Abstract
Kunjungan pasien Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) di puskesmas pembina selama tahun 2009 adalah 24.014 orang. Kunjungan per catur wulan memperlihatkan trend yang menurun. Jumlah pengunjung puskesmas pembina pada periode bulan Januari – April 2009 adalah 9.295 orang, pada Mei – Agustus 2009 adalah 8.162 orang, dan September – Desember 2009 adalah 6.557 orang. Hal ini dapat disebabkan oleh minat masyarakat yang rendah untuk menggunakan Jamsoskes. Oleh sebab itu, perlu dilakukan kajian kualitas pelayanan Jamsoskes menurut perspektif pasien. Penelitian dengan desain cross sectional ini menggunakan data primer yang dilakukan dengan metode wawancara terstruktur atau survei. Sampel terdiri dari 100 pasien Jamsoskes yang mendapat pelayanan di puskesmas pembina dengan metode analisis kesesuaian kinerja (importance-performance analysis/IPA). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tingkat kesesuaian antara kinerja dan harapan pasien pada pelayanan Jamsoskes di puskesmas pembina adalah 83,44%. Terdapat dua atribut pada dimensi kualitas pelayanan yang masih perlu ditingkatkan meliputi pemberian perhatian oleh dokter terhadap keluhan-keluhan pasien tentang penyakit serta kenyamanan dan kerapian ruang pengobatan di poli umum. Peran dokter sebagai fasilitator kesembuhan pasien perlu ditingkatkan melalui sikap empati atas berbagai keluhan penyakit pasien serta mempertimbangkan penataan ulang ruangan pelayanan untuk kenyamanan pasien.
The sum of social health assurance (Jamsoskes) patients in puskesmas pembina during 2009 was 24.014 people. There was a decrease in per quarter visits. The sum of patients visit in January to April 2009 was 9.295 people, May to August 2009 was 8.162 people, and September to December 2009 was 6.557 people. This can be caused by the low interest of community to utilize Jamsoskes service. Thus, it should be reviewed 105 about the quality of Jamsoskes service according to the patients’ perspective. This research was quantitative survey. The sample was 100 patients of Jamsoskes at puskesmas pembina. Data were collected through interviews using a questionnaire and analyzed by the importance-performance analysis. The average of balance level between service performance and expectation of patients was 83,44%. There were two attributes in the dimensions of service quality that need to be increased: the phycisian attention to the patients complaints about their diseases and convenience and neatness of the treatment room at the general polyclinic. The role of physician as a facilitator of healing to the patient needs to be improved through the attitude of empathy on patient complaints.
References
1. Sekretaris Negara Republik Indonesia. Undang-undang nomor 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional. Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia; 2004.
2. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Pedoman pelaksanaan program jaminan sosial kesehatan Sumatera Selatan semesta tahun 2009. Palembang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan; 2009.
3. Dinas Kesehatan Kota Palembang. Profil dinas kesehatan Kota Palembang. Palembang: Dinas Kesehatan Kota Palembang; 2009.
4. Suprapto J. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikkan pangsa pasar. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2006.
5. Rangkuti F. Measuring customer satisfaction: teknik mengukur dan strategi meningkatkan kepuasan pelanggan plus analisis kasus PLN-JP. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2008.
6. Bacon DR. A comparison of approaches to importance performance analysis. International Journal of Market Research. 2003; 45 (1): 55-71.
7. Brandt DR. An outside in approach to determining customer-driven priorities for improvement and innovation. White Paper Series. 2000 [cited 2010 November 1]. Available from: http://www.burke.com/ whitepapers/Burke%20Overview%20v1%20pdf.pdf.
8. Mukti AG. Mencari alternatif model sistem pembiayaan kesehatan berbasis asuransi kesehatan sosial di era desentralisasi. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2003.
9. Jablonski R. Customer focus: the cornerstone of quality management. 1992 [cited 2010 October 15]. Available from: http://www.findarticles.com/p/articles/mi-m3257/isn11-v46.
10. Nurjanah MAG. Tingkat kepuasan peserta gadjah mada medical center (GMC) terhadap mutu pelayanan kesehatan [tesis]. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2002.
11. Tjiptono F. Prinsip-prinsip total quality service. Yogyakarta: Penerbit Andi; 2003.
12. Lupiyoadi R. Manajemen pemasaran jasa. Jakarta: Salemba Empat; 2001.
13. Barsky JD. World-class customer satisfaction. Chicago: Irwin Publishing; 1995.
14. Kurniasari A, Kuntjoro T. Analisis kebutuhan pelanggan puskesmas pijoan baru Provinsi Jambi [tesis]. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2006.
Recommended Citation
Ainy A , Misnaniarti M , Fajar NA ,
et al.
Importance Performance Analysis Pelayanan Jaminan Sosial Kesehatan di Puskesmas Swakelola Pembina.
Kesmas.
2012;
7(3):
105-110
DOI: 10.21109/kesmas.v7i3.56
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/kesmas/vol7/iss3/2