Abstract

Penanggulangan tuberkulosis di Indonesia mengalami banyak kemajuan, bahkan hampir mendekati target Millenium Development Goals (MDGs), yakni 222 per 100.000 penduduk. Namun, angka penemuan kasus tuberkulosis (TB) di Jawa Tengah hingga 2008 mencapai 48%, kurang 22% dari standar yang ditetapkan WHO (70%). Angka penemuan kasus terendah adalah di Kabupaten Boyolali yang pada periode 2004 – 2008 mengalami penurunan dari 24,60% menjadi 20,0%. Angka kesembuhan TB paru 66,67% belum mencapai target (85%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan program penanggulangan TB paru dari aspek input, proses, dan output di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Penelitian observasional ini dilakukan di semua kelompok pelaksana program, yaitu mencakup 29 puskesmas, dinas kesehatan, dan rumah sakit. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan hasil dengan target yang ditetapkan departemen kesehatan. Secara kuantitas dan kualitas, pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) di Kabupaten Boyolali serta pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi telah berjalan baik.

Tuberculosis control in Indonesia has a lot of progress. Indonesia is even closer to the Millennium Development Goals (MDGs), which is 222 per 100,000 population for TB patient ratios but the TB case detection rate in Central Java until 2008 reach 48% is still 22% less than WHO standard set is 70%, the lowest case detection ratein Boyolali (20%). In the last 5 years which decreased 24.60% (in 2004) to 20.0% (in 2008) and a new pulmonary TB cure rate 66.67% (target 85%). This study aims to determine the implementation of the TB control program of the aspects of lung input, process, and output in Boyolali district in Central Java province in 2009. Types of observational studies in all groups: 29 health centers program implementers, department of health, and hospitals. Descriptive analysis by comparing the results with the Ministry of Health target. Implementation of the program in Kabupaten Boyolali Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) in quantity and quality as well as technical guidance and supervision of the implementation of the already well underway.

References

1. Hiswani. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2004 [diakses tanggal 2012 Jun 5]. Diunduh dari: http://- repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3675/1/fkm-hiswani12.pdf

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penanggulangan TB kini lebih baik [diakses tanggal 2011 Des 11]. Diunduh dari: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/1348.penanggulangan-tb-kini-lebih-baik.html

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Jendral P2M dan PLP; 2008.

4. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jakarta: Pusat Data Kesehatan dan Informasi; 2008.

5. Dinas Kesehatan Boyolali [homepage on the internet]. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2008 [diakses tanggal 2011 Jan 8]. Diunduh dari: http://www.boyolalikab.go.id/index2.php?hlm=62.

6. Awusi RY, Yusrizal S, Yuwono H. Faktor-faktor yang memengaruhi penemuan penderita tb paru di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Berita Kedokteran Masyarakat. 2009; 25 (2): 59-68.

7. Niarta W, Supardi S. Evaluasi dampak intervensi manajemen program pemberantasan tuberkulosis Oleh World Vision Indonesia (WVI) di Kabupaten Timor Tengah Utara. Sains Kesehatan. 2004; 17 (3): 98-104.

8. Erawatyningsih E, Purwanta, Subekti H. Faktor-faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan berobat pada penderita tuberculosis paru. Berita Kedokteran Masyarakat. 2009; 25 (3): 117-24.

9. Ridesman N, Muhana, Dewi FS. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode diskusi kelompok dan demonstrasi terhadap pengetahuan, sikap, perilaku keluarga dalam menemukan tersangka penderita TB paru. Sains Kesehatan. 2005; 18 (1): 11-21.

10. Hariadi E, Iswanto, Ahmad RA, Subekti H. Hubungan faktor petugas puskesmas dengan cakupan penderita tuberculosis paru BTA Positif. Berita Kedokteran Masyarakat. 2009; 25 (4): 139-44.

11. Gopi PG, Prasad VV, Vasantha M, Subramani R, Tholkappian AS, Sargunan D, Nayanan PR. The Indian Journal of Tuberculosis. 2008; 55: 157-61.

12. Bachtiar A, Miko TY, Machmud R, Besral, Yudarini, Basri C, et al. Annual risk of tuberculosis infection in West Sumatra Province, Indonesia. The International Tuberculosis Disesase. 2008; 12: 255-61.

13. Agboatwalla M, Kazi GN, Shah SK, Tariq M. Gender perspectives on knowledge and practices regarding tuberculosis in urban and rural areas in Pakistan. Eastern Mediterranean Health Journal. 2003; 9 (4): 732-40.

14. Van Leth F, Van Der Werf MJ, Borgdorff MW. Prevalence of tuberculous infection and incidence of tuberculosis; a re-assessment of the Styblo rule. Bulletin of the World Health Organization. 2008; 86 (1): 20-6.

Share

COinS