Abstract
Angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi, kematian neonatal 50% terjadi pada bayi berat lahir rendah (BBLR) dan lebih dari 50% kematian bayi adalah kematian neonatal dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor antenatal care (ANC), status imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil, anemia pada saat hamil, berat lahir, status paritas, dan status hipotermia terhadap kematian neonatal dini. Penelitian meng- gunakan desain penelitian case control di Rumah Sakit Bersalin Kota Makassar dengan sampel 40 kasus dan 120 kontrol. Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian kematian neonatal dini meliputi ANC (nilai p = 0,000; odds ratio, OR = 7,333; CI 95% = 2,966 - 18,129), status imunisasi TT (nilai p = 0,000; OR = 19,205; CI 95% = 7,902 - 46,678), anemia ibu hamil (nilai p = 0,000; OR = 32,818; CI 95% = 7,549 -142,674), berat lahir (nilai p = 0,000; OR = 122,212; CI 95% = 32,324 - 462,068), status paritas (nilai p = 0,000; OR = 5,537; CI 95% = 2,029 - 15,111), status asfiksia (nilai p = 0,000; OR = 8,197; CI 95% = 0,452 - 2,745). Status hipotermia bukan merupakan faktor risiko kematian neonatal dini (nilai p = 0,815; OR = 1,114; CI 95% = 3,646 - 18,428). Hasil uji regresi logistik ganda menemukan bahwa berat lahir bayi merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kematian neonatal dini (nilai p = 0,000).
Infant mortality rate in Indonesia is still high. Fifty percent of the neonatal mortality occurred among low birth weight infants (LBWI) and neonatal mortality within 7 days of life accounted for 50% of total infant mortalities. This study was aimed to examine the extent of early neonatal mortality risk by antenatal care (ANC), Tetanus Toxoid (TT) immunization status of pregnant women, anemia during pregnancy, birth weight of neonatal, parity status, and hypothermia status. This study was a case control study with direct interview to respondents, conducted in the Maternity Hospital of Makassar with 40 cases and 120 controls. Samples were selected by purposive sampling. Study results indicated that risk factor of early neonatal mortality were ANC (p value = 0,000; odds ratio, OR = 7,33; CI 95% = 2,966 - 18,129), TT immunization status (p value = 0,000; OR = 19,205; CI 95% = 7,902 - 46,678), pregnancy anemia (p value = 0,000; OR = 32,818; CI 95% = 7,549 - 142,674), birth weight (p value = 0,000; OR = 122,212; CI 95% = 32,324 - 462,068), parity status (p value = 0,000; OR = 5,537; CI 95% = 2,029 - 15,111), asphyxia status (p value = 0,000; OR = 8,197; CI 95% = 0,452 - 2,745), whereas hypothermia status (p value = 0,815; OR = 1,114; 0,452 - 2,745) was not a risk factor. Results of logistic regression multivariate analysis indicated that infant’s birth weight was the most risk factor of early neonatal mortality (p value = 0,000). Specific surveillance program for high risk neonatal needed to be arranged in all health centers.
References
- Suryatni. Faktor risiko kejadian neonatal dini pada bayi BBLR di RSUD Pekanbaru Riau. 2004.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pencapaian target MDGs di provinsi binaan direktorat jenderal bina gizi dan KIA (Jawa Tengah, Banten, dan Papua Barat) tahun 2010. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA; 2011.
- Lubis Z. Status gizi ibu hamil serta pengaruhnya terhadap bayi yang dilahirkan. Bogor: Laporan Penelitian Institut Pertanian Bogor; 2003.
- Lemeshow S. Besar sampel dalam penelitian kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 1997.
- Anwar MC. Hubungan kualitas pemeriksaan antenatal dengan kematian perinatal: studi kasus di Kabupaten Banyumas. Semarang: Institutional Repository Diponegoro University. Diunduh dari: http://www.eprints. undip.ac.id/18374.
- Manuaba I. Kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.
- Puri M, Malla K, Aryal DR, Shrestha M, Hulton L, Pradhan AS. Support to safe motherhood programme Nepal: a part of government of Nepal national safe motherhood programme (NNSMP). Maternal and perinatal death review in Nepal. 2008 January. Available from: http://www.safemotherhood.org.np/pdf/100Maternal%20and %20Perinatal%20Death%20Review%20in%20Nepal.pdf.
- Yunus M. Faktor risiko kematian neonatal di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Kendari; 2008.
- Shrestha S, Sharma S, Upadhyay S, Rijal P. Perinatal mortality audit. Nepal Medical College Journal. 2010; 12 (4): 257–9. Available from: http://www.nmcth.edu /images/gallery/Editorial/6fZYfs _shrestha.pdf
- Widjanarko B. Anemia dalam kehamilan. 2011. Available from: http://www.reproduksiumj.blogspot.com/2011/09/anemia-dalam-kehamilan.html.
- Bari MI, Ullah MA, Khatun M. Morbidity and mortality of low birth weight baby. The Journal of Teachers Association RMC, Rajshahi. 2008; 21 (1). Available from: http://www.banglajol.info/index.php/TAJ/article/ download/3216/2702.
- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Deteksi dini komplikasi persalinan. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2006.
- Manuaba. Ilmu kebidanan, kandungan, dan KB. Jakarta: EGC; 2008.
- World Health Organization. Intervention to prevent hypothermia at birth in preterm and/or low birth weight infants. RHL the WHO Reproductive Health Library. 2010.
- World Health Organization. Report of working group on anemia. Geneva: WHO Report; 1992; 17020.
- United Republic of Tanzania. Situation analysis of newborn health in Tanzania. 2009. Available from: http://www.public.maildirect.se /30/984400ac-d9e4-4f7a-b54d-4f87249280e6/Documents/ TanzaniaSitAn-red.pdf.
Recommended Citation
Abdullah AZ , Naiem M , Mahmud NU ,
et al.
Faktor Risiko Kematian Neonatal Dini di Rumah Sakit Bersalin.
Kesmas.
2012;
6(6):
283-288
DOI: 10.21109/kesmas.v6i6.83
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/kesmas/vol6/iss6/8