Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang bersifat kronis dan selalu mengalami kekambuhan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan faktor keluarga dan kepatuhan minum obat dengan kekambuhan penderita skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau tahun 2012. Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan ukuran sampel adalah 50 responden dari keluarga penderita skizofrenia yang berkunjung di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Tampan. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan korelasi, regresi linier sederhana, dan uji t independen, multivariat dengan uji regresi linier ganda. Variabel yang berhubungan dengan frekuensi kekambuhan penderita skizofrenia adalah pengetahuan keluarga dan ekspresi emosi keluarga. Pengetahuan keluarga berpengaruh paling besar dengan koefisien beta sebesar -0,461. Variabel confounding adalah sikap keluarga, dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat. Nilai R2 diketahui sekitar 68,7%. Keluarga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan dan mengikuti proses keperawatan ketika penderita di rumah sakit jiwa sehingga keluarga memperoleh informasi dalam menangani pasien skizofrenia. Dengan menjaga ekspresi emosi keluarga yang tidak berlebihan, frekuensi kekambuhan pada penderita skizofrenia berkurang.

Schizophrenia is a psychotic disorder that is chronic and always had a relapse. This study aims to determine the factors associated with the frequency of relapse in patients with schizophrenia in Mental Hospital Tampan, Riau Province 2012. The research design was cross sectional study, with 50 samples of Schizophrenia patient’s family who visited in Polyclinic of Mental Hospital Tampan. Data analysis was performed by univariate, bivariate with correlation, simple linear regression, and t-test, multivariate by multiple linear regression tests. The results obtained that the variables associated to the frequency of relapse in patients with schizophrenia are family’s knowledge, family’s emotional expression. Family’s knowledge has the biggest effect with beta coefficient is -0.461. Confounding variable are family’s attitude, family’s support, and the obedience of taking medicine. R2 score is 68.7%. The family was suggested to increase the knowledge by following the counseling and follow the caring process while the patient in mental hospital, so that families get information in dealing skizophrenia patient. Family emotional expression that is not excessive, so the frequency of relapse in patients with schizophrenia was decreased.

References

1. Kirkpatrick B, Tek C. Concept of schizophrenia. In: Buchanan RW, Carpenter WT, editors. Comprehensive textbook of psychiatry. 8th ed. New York: Lippincott William & Wilkins; 2005.

2. Kopelowicz A, Liberman RP, Robert PL, Wallace CJ. Psychiatric rehabilitation for schizophrenia. Int J Psychol Psychology Ther [serial on the internet]. 2003; 3(2): 283-98 [cited 2013 Apr 25]. Available from: www.ijpsy.com/.../psychiatric-rehabilitation-for-schizophrenia

3. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 4th ed text revision. Washington DC: American Psychiatric Association; 2000.

4. Kazadi NJB, Moosa MYH, Jeenah F. Factors associated with relapse in schizophrenia. South Afr J Psychol [serial on the internet]. 2008; 14(2) [cited 2013 Apr 25]. Available from: www.ajol.info/index.php/sajpsys/article.

5. Kritzinger J, Swarts L, Mall S, Asmal L. Family therapy for schizophrenia in South African contex : challenges and path ways to implementation. South African Journal of Psychology. 2001; 41(2): 140-6.

6. Izzudin A. Konsultasi dan integrasi pelayanan psikiatri: membunuh keluarga sendiri. 2005 [diakses tanggal 29 Desember 2011]. Diunduh dari: www.suaramerdeka.com.

7. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis psikiatri. Kusuma W, penterjemah. Edisi 1. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.

8. Dorland. Ilustrated medical dictionary: kamus kedokteran. Jakarta: EGC; 2002

9. Ucok A, Polat A, Cakir S, Genc A. One year outcome in first episode schizophrenia. Eur Arch of Psych Clin Neurosci [serial on the internet]. 2006; 256: 37-43 [cited 2012 Jun 21]. Available from: www.ncbi.- nlm.nih.gov/pubmed.

10. Hawari D. Pendekatan holistik pada gangguan jiwa skizofrenia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.

11. Wicaksana I, Jalil A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan pasien skizofrenia di RSJ. Prof. Dr. Soeroyo Magelang. 2007 [diakses tanggal 5 April 2012]. Diunduh dari: www. pdskijaya.org/abstrak /free%20paper.

12. Christy LM. Relapse in scizophrenia. Med Bull [serial on the internet]. 2011; 16 (5): 8-9 [cited 2013 Apr 25]. Available from: www.fmshk.org/- database/article/03mb2.19.pdf.

13. Patonah S. Hubungan dukungan keluarga dan relapse pada penderita skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Mantup Lamongan. Jurnal Penelitian Akademi Kesehatan Rejekwesi Bojonegoro [online]. 2012; 6 (3) [diakses tanggal 21 April 2013]. Diunduh dari: www.journalakes.- files.wordpress.com.

14. Nurdiana S, Umbransyah. Peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan klien skizofrenia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 2007; 3 (1): 41-7.

15. Ryandini FR, Saraswati SH, Meikawati W. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan. 2011; 1(4): 205-15.

16. Keliat BA. Peran serta keluarga dalam perawatan klien dengan gangguan jiwa. Jakarta: EGC; 1996.

17. Magaru M. Knowledge, attitude and practices of caragives of patients with schizophrenia in Port Moresby, Papua New Guinea. Pacific J Med Sci [serial on the internet]. 2012; 10 (1) [cited 2013 Apr 25]. Available from: www.pacjmedsci.com.

18. Wulansih S, Widodo A. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dengan kekambuhan pada skizofrenia di RSJD Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan. 2008; 1(4): 181-6.

19. Arif IS. Skizofrenia: memahami dinamika keluarga pasien. Bandung: PT. Refika Aditama; 2006.

20. Kaplan & Sadock’s. Comprehensive textbook of psychiatry. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2009.

21. Ingrom IM, Timbury GC. Catatan kuliah psikiatri. Adianto P, penterjemah. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 1995.

22. Asmal L, Mall S, Kritzinger J, Chiliza B, Emsley R. Family therapy for schizophrenia: cultural challenger and implementation barrier ini the South African context. Afr J Psych [serial on the internet]. 2011; 14: 367-71 [cited 2013 Apr 25]. Available from: www.ajop.co.za/journals/Nov2011/Familytherapy.pdf.

Included in

Public Health Commons

Share

COinS