Abstract

Penyakit kardiovaskular menempati urutan ke-4 atau 15% dari penyebab kematian yang berhubungan dengan pekerjaan. Hipertensi yang merupakan salah satu penyakit pembuluh darah, dikenal sebagai silent killer karena sering tidak menimbulkan gejala. Sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya dan hanya sebagian kecil yang berobat secara teratur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi hipertensi pada pekerja pelabuhan di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan serta faktor-faktor risiko yang berpengaruh. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang; subjek diperoleh dari hasil survei penyakit tidak menular tahun 2011 oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Tarakan. Subjek yang terkumpul adalah 361 pekerja. Nilai pengukuran tekanan darah menggunakan nilai baku dari JNC VII tahun 2003. Prevalensi hipertensi ditemukan lebih rendah daripada angka nasional dan provinsi, yaitu 21,88%. Pajanan kebisingan dikaitkan dengan usia, riwayat keluarga hipertensi, stres, indeks massa tubuh dan berhubungan dengan hipertensi. Cardiovascular disease range ranks fourth or 15 % of the causes of death related to job. Hipertension is one of cardiovascular disease thet is known as silent killer because of lack of simptom. Most of hypertension patients in Indonesia are not detected, while they are whose detected do not conscious their disease condition and only little who get the treatment regularly. The objective of this study was to know the prevalence and risk factors of hypertension among harbor worker at Port Health Office Class II of Tarakan with it’s associated risk factors. The study design used was crosssectional. The study used secondary data source of noncommunicable disease survey, 2011 at Port Health Office of Tarakan. The subjects were 361 workers. Value of blood pressure measurement using the raw value of the JNC VII IN 2003. The prevalence of hypertension were found lower than national and province indicator score, 21,88%. Noise exposure is associated with hypertension together with age, family hypertension history, stress, body mass index.

References

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes RI No. 2348; Organisasi dan tata kerja kantor kesehatan pelabuhan. Jakarta: Direktorat Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011. 2. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi hipertensi dan determinannya di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 2009 Des; 59 (12). 3. Kodim N. Analisis kontekstual hubungan lingkungan sosiodemografi dengan hipertensi yang tidak terkendali pada calon jamaah haji Indonesia [Disertasi]. Depok: Universitas Indonesia; 2004. 4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman teknis penemuan dan tatalaksana penyakit hipertensi. Jakarta: Direktorat Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2006. 5. Astrid S. Penyakit akibat kerja dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja. Jakarta: UI Press; 2002 6. Rundengan M. Hubungan pekerjaan dan stres kerja dengan kejadian hipertensi pada pekerja di Indonesia tahun 2005 [Tesis]. Depok: Univeersitas Indonesia; 2006. 7. Nirmawati. Identifikasi faktor risiko hipertensi pada anak buah kapal (ABK) yang terpajan bising di Direktorat Polisi Perairan Badan Pembinaan dan Keamanan Polri Tahun 2010 [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2006. 8. Wahyono TYM. Blood pressure survey in Indonesia [thesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2003. 9. Parulian TH. Hubungan aktifitas fisik dengan risiko kejadian hipertensi tidak terkontrol pada lima wilayah di DKI Jakarta tahun 2006 [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2008. 10. Denio RA. Modifikasi gaya hidup dan tekanan darah, Majalah Kedokteran. 2007; 57 (3). 11. Soejono HC. Hipertensi sistolik terisolasi di Indonesia prevalensi dan faktor risiko [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2003. 12. Darmojo B. Mengamati perjalanan epidemiologi hipertensi di Indonesia. Medika. 2001; 7. 13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Balitbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008. 14. Setiawan Z. Prevalensi dan determinan hipertensi di Pulau Jawa tahun 2004. KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2006; 1 (2): 57-62. 15. Sheps SG. Is it true that sleep deprivation can cause high blood pressure [online]. Available from: www.mayoclinic.org/disease-conditions/highblood- pressure/expert.answer/sleep-deprivation/faq-20057959. 16. Fuentes RM, Motkola IL, Schemeikkas S, Tuomiehto J, Nissinen A. Familial aggregation of blood pressure. Journal of Human Hypertension. 2000; 14: 441-5. 17. Markum H. Penatalaksanaan hipertensi pada pekerja. Seminar standarisasi dan sertifikasi keselamatan kerja, manajemen ergonomi dan promosi kesehatan pekerja. 1996 Des 5-6; Jakarta, Indonesia. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 1996. 18. Kaplan NM, Liebermann E, Neal W, editors. Kaplan’s Clinical Hypertension. 8th ed. Philadelphi: Lippincott Williams & Wilkins; 2002.

Share

COinS