Abstract

Tingkat pemakaian kontrasepsi hormonal oleh akseptor Keluarga Berencana di kelurahan Muktiharjo Kidul kota Semarang yang tinggi diduga merupakan dampak tidak diberikannya informasi yang luas tentang kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi dan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan kualitas pelayanan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal pada pasangan usia subur di kelurahan Muktiharjo Kidul. Jenis penelitian adalah explanatory study dengan pendekatan cross sectional yang dianalisis secara deskriptif. Penarikan sampel dilakukan secara acak dari populasi pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi di kelurahan Muktiharjo Kidul kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi hormonal dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik dan pelayanan yang berkualitas. Statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan kualitas pelayanan dengan pemilihan alat kontrasepsi.

The high level of hormonal contraceptive using by Family Planning acceptor in Muktiharjo, Kidul, Semarang, suspectedly caused by lackness of information given about advantages and disadvantages of contraceptives and high quality of service. This research conducted to identify relationship of knowledge and service quality in selecting hormonal contraceptives on reproductive age couple in Muktiharjo, Kidul. The type of the research is explanatory study uses cross sectional approach and descriptive analysis. Sample are collected randomly from reproductive age couple which use hormonal contraceptives in Muktiharjo, Kidul, Semarang. This study result that productive age couple using hormonal contraceptives prevalence affected by good knowledge and high quality service. Statistics show that there is a relationship between knowledge and service quality in the matter of selecting contraceptives.

References

  1. Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan. Survei demografi dan kesehatan. Jakarta: Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan; 2007.
  2. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah. Evaluasi program keluarga berencana Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah; 2010.
  3. Kecamatan Pedurungan. Laporan program keluarga berencana petugas keluarga berencana Pedurungan. Semarang: Kecamatan Pedurungan; 2009.
  4. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Informasi pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 1999.
  5. Djamal FR. Pengaruh motivasi dan pelayanan keluarga berencana terhadap penerimaan alat kontrasepsi dan hubungan dengan fertilitas. Padang: Pusat Studi Kependudukan Universitas Andalas; 1986.
  6. Notoatmojo S. Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan. Yogyakarta: Andi Off Set; 2007.
  7. Daniel. Applied statistics nonparametric. New York: John Willey and Sons Inc.; 1989.
  8. Green L. Health education planning and diagnostic approach. California: Mayfield Publishing; 1980.
  9. Kurniawan UK, Pratomo H, Bachtiar A. Kinerja penyuluhan keluarga berencana di Indonesia: pedoman pengujian efektivitas kinerja pada era desentralisasi. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2010; 5 (1): 3-8.
  10. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Panduan pelaksanaan jaminan mutu pelayanan keluarga berencana: aspek manajemen program. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 1999.
  11. Supriyoko. Gerakan keluarga berencana nasional melalui koperasi unit desa. Daerah Istimewa Yogyakarta: Lembaga Studi Pembangunan Indonesia bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta; 1994.
  12. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Gerakan keluarga berencana dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 1998.
  13. Wilopo AS. Dari konsep ke persepsi wanita terhadap kualitas pelayanan kontrasepsi: studi kasus di Yogyakarta. Jakarta: Pusat Pranata Pembangunan Universitas Indonesia; 1995.
  14. Tukiran. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada; 1996.
  15. Widaningrum A. Kualitas pelayanan keluarga berencana dalam perspektif klien. Yogyakarta: Ford Foundation dan Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada; 1999.

Share

COinS