Abstract

Gizi kurang dan gizi buruk merupakan penyebab kematian sekitar 55% anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia. Kelompok usia 6 – 24 bulan merupakan masa kritis anak karena selain merupakan periode pertumbuhan kritis juga karena kegagalan tumbuh mulai terlihat. Tujuan penelitian ini adalah menilai faktor risiko gizi buruk anak usia 6 – 24 bulan dalam upaya mengendalikan pencegahan dan pengendalian gizi buruk. Penelitian menggunakan rancangan studi kasus kontrol pendekatan retrospektif. Faktor risiko yang berpengaruh adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan (odds ratio, OR = 12,5), penyakit infeksi (OR = 4,04), pola asuh makan (OR = 4,8); dan pendapatan keluarga (OR = 5,8). Peningkatan status gizi anak diupayakan dengan meningkatkan peran posyandu dan ibu dalam upaya pencegahan penyakit infeksi serta mensosialisasikan menu gizi seimbang agar anak dapat tumbuh dan kembang secara optimal.

Malnutrition is the cause of death of about 55% of children under the age of five worldwide. A critical period happen on children aged between 6 and 24 months because those ranges of age groups indicate extremely serious condition regarding their growth. The objective of this research was to identify risk factors for the occurrence of malnutrition on children between 6 and 24 months at the Health Center of Kembaran I, Banyumas Regency as an effort to develop a model for controlling them. This research used a case control design with a retrospective approach towards eighty-six children. Data was analyzed using univariate, bivariate and multivariate (logistic regression) methods The risk factors that influenced to the occurrence of malnutrition were the use of health services (odds ratio, OR = 12,5); infectious diseases (OR = 4,04); eating pattern (OR = 4,8); and family income (OR = 5,8). As a suggestion, to improve a nutrition status on children, it needs to increase roles of an integrated services post and roles of mothers as efforts to prevent infectious diseases and socialize balanced nutrition menu to achieve a child’s growth and development optimally.

References

  1. Malik A. Gizi buruk tewaskan 3,5 juta balita per tahun. 2008 [diakses tanggal 20 Juni 2010]. Diunduh dari: http://www.lifestyle.okezone.com.
  2. Anwar A. Review peningkatan penggunaan ASI dan MP ASI. Bogor; 2000.
  3. Latief D, Falah TS, Sumawang. Program ASI eksklusif dan makanan pendamping Air Susu Ibu (MP ASI). Proceedings diskusi pakar bidang gizi tentang ASI, MP ASI, Antropometri dan BBLR. Cipanas; 2000.
  4. Schroeder DG. Malnutrition. In: Samba RD, Bluem MWL, editors. Nutrition and health in development countries. Tatawa: New Jersey Humania Press; 2001.
  5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana aksi nasional pangan dan gizi 2006 – 2010. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 2007.
  6. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Profil kesehatan Kabupaten Banyumas 2008. Purwokerto: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas; 2009.
  7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar (riskesdas) 2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2008.
  8. Fatmah. Pengetahuan dan praktek keluarga sadar gizi ibu balita. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2010; 4 (4): 162-71.
  9. Thaha AR. Pengaruh musim terhadap pertumbuhan anak keluarga nelayan [disertasi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 1995.
  10. Achadi E, Arifah S, Muslimatun S, Anggondowati T, Setiarini A. Efektivitas program fortifikasi minyak goreng dengan vitamin A terhadap status gizi anak sekolah di Kota Makasar. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2010; 4 (6): 255-61.
  11. Kusin JA, Kardjati S. Maternal and child nutrition in Madura, Indonesia. Amsterdam: Royal Tropical Institute the Netherlands; 1994.
  12. Dewey KG, Bohem RJ, Brown KH, Rivera LL. Age to introduction of complementary foods and grown of term, infants birth weight, breastfeeding infant: a randomized interventon in Honduras. Am J. Cin. Nutr. 1999; 69: 679-86.
  13. Sartika RAD. Analisis pemanfaatan program pelayanan kesehatan status gizi balita. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2010; 5 (2): 76-83.
  14. Soekirman. Ilmu gizi dan aplikasinya. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional; 2001.
  15. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ketahanan pangan dan gizi di era otonomi daerah dan globalisasi. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi VIII. Jakarta; 2004.
  16. Aminuddin, Zulkifli A, Djafar N. Peningkatan peran posyandu partisipatif melalui pendampingan dan pelatihan upaya pemantauan pertumbuhan dan masalah gizi balita di Bone, Sulawesi Selatan. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2011; 5 (5): 201-5.
  17. Darmadji S. Perkembangan anak balita: program bina keluarga dan balita buku IV. Jakarta: Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita; 1993.
  18. Engle P. Care and child nutrition. Procedings of the International Nutrition Conference (ICN). New York: United Nations Children’s Fund; 1992.
  19. Rahardjo S, Kusumawati E. Perbedaan pola asuh makanan, pola asuh kesehatan, dan pengetahuan gizi pada balita dengan status gizi gemuk, normal, dan kurus (studi di Puskesmas II Sumbang Kabupaten Banyumas). Purwokerto: Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman; 2009.

Included in

Nutrition Commons

Share

COinS