Abstract

Masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia kini adalah status kesehatan masyarakat yang rendah, antara lain ditandai dengan angka kematian ibu dan bayi yang tinggi serta masih banyak indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang belum ideal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan pelayanan KIA. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional, data faktor predisposisi dikumpulkan dari 550 orang responden yang tersebar di 4 kabupaten/kota dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya, data faktor determinan yang lain dikumpulkan dengan wawancara pada informan antara lain kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan kepala subdinas kesehatan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan faktor predisposisi yang berhubungan dengan pelayanan KIA yaitu sikap responden, pengaruh orang yang memutuskan pemilihan pelayanan kesehatan dalam keluarga, serta pengetahuan responden terkait pelayanan KIA. Diketahui juga bahwa masih banyak kepercayaan masyarakat terkait aspek KIA yang belum sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Faktor pemungkin yang berhubungan dengan pelayanan KIA antara lain distribusi tenaga kesehatan masih belum merata, kualitas ketenagaan pemberi pelayanan KIA belum ideal, dan sarana pendukung pelayanan belum memadai. Faktor pendorong yang berhubungan dengan pelayanan KIA antara lain belum ada kebijakan daerah sebagai acuan, dana pendukung pelayanan belum memadai serta kuantitas kegiatan yang seharusnya dilakukan secara lintas sektoral masih banyak yang belum terealisasi dan belum optimal.

The current issue of health in Indonesia is the low status of public health, among others, characterized by high rates of maternal and infant mortality and many indicators of maternal and child health (MCH) services that have not been ideal yet. This study aims to determine the factors associated with problems of MCH services. This design used in this research is cross sectional. Predisposing factor data were collected from 550 respondents who were scattered in four districts using a questionnaire. Furthermore, another determinant factor data were collected by interviewing the informants, among others, chief of district health department, Head of Sub Office of Family Health. The results showed that the predisposing factors associated with MCH services is the attitude of the respondent, the influence of people who make decisions in family health care, respondents’ knowledge related to MCH services. Please also note that there are still many aspects of MCH related public trust that has not been in accordance with the values of health. Enabling factors associated with MCH services including the distribution of health workers is still not equitable, quality of MCH service workforce has not been ideal and service support facilities have been inadequate. Reinforcing factors associated with MCH services, among others, the lack of regional policy as a benchmark, the fund has not been adequate support services, the quantity of activities that should be done across sectors is still much that has not been realized and is still not optimal.

References

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ibu selamat, bayi sehat, suami siaga. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2009 [diakses tanggal 3 Februari 2010]. Diunduh dari: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/790-ibu-selamat-bayi-sehat-suami-siaga.html.
  2. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Profil kesehatan Provinsi Riau tahun 2007. Riau: Dinas Kesehatan Provinsi Riau; 2007.
  3. Marpaung FV. Pengaruh faktor predisposisi, pendukung, dan pendorong terhadap pemanfaatan penolong persalinan oleh ibu di wilayah kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2010 [skripsi]. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2010.
  4. Rahman KMM. Determinants of maternal health care ytilization in Bangladesh. Research Journal of Applied Science. 2009; 4 (3): 113-9.
  5. Setyaningsih S. Pengaruh interaksi, pengetahuan, dan sikap terhadap praktik ibu dalam pencegahan anemia gizi besi balita di Kota Pekalongan tahun 2008 [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008.
  6. Juliwanto. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan memilih penolong persalinan pada ibu hamil di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2008 [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2009.
  7. Azwar S. Sikap manusia, teori, dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset; 2000.
  8. Musadad A, Rachmalina, Rahajeng E. Pengambilan keputusan dalam pertolongan persalinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2003 [diakses tanggal 2 November 2009]. Diunduh dari: http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/Anwar2_1.pdf.
  9. Danfort EJ, Kruk ME, Rockers PC, Mbaruku G, Galea S. Household decision-making about delivery in health facilities: evidence from Tanzania. International Centre For Diarrhoeal Disease Research Bangladesh. J Health Popul Nutr. 2009; 27 (5): 696-703.
  10. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan: teori dan aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2005.
  11. Fuadi A. Tinjauan yuridis pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati Kabupaten Grobogan [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhamadiyah; 2009.
  12. Sari RW. Hubungan karakteristik ibu hamil, ketersediaan sarana, dan kualitas pelayanan dengan tingkat pemanfaatan posyandu [skripsi]. 2007.
  13. Asfian. Analisis pemanfaatan pedoman kerja bidan dalam pengelolaan program KIA KB di Puskesmas Kota Pontianak [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008.
  14. Azwar A. Menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan; 1999.
  15. Siahaan. Analisis pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. 2010 (diakses tanggal 14 Desember 2010). Diunduh dari: http://reposi-

Share

COinS