Abstract
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik, intelektual, seksual, dan emosional. Menarche pada remaja putri menjadi pertanda memasuki tahapan sistem reproduksi dewasa. Sesuai dengan nilai dan budaya masyarakat, peristiwa menstruasi pertama yang fisiologis itu mendapat respons yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kerangka teoritis tentang pola perilaku remaja putri dalam menghadapi menarche sesuai dengan nilai dan budaya keluarga Batak di Jakarta. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan pendekatan grounded theory dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Enam orang informan direkrut dengan cara purposive sampling di wilayah Jakarta Timur. Data yang dikumpulkan di analisis dengan menggunakan constant comparative analysis sampai tercapai saturasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku remaja putri menghadapi menarche sesuai dengan nilai dan budaya Batak di Jakarta dipengaruhi oleh informasi yang diterima, pola asuh dalam keluarga, dan pandangan orang tua terhadap menarche. Oleh sebab itu, perawat diharapkan dapat memberikan informasi yang komprehensif kepada remaja tentang proses perkembangan reproduksi dan perawatan saat menarche dengan mengikutsertakan orang tua dalam pemberian pendidikan kesehatan pada anak.
Adolescence is a phase that lies between childhood and adulthood. There are some changes occur due to this transitional phase including physical, intellectual, sexual and emotional changes. Menarche phase in woman shows that a more developed reproductive system has started. There are different responses according to culture and community value in encountering the menarche phase. The purpose of this study was to develop a theory about adolescent girl behavioral pattern encountering menarche phase. This qualitative study was conducted using grounded theory approach, by collecting data from interviews, observation and literature study. Six respondents were recruited using purposive sampling in East Jakarta. The collected data was analyzed using constant comparative analysis until data saturation was achieved. Result of this study showed that adolescent girl behavior encountering menarche phase according to Batak’s culture and traditional value was influenced by information adopted, mothering pattern in the family and parent’s angle of view about menarche phase. Regarding this, a nurse is expected to be able to give comprehensive information to adolescent girl aboutits reproductive system development and nursing in menarche phase. In addition, parent’s involvement is recommended in health education giving to children.
References
1. Soetjiningsih. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto; 2004.
2. Aryati D. Usia menarche pada siswi SD dan SLTP di Kota Bandung. Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2008; 2(6): 243-8.
3. Triyanto E. Adolescent experiences in getting family development task during their puberty: a phenomenology study. International Journal of Public Health Research. 2011: Special Issue: 79-85.
4. Mendatu A. Budaya, moral, dan seksualitas [online]. Jakarta: 2007 [diakses tanggal 16 Maret 2008]. Diunduh dari: http://smartpsikologi.- blogspot.com.
5. Arneti. Gambaran pengetahuan, persepsi, dan sikap remaja awal seko- lah dasar kelas IV, V, dan VI khusus wanita tentang menstruasi di Air Pacah dan Nanggalu Siteba Padang [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2002.
6. Budiono A. Remaja dan perilaku beresiko: siapakah mereka. Jakarta: 2008 [diakses tanggal 4 April 2008]. Diunduh dari http://tabloidju- bi.wordpress.com/.
7. Yudana IG. Remaja dan hubungan seksual pranikah. Jakarta: Kompas; 2007 [Diakses tanggal 17 Juli 2008]. Diunduh dari www.kompas.com.
8. Burrows A, Johnson S. Girls’ experiences of menarche and menstrua- tion. Journal of Reproductive and Infant Psychology. 2005; 23(3): 235- 49.
9. Busari AO, Federal College of Education (Sp) Oyo Nigeria. Menstrual knowledge and health care behavior among adolescent girls in Rural, Nigeria. International Journal of Applied Science and Technology. 2012; 2(4): 149-56.
10. Beausang CC. Young western women’s experiences of menarche and menstruation. Health Care for Women International. 2000; 21: 517-28.
11. Panjaitan D. Budaya batak. Jakarta; 2001 [diakses tanggal 31 Maret 2008]. Diunduh dari: http://www.geocities.Com/dibang2001/ html/- batak.html.
12. Setiono L. Beberapa permasalahan remaja. Jakarta: 2002 [diakses tang- gal 30 Januari 2009]. Diunduh dari: http://www.e-psikologi. com/re- maja/130802.htm.
13. Daulay AS. Adat budaya batak dalihan na tolu: analisis dari sudut prin- sip serta urgensinya dalam merajut integrasi dan identitas bangsa. Jakarta; 2006 [diakses tanggal 31 Maret 2008). Diunduh dari: http://marbun.blogspot.com.
14. Silaban B. Pergeseran adat Batak. Jakarta; 2006 [diakses tanggal 10 Mei 2008]. Diunduh dari: http://id-adatbatak.com/.
Recommended Citation
Simanjuntak M , Manurung S , Lestari TR ,
et al.
Perilaku Remaja Putri Menghadapi Menarche Berdasarkan Nilai Budaya Batak.
Kesmas.
2013;
7(9):
421-425
DOI: 10.21109/kesmas.v7i9.15
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/kesmas/vol7/iss9/6