Fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2010; 3(1): 50-61. 12. Cohen A. Elements of ergonomics programs: a primer based on workplace evaluation of musculoskeletal disorders. Department of Health and Human Services; 2007 13. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jakarta: Departemen Ketenagakerjaan Republik Indonesia; 2003. 14. Cristinawati M. Hubungan karakteristik individu dan frekuensi angkut terhadap terjadinya nyeri pinggang pada pekerja pengangkut beras Di Gudang Bulog 106 Randugarut 1 Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2011; 4(2): 65-71. 15. Abarqhouei, NS dan Nasab, HH. Total Ergonomics and Its Impact in Musculoskeletal Disorders and Quality of Work Life and Productivity. OJSST [serial on internet]. 2011 [2012 Jul 13]: 1 (3): 79-88. Available from: http://www. SciRP.org/journal/ojsst) 16. Nur NM, Dawai SZ, Dahari M. A conceptual model of work productivity associated with work-related musculoskeletal disorders in the industrial repetitive task. Advanced Materials Research. 2014; 845: 623-6. 17. Alexopoulos EC, Stathi LC, Charizani F. Prevalence of musculoskeletal disorder in dentist. BMC Musculoskelet Disord [serial on internet]. 2004 [cited 2013 Apr 14]; 5: 16. Available from: http://www.biomedcentral. com/1471-244/5/16/2013. 18. Nurmianto E. Ergonomi konsep dasar dan apikasinya. Surabaya: Guna Widya; 2006. 19. Mokhtar, Deros BM, Sukadarin. Evaluation of musculoskeletal disorders prevalence during oil palm fresh fruit bunches harvesting using RULA. Advanced Engineering Forum. 2013; 10: 110-15. 20. Peter Vi H. Construction health: musculoskeletal disorder what are the causes and controls in construction [online]. 2000 [cited 2013 Jun 15]. Diakses dari: http://www.csao.org/UploadFiles/Magazine/Vol11 No3/musculo.htm. 21. Budiono S. Bunga rampai Hiperkes dan keselamatan kerja. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008. 22. Kusrini I. Faktor- faktor yang berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal petugas cleaning service Rumah Sakit X Kota Semarang [skripsi]. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro; 2005. 23. Rahayu AW. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja industri pemecah batu di Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2012. 24. Smith DR, Jae wook, Jae young, Zentaro. Musculoskeletal disorders among staff in South Korea’s Largest Nursing Home. Environmental Health and Preventive Medicine. 2013; 8: 23-8. 25. Santoso B. Pengaruh posisi kerja terhadap timbulnya nyeri punggung bawah pada pengrajin rotan di Desa Trangsan Kabupaten Sukoharjo. Infokes. 2004; 8 (1): 54-68.

Share

COinS